30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tembus Pasar Internasional, Sapu Lidi Diekspor ke India Senilai 23.250 Dolar AS

SUMUTPOS.CO – Sapu lidi asal Sumatera Utara menembus pasar internasional. Sapu lidi yang dipandang sebelah mata ini diekspor ke India untuk tahap awal sebanyak 50 ton dengan nilai 23.250 dolar AS.

ilustrasi Ekspor

“Ekspor perdana lidi Sumut, pengiriman pertama dilakukan awal November dan selanjutnya Desember” ungkap eksportir lidi asal Sumut, Rianto Aritonang, dalam keterangan tertulis, Senin (16/11).

Rianto menjelaskan pihaknya melakukan ekspor sapu lidi dengan bahan baku lidi nipah dan lidi sawit. Kemudian, masing-masing kontrak ekspornya sebanyak 50 ton dan 75 ton. Angka yang baik dalam pengembangan ekspor di Sumut.

“Kontrak ke depan senilai 51.750 dolar AS. Untuk sementara, ekspornya masih ke India dan selanjutnya ke Pakistan dan Nepal,” jelas Rianto.

Selain itu, sapu lidi akan menebus pasar ekspor ke Nepal dengan total 25 ton. Dalam dekat akan dikirim. Rinto mengatakan kebutuhan sapu lidi di negara tersebut besar.

“Peluang ekspor lidi kelapa sawit dan nipah masih sangat besar. Terutama India, Nepal dan Pakistan masih cukup besar. Karena kebudayaan mereka mirip,” ungkap Rianto.

Adapun ketersediaan bahan baku atau lidi itu dalam negeri khususnya Sumut, Riau, Jambi dan Aceh cukup banyak karena ada perkebunan kelapa sawit dan kelapa.

“Perusahaan mengambil lidi itu dari petani dan pedagang pengumpul,” ujar Rianto.

Dia menyebutkan, harga lidi nipah lebih mahal harganya dari lidi sawit. “Lidi yang diekspor itu diinformasikan untuk kebutuhan rumah tangga termasuk untuk hiasan,” ujar Rianto.

Tenaga Ahli Bidang Akses Kepabeanan dan Prosedur Ekspor-Free Trade Agreemen (FTA) Center Medan, Irsan Lubis, menyebutkan, FTA Center Medan terus mengedukasi dan membantu pengusaha berbagai produk untuk bisa memasuki pasar ekspor.

Produk asal Sumut sangat besar peluangnya untuk memasuki pasar ekspor sehingga pengusahanya, ujar Isan perlu mendapat bimbingan. FTA Center merupakan proyek percontohan di bawah pengawasan Kementerian Perdagangan didirikan tahun 2018.

FTA dibentuk untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan dan menggenjot ekspor lewat perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement). FTA Center berperan untuk memberikan pelayanan konsultasi, edukasi, dan advokasi tentang perjanjian perdagangan bebas.

“FTA Center mendorong masyarakat dan dunia usaha memahami dan memanfaatkan FTA untuk mengembangkan usaha dan menembus pasar global, ” tandasnya.(gus/ram)

SUMUTPOS.CO – Sapu lidi asal Sumatera Utara menembus pasar internasional. Sapu lidi yang dipandang sebelah mata ini diekspor ke India untuk tahap awal sebanyak 50 ton dengan nilai 23.250 dolar AS.

ilustrasi Ekspor

“Ekspor perdana lidi Sumut, pengiriman pertama dilakukan awal November dan selanjutnya Desember” ungkap eksportir lidi asal Sumut, Rianto Aritonang, dalam keterangan tertulis, Senin (16/11).

Rianto menjelaskan pihaknya melakukan ekspor sapu lidi dengan bahan baku lidi nipah dan lidi sawit. Kemudian, masing-masing kontrak ekspornya sebanyak 50 ton dan 75 ton. Angka yang baik dalam pengembangan ekspor di Sumut.

“Kontrak ke depan senilai 51.750 dolar AS. Untuk sementara, ekspornya masih ke India dan selanjutnya ke Pakistan dan Nepal,” jelas Rianto.

Selain itu, sapu lidi akan menebus pasar ekspor ke Nepal dengan total 25 ton. Dalam dekat akan dikirim. Rinto mengatakan kebutuhan sapu lidi di negara tersebut besar.

“Peluang ekspor lidi kelapa sawit dan nipah masih sangat besar. Terutama India, Nepal dan Pakistan masih cukup besar. Karena kebudayaan mereka mirip,” ungkap Rianto.

Adapun ketersediaan bahan baku atau lidi itu dalam negeri khususnya Sumut, Riau, Jambi dan Aceh cukup banyak karena ada perkebunan kelapa sawit dan kelapa.

“Perusahaan mengambil lidi itu dari petani dan pedagang pengumpul,” ujar Rianto.

Dia menyebutkan, harga lidi nipah lebih mahal harganya dari lidi sawit. “Lidi yang diekspor itu diinformasikan untuk kebutuhan rumah tangga termasuk untuk hiasan,” ujar Rianto.

Tenaga Ahli Bidang Akses Kepabeanan dan Prosedur Ekspor-Free Trade Agreemen (FTA) Center Medan, Irsan Lubis, menyebutkan, FTA Center Medan terus mengedukasi dan membantu pengusaha berbagai produk untuk bisa memasuki pasar ekspor.

Produk asal Sumut sangat besar peluangnya untuk memasuki pasar ekspor sehingga pengusahanya, ujar Isan perlu mendapat bimbingan. FTA Center merupakan proyek percontohan di bawah pengawasan Kementerian Perdagangan didirikan tahun 2018.

FTA dibentuk untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan dan menggenjot ekspor lewat perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement). FTA Center berperan untuk memberikan pelayanan konsultasi, edukasi, dan advokasi tentang perjanjian perdagangan bebas.

“FTA Center mendorong masyarakat dan dunia usaha memahami dan memanfaatkan FTA untuk mengembangkan usaha dan menembus pasar global, ” tandasnya.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/