JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di tengah persaingan ketat transportasi berbasis aplikasi, Moh Nizar Zahro dkk hadir dengan layanan ojek online alias ojol baru yang diberi nama Bonceng.
Platform besutan anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra sudah diluncurkan secara nasional di Lapangan Banteng, Jakarta, 28 Oktober 2019 lalu.
Di Madura, Jawa Timur, aplikasi Bonceng baru diluncurkan 15 November lalu di Bangkalan. Per hari ini, Senin (18/11), ojol yang hadir dalam warna Merah Putih tersebut mulai beroperasi di tiga wilayah lain di Pulau Garam, yakni Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
“Rencananya dalam waktu dekat, Bonceng Jawa Timur akan melebarkan sayap ke Kota Pahlawan, Surabaya,” kata Nizar yang juga CEO Bonceng Jawa Timur, kepada jpnn.com (Grup Sumut Pos), Senin (18/11).
Sebagai pendatang baru di dunia transportasi online, kata Nizar, aplikasi Bonceng punya perbedaan mendasar dengan pesaingnya yang sudah lebih dulu hadir seperti Grab dan Gojek, yakni 100 persen transaksi merupakan milik mitra driver alias tidak ada pemotongan. Calon driver pun cukup mengeluarkan uang Rp100 ribu saja untuk mendaftar.
“Driver cukup mendaftar 100 ribu biaya aplikasinya. Itu nanti berlaku setiap bulan per 1 Januari 2020. Dengan biaya sebegitu, driver sudah dapat jaket dan helm. Ini tidak potongan penumpang motor dan mobil, ini tentunya lebih menguntungkan bagi driver,” jelas Nizar.
Khusus Bonceng Jawa Timur, biaya bulanan selain pendaftaran Rp100 ribu pertama, digratiskan hingga 31 Desember 2019. Biaya bulanan dengan besaran yang sama baru efektif diberlakukan per 1 Januari tahun depan.
Selain itu, terkait tarif, Bonceng memberlakukan sistem cluster sesuai dengan radius jarak tempuh perjalanan yang sudah dikelompokkan. Tarif itu sudah dibulatkan seperti Rp5.000, Rp10.000, Rp15.000, Rp20.000 dan seterusnya.
“Secara umum besar tarifnya sama dengan ojol lain, yang membedakan di Bonceng ini transaksi dari tarif yang dikenakan tidak ada pemotongan. Seratus persen menjadi milik driver. Kami mengedepankan fairness, supaya adil,” jelasnya.
Dari sisi keamanan, Bonceng dilengkapi dengan Panic Button dengan icon lonceng selama dalam perjalanan. Fungsi tombol ini akan terhubung dengan Rumah Sakit, Puskesmas, Kantor Polisi hingga keluarga bila selama dalam perjalanan ada hal yang tidak diinginkan.
“Ini juga yang menjadi pembeda dengan aplikasi lain,” terang mantan politikus Senayan ini.
Kemudian, aplikasi Bonceng juga menerima pemesanan pengantaran dan penjemputan untuk waktu yang diinginkan dalam kurun waktu satu minggu. Hal ini memungkinan konsumen melakukan order hari ini untuk dijamput atau diantar hari berikutnya.
Ketua Umum Satria Gerindra ini juga menambahkan, secara nasional, Bonceng sudah memiliki 80 ribu driver. Hingga saat ini per harinya ada sekitar 400 calon pengemudi yang mendaftar.
Dari sisi layanan, aplikasi Bonceng tidak hanya menerima order ojol, tetapi juga mobil dan sebagainya.
“Sasaran pertama kami kota-kota besar dulu, Makassar, Medan dan ibu kota lain di 34 provinsi,” pungkasnya.(jpnn/ala)