30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Celah Perbesar Impor Ikan

BELAWAN- Himpunan Nelayan Seluruh Indoensia (HNSI) menyatakan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan berimbas terhadap pengeluaran nelayan dan jumlah pasokan ikan ke pasar. Pasalnya, porsi terbesar dari pengeluaran nelayan adalah ongkos pembelian BBM kapal untuk melaut.

Nelayan: Sejumlah nelayan sedang mempersiapkan keperluan untuk melaut  perairan Belawan, beberapa waktu lalu. Rencana pemerintah menetapan kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan berimbas  hasil tangkapan nelayan lokal . //Valdesz Junianto/ Sumut Pos
Nelayan: Sejumlah nelayan sedang mempersiapkan keperluan untuk melaut di perairan Belawan, beberapa waktu lalu. Rencana pemerintah menetapan kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan berimbas pada hasil tangkapan nelayan lokal . //Valdesz Junianto/ Sumut Pos

“Kami pastikan pasokan ikan dari nelayan lokal akan berkurang. Celah ini yang dijadikan pemerintah untuk memperbesar kran impor ikan,” ungkap Wakil Ketua DPC HNSI kota Medan, Abdul Rahman, Rabu (19/6).

Dampak lain dari naiknya harga BBM bagi nelayan adalah kebutuhan sehari-hari keluarga nelayan tidak bisa tercukupi yang memunculkan ancaman kekurangan gizi. Anak-anak nelayan bisa putus sekolah dan tak mampu berobat.

“Dampak terbesar dari kenaikan harga BBM subsidi ini akan dirasakan langsung oleh nelayan.

Kami berharap pemerintah batal menaikkan harga solar subsidi bagi nelayan. Hemat kami Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan pemerintah tak akan berpengaruh terhadap kesejahteraan nelayan. Lagi pula itu sifatnya sementara,” katanya.
Rahman mencermati rencana menaikkan harga saja dudaj direspons pasar secara negatif, seperti mulai berembusnya isu kenaikan harga kebutuhan pokok dan kelangkaan BBM.

“Saat ini saja nelayan sulit mendapatkan solar. Akibatnya sejumlah kapal nelayan tak bisa melaut. Di Belawan SPBN yang diperuntukan bagi nelayan justru mulai sering kehabisan stok solar bersubsidi,” ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Sumut Pos dari Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan BKIPM Kelas I Medan tercatat, realisasi impor hasil perikanan selama Januari hingga Juni tahun ini mencapai 8,3 juta kilogram.

Dengan rincian, impor ikan pada Januari tahun lalu sekitar 1,1 juta kilogram (kg), Februari 2,1 juta kg, Maret 1,8 juta kg, April 1,05 juta kg, Mei 1,3 juta kg, dan sepanjang pertengahan bulan Juni sebanyak lebih dari 811.000 kg.

Pada 2012 lalu, lalu lintas impor ikan yang masuk ke Sumut melalui Pelabuhan Belawan mencapai 11,1 juta kilogram yang dipasok oleh 16 perusahaan importir, diantaranya CV Soon Ho, PT Golden Cup Seafood, CV Rezeki Kita, dan CV Karya Bakti. (rul)

BELAWAN- Himpunan Nelayan Seluruh Indoensia (HNSI) menyatakan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan berimbas terhadap pengeluaran nelayan dan jumlah pasokan ikan ke pasar. Pasalnya, porsi terbesar dari pengeluaran nelayan adalah ongkos pembelian BBM kapal untuk melaut.

Nelayan: Sejumlah nelayan sedang mempersiapkan keperluan untuk melaut  perairan Belawan, beberapa waktu lalu. Rencana pemerintah menetapan kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan berimbas  hasil tangkapan nelayan lokal . //Valdesz Junianto/ Sumut Pos
Nelayan: Sejumlah nelayan sedang mempersiapkan keperluan untuk melaut di perairan Belawan, beberapa waktu lalu. Rencana pemerintah menetapan kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan berimbas pada hasil tangkapan nelayan lokal . //Valdesz Junianto/ Sumut Pos

“Kami pastikan pasokan ikan dari nelayan lokal akan berkurang. Celah ini yang dijadikan pemerintah untuk memperbesar kran impor ikan,” ungkap Wakil Ketua DPC HNSI kota Medan, Abdul Rahman, Rabu (19/6).

Dampak lain dari naiknya harga BBM bagi nelayan adalah kebutuhan sehari-hari keluarga nelayan tidak bisa tercukupi yang memunculkan ancaman kekurangan gizi. Anak-anak nelayan bisa putus sekolah dan tak mampu berobat.

“Dampak terbesar dari kenaikan harga BBM subsidi ini akan dirasakan langsung oleh nelayan.

Kami berharap pemerintah batal menaikkan harga solar subsidi bagi nelayan. Hemat kami Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan pemerintah tak akan berpengaruh terhadap kesejahteraan nelayan. Lagi pula itu sifatnya sementara,” katanya.
Rahman mencermati rencana menaikkan harga saja dudaj direspons pasar secara negatif, seperti mulai berembusnya isu kenaikan harga kebutuhan pokok dan kelangkaan BBM.

“Saat ini saja nelayan sulit mendapatkan solar. Akibatnya sejumlah kapal nelayan tak bisa melaut. Di Belawan SPBN yang diperuntukan bagi nelayan justru mulai sering kehabisan stok solar bersubsidi,” ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Sumut Pos dari Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan BKIPM Kelas I Medan tercatat, realisasi impor hasil perikanan selama Januari hingga Juni tahun ini mencapai 8,3 juta kilogram.

Dengan rincian, impor ikan pada Januari tahun lalu sekitar 1,1 juta kilogram (kg), Februari 2,1 juta kg, Maret 1,8 juta kg, April 1,05 juta kg, Mei 1,3 juta kg, dan sepanjang pertengahan bulan Juni sebanyak lebih dari 811.000 kg.

Pada 2012 lalu, lalu lintas impor ikan yang masuk ke Sumut melalui Pelabuhan Belawan mencapai 11,1 juta kilogram yang dipasok oleh 16 perusahaan importir, diantaranya CV Soon Ho, PT Golden Cup Seafood, CV Rezeki Kita, dan CV Karya Bakti. (rul)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/