MEDAN – Ketua Ikatan Alumni Teknik Kimia (IKA TK) Universitas Sumatera Utara (Sumut) Ir H. Abdullah Rasyid ME menyebutkan, defisit listrik akan terus terjadi di Sumut selama pertumbuhan pembangkit listrik tidak sebanding dengan pertumbuhan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunna Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Tingginya pertumbuhan dan kebutuhan listrik di Sumut tak lepas dari terpilihnya Sumut sebagai lokasi unggulan program MP3EI yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembangkit listrik,” kata Staf Khusus Menteri Perekonomian itu kepada wartawan di Medan kemarin. Seperti yang dipaparkannya saat menjadi narasumber dalam acara Talk Show Mencari Puncak Benang Kusut Kelistrikkan di Sumut pada Reuni Akbar Alumni USU, Sabtu (14/12) lalu.
Rasyid yang kini maju sebagai calon legislatif DPR RI dari PAN di Dapil Sumut I nomor urut 4 itu memaparkan, berdasarkan dari data rencana pertumbuhan listrik di 2012, secara nasional realisasi pertumbuhan pembangkit listrik hanya bisa ter-cover 7,5 persen. Sementara kebutuhan pertumbuhan listrik mencapai 10 persen per tahun. Bahkan di Sumatera lebih tinggi lagi yaitu hingga 15 persen karena terkait adanya program MP3EI.
Begitu pun, lanjutnya, dalam penyelesaian krisis listrik di Sumut, masih ada harapan yaitu dengan pengadaan pembangkit yang baru sesuai dengan rencana program percepatan 10.000 MW Tahap I (FTP-1) Sumbagut. Melalui pembangunan 3 PLTU yakni, PLTU Nagan Raya di Aceh, PLTU Pangkalan Susu di Sumut, dan PLTU Teluk Sirih di Sumbar.
Terpisah, Pengamat Kelistrikan Sumatera Utara, Surya Tarmizi Kasim yang turut hadir di acara mengatakan, ke depan Pemerintah harus mendorong percepatan Pembangkit listrik di Pangkalansusu Kabupaten Lanbgkat, pwmbangkit di Naganraya, dan lain-lainnya agar dapat cadangan 40 persen.”Masyarakat juga harus membantu PLN dengan melakukan hemat listrik,” ujarnya. (ila)