26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

AP II Tetap Optimis Hadapi Pandemi Covid-19

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II (Persero) menginjak usia ke-37 tahun. Sejarah lahirnya AP II ini, diawali dari dibentuknya Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng pada 1984.

MODERN: Bandar Kualanmu yang memiliki fasilitas modern.

Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng kemudian berganti nama menjadi Bandara Soekarno-Hatta yang pada 1985 membuka satu terminal yakni Terminal 1. Lalu, pada 1992 bandara terbesar di Indonesia ini membuka Terminal 2.

Pada 2016, Terminal 3 dibuka di mana, ini adalah terminal penumpang pesawat terbesar dan termodern di Indonesia dengan luas lebih dari 400.000 meter persegi dan berkapasitas 25 juta penumpang/ tahun.

Adapun pada 2015, jumlah bandara yang dikelola AP II sebanyak 13 bandara dan kemudian hanya dalam waktu 5 tahun bertambah 7, sehingga pada 2021 di usia yang ke-37 ini perseroan mengelola total 20 bandara yang ada di Sumatera (12 bandara), lalu Jawa (6 bandara) dan Kalimantan (2 bandara).

“Bermula dari mengelola Bandara Soekarno-Hatta, AP II melalui sejumlah perjalanan transformasi, mempertahankan konsistensi untuk terus tumbuh dengan semangat kolaborasi dan kerja keras hingga kini mengelola 20 bandara dengan terus menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan,” ungkap Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, melalui siaran persnya yang diterima Sumut Pos di Medan, Minggu (15/8).

Dia menambahkan, peningkatan usaha AP II tidak lepas dari implementasi konsep Adjacent Business, yang dapat diartikan ??perseroan menciptakan pasar baru melalui lini bisnis baru. Misalnya, di bidang properti, digital business, hingga strategic partnership.

“Melalui perluasan usaha, AP II tidak hanya bergantung bisnis aeronautika saja tetapi juga memiliki bisnis non-aeronautika yang dapat diandalkan,” jelasnya.

“Sejalan dengan berkembangnya bisnis, infrastruktur, dan layanan, bandara-bandara AP II mendapat berbagai pengakuan. Salah satunya terus membaiknya peringkat Bandara Soekarno-Hatta di daftar Top 100 World’s Best Airport dari Skytrax,” paparnya.

Pada 2016, jelasnya, Bandara Soekarno-Hatta berada di peringkat 63, lalu naik ke peringkat 44 (2017), peringkat 45 (2018), peringkat 40 (2019), peringkat 35 (2020), dan pada 2021 naik ke peringkat 34.

“Dibutuhkan hanya dalam waktu 5 tahun, Bandara Soekarno-Hatta dapat melompat sekitar 30 peringkat hingga kini ada di posisi 34. Kami yakin pada tahun-tahun mendatang peringkat ini akan terus membaik seiring dengan transformasi yang dijalani,” sebutnya.

Adapun AP II, terang Awaluddin, kini tengah menjalani transformasi digital yaitu Transformation 1.0 (2016-2020) dan saat ini Transformation 2.0 (2020-2024) yang mengambil tema The Great SHIFT 2024 guna fokus membuat perusahaan semakin adaptif terhadap global megatrends.

Di tengah transformasi yang sedang dijalani, lanjutnya, AP II menghadapi tantangan terberat sepanjang masa bagi sektor penerbangan global, yakni pandemi Covid-19.

“Bertepatan dengan HUT ke-37 ini, AP II menggelorakan semangat ‘Sinergi Aviasi Bakti Negeri’, memberikan semangat bersinergi yang telah dilakukan selama ini kepada seluruh ekosistem aviasi agar tetap optimis dalam menghadapi pandemi untuk berbakti kepada negeri,” tukasnya. (mag-1/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II (Persero) menginjak usia ke-37 tahun. Sejarah lahirnya AP II ini, diawali dari dibentuknya Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng pada 1984.

MODERN: Bandar Kualanmu yang memiliki fasilitas modern.

Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng kemudian berganti nama menjadi Bandara Soekarno-Hatta yang pada 1985 membuka satu terminal yakni Terminal 1. Lalu, pada 1992 bandara terbesar di Indonesia ini membuka Terminal 2.

Pada 2016, Terminal 3 dibuka di mana, ini adalah terminal penumpang pesawat terbesar dan termodern di Indonesia dengan luas lebih dari 400.000 meter persegi dan berkapasitas 25 juta penumpang/ tahun.

Adapun pada 2015, jumlah bandara yang dikelola AP II sebanyak 13 bandara dan kemudian hanya dalam waktu 5 tahun bertambah 7, sehingga pada 2021 di usia yang ke-37 ini perseroan mengelola total 20 bandara yang ada di Sumatera (12 bandara), lalu Jawa (6 bandara) dan Kalimantan (2 bandara).

“Bermula dari mengelola Bandara Soekarno-Hatta, AP II melalui sejumlah perjalanan transformasi, mempertahankan konsistensi untuk terus tumbuh dengan semangat kolaborasi dan kerja keras hingga kini mengelola 20 bandara dengan terus menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan,” ungkap Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, melalui siaran persnya yang diterima Sumut Pos di Medan, Minggu (15/8).

Dia menambahkan, peningkatan usaha AP II tidak lepas dari implementasi konsep Adjacent Business, yang dapat diartikan ??perseroan menciptakan pasar baru melalui lini bisnis baru. Misalnya, di bidang properti, digital business, hingga strategic partnership.

“Melalui perluasan usaha, AP II tidak hanya bergantung bisnis aeronautika saja tetapi juga memiliki bisnis non-aeronautika yang dapat diandalkan,” jelasnya.

“Sejalan dengan berkembangnya bisnis, infrastruktur, dan layanan, bandara-bandara AP II mendapat berbagai pengakuan. Salah satunya terus membaiknya peringkat Bandara Soekarno-Hatta di daftar Top 100 World’s Best Airport dari Skytrax,” paparnya.

Pada 2016, jelasnya, Bandara Soekarno-Hatta berada di peringkat 63, lalu naik ke peringkat 44 (2017), peringkat 45 (2018), peringkat 40 (2019), peringkat 35 (2020), dan pada 2021 naik ke peringkat 34.

“Dibutuhkan hanya dalam waktu 5 tahun, Bandara Soekarno-Hatta dapat melompat sekitar 30 peringkat hingga kini ada di posisi 34. Kami yakin pada tahun-tahun mendatang peringkat ini akan terus membaik seiring dengan transformasi yang dijalani,” sebutnya.

Adapun AP II, terang Awaluddin, kini tengah menjalani transformasi digital yaitu Transformation 1.0 (2016-2020) dan saat ini Transformation 2.0 (2020-2024) yang mengambil tema The Great SHIFT 2024 guna fokus membuat perusahaan semakin adaptif terhadap global megatrends.

Di tengah transformasi yang sedang dijalani, lanjutnya, AP II menghadapi tantangan terberat sepanjang masa bagi sektor penerbangan global, yakni pandemi Covid-19.

“Bertepatan dengan HUT ke-37 ini, AP II menggelorakan semangat ‘Sinergi Aviasi Bakti Negeri’, memberikan semangat bersinergi yang telah dilakukan selama ini kepada seluruh ekosistem aviasi agar tetap optimis dalam menghadapi pandemi untuk berbakti kepada negeri,” tukasnya. (mag-1/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/