25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ekspetasi Neraca Perdagangan Berlebihan, Rupiah Melemah Lagi

Rupiah-Ilustrasi.

JAKARTA,SUMUTPOS.CO – Nilai tukar Rupiah kembali melemah pada penutupan Senin (17/9). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah berada pada level Rp14.859 per USD.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan, pelemahan itu terjadi lantaran ekspektasi pasar terhadap defisit neraca perdagangan Indonesia di Agustus 2018 terlalu berlebihan.

Kenyataanya, defisit neraca perdagangan periode Agustus 2018 malah tekor USD1,02 miliar. Meski mengalami sedikit perbaikan dibanding bulan lalu yang sebesar USD 2,03 miliar, namun ekspetasi pasar melebihi dosis perbaikan itu, sehingga Rupiah di pasar spot tertekan sepanjang perdagangan hari ini.

“Harapan pasar mungkin lebih dari itu dan kita tentu lihat seperti tadi bahwa butuh waktu karena tidak bisa langsung impor dipotong. Kita lihat prosesnya ada progres bagaimana defisit itu dari neraca perdagangan lebih kecil,” ujarnya dalam diskusi FMB 9, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9).

Meski rupiah melemah, Dody optimis kedepannya akan terjadi penguatan. Hal itu dipicu oleh perkiraan perbaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018.

“Yang penting kita lihat sekarang sisi tekanan ke rupiah dari neraca perdagangan seharusnya membaik karena kita membandingkan dengan bulan lalu, kecuali estimasi pasar lebih rendah defisitnya,” ucapnya.

Dia menambahkan pemerintah saat ini juga terus melakukan upaya dalam mendorong peningkatan ekspor dan mengurangi impor. Harapannya, defisit neraca perdagangan bisa lebih baik dan peningkatan ekspor terjadi.

“Kita masih punya upaya agar ekspor lebih tumbuh, khusuanya ekpsor manufaktur. Harusnya dengan dorongan rupiah yang sudah terdepresiasi bisa jadi faktor untuk lebih kompetitif dari sisi ekspor,” pungkasnya. (hap/JPC/ram)

Rupiah-Ilustrasi.

JAKARTA,SUMUTPOS.CO – Nilai tukar Rupiah kembali melemah pada penutupan Senin (17/9). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah berada pada level Rp14.859 per USD.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan, pelemahan itu terjadi lantaran ekspektasi pasar terhadap defisit neraca perdagangan Indonesia di Agustus 2018 terlalu berlebihan.

Kenyataanya, defisit neraca perdagangan periode Agustus 2018 malah tekor USD1,02 miliar. Meski mengalami sedikit perbaikan dibanding bulan lalu yang sebesar USD 2,03 miliar, namun ekspetasi pasar melebihi dosis perbaikan itu, sehingga Rupiah di pasar spot tertekan sepanjang perdagangan hari ini.

“Harapan pasar mungkin lebih dari itu dan kita tentu lihat seperti tadi bahwa butuh waktu karena tidak bisa langsung impor dipotong. Kita lihat prosesnya ada progres bagaimana defisit itu dari neraca perdagangan lebih kecil,” ujarnya dalam diskusi FMB 9, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9).

Meski rupiah melemah, Dody optimis kedepannya akan terjadi penguatan. Hal itu dipicu oleh perkiraan perbaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018.

“Yang penting kita lihat sekarang sisi tekanan ke rupiah dari neraca perdagangan seharusnya membaik karena kita membandingkan dengan bulan lalu, kecuali estimasi pasar lebih rendah defisitnya,” ucapnya.

Dia menambahkan pemerintah saat ini juga terus melakukan upaya dalam mendorong peningkatan ekspor dan mengurangi impor. Harapannya, defisit neraca perdagangan bisa lebih baik dan peningkatan ekspor terjadi.

“Kita masih punya upaya agar ekspor lebih tumbuh, khusuanya ekpsor manufaktur. Harusnya dengan dorongan rupiah yang sudah terdepresiasi bisa jadi faktor untuk lebih kompetitif dari sisi ekspor,” pungkasnya. (hap/JPC/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/