26 C
Medan
Monday, February 17, 2025

Anak Bangsa Desain Agya dan Ayla

JAKARTA- PT Astra International Tbk (ASII) menciptakan sejarah baru dalam industry otomotif di Indonesia. Menyambut regulasi pemerintah tentang Low Cost and Green Car (LCGC) perusahaan penguasa pangsa pasar penjualan otomotif di Indonesia itu memperkenalkan mobil Agya dan Ayla.

Agya yang bermakna Kecepatan (bahasa Sansekerta) akan berada di bawah naungan PT Toyota Astra Motor (TAM) dan Ayla artinya Cahaya akan menjadi produk andalan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dan keduanya merupakan anak usaha ASII. Berbeda dengan duet Avanza dan Xenia, dua produk baru ini meski masih dimentori oleh para principal dari Jepang namun sudah melibatkan putra bungsa dan tingkat kandungan komponen lokal (TKDN) mencapai 84 persen.

Atas dasar itu maka nama resmi dari keduanya adalah Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla. Itu tercermin dalam penyematan emblem-emblemnya. Logo di depan untuk Agya berbentuk burung Garuda sedangkan logo Toyota ada di bodi belakang disertakan juga tulisan “Astra “Toyota”. Begitu juga pada Ayla yang disematkan logo huruf A di depan dan logo Daihatsu di belakang disertakan tulisan bersama “Astra Daihatsu”.
Keterlibatan terbesar putra bangsa dalam kelahiran Agya dan Ayla salah satunya dalam proses desain. Desain mobil ini dipilih setelah melalui kompetisi terbuka antara desainer dari Indonesia, Italia, dan Jepang. Dari Indonesia diwakili tim pimpinan Senior Styling Designer ADM, Mark Widjaja, dan akhirnya jadi pemenang.

“Pada 2009 ada pembicaraan Gaikindo dan Kemenperin dan LCGC merupakan proses selanjutnya. Saat ini empat merek punya komitmen untuk LCGC dan kami, Astra, Toyota, dan Daihatsu, menyambut baik ide ini karena kami percaya subsidi BBM di Indonesia butuh solusi antara lain dengan pemakaian bahan bakar lebih rendah melalui kendaraan-kendaraan ramah lingkungan,” ungkap Presiden Direktur PT ASII, Prijono Sugiarto, di  Jakarta, kemarin.

Prijono meyakini Agya dan Ayla bisa menjadi kendaraan ramah lingkungan. Selain itu juga akan meningkatkan peran industry otomotif sebagai salah satu mesin pendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejauh ini dia menilai ada dua hal mendasari potensi kesuksesan industry otomotif di Indonesia. “Pertama, penetrasi kendaran bermotor di Indonesia. Ada 11 juta unit yang sudah beroperasi. Dibandingkan jumlah populasi penduduk maka satu kendaraan masih dipakai 20 orang. Di Negara tentangga seperti Malaysia, rasio mereka 1 banding 3. Di Negara maju rata-rata 1 banding 4,” jelasnya.

Salah satu penyebab masih rendahnya rasio kepemilikan kendaraan dengan jumlah penduduk ini, menurutnya, karena harga mobil tidak terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Atas dasar itu lah LCGC lahir. “Faktor kedua, menurut kami yang menjadi salah satu sukses adalah kenaikan signifikan (masyarakat ekonomi) kelas menangah di Indonesia. Menurut World Bank 40 juta orang. Pada 2030 nanti “middle class consumption” bertambah jadi 90 juta,” tuturnya.

Belum bisa disebutkan berapa harga yang ditawarkan dari dua produk baru ini meskipun sudah ada kisarannya antara Rp 70 juta untuk spesifikasi paling rendah dan Rp 105 juta untuk spesifikasi paling tinggi. Namun dengan syarat pemerintah membebaskan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) alias nol persen. Termasuk spesifikasi teknisnya, karena masih menunggu regulasi diterbitkan.

Menperin MS Hidayat, mengatakan regulasi tentang kendaraan Low Carbon Emition (LCE) yang di dalamnya terdiri atas LCGC, Hybrid car, dan mobil listrik, akan segera diumumkan oleh pemerintah.

Presdir  PT ADM, Sudirman MR, mengatakan Agya dan Ayla akan diproduksi di pabrik ADM berkapasitas 450 ribu unit per tahun dan akan meningkat menjadi 550 ribu unit pada akhir tahun ini. Selain itu juga masih bisa diproduksi di pabrik PT Toyota dengan kapasitas 155 ribu unit per tahun. (gen/jpnn)
Produksi Agya dan Ayla melibatkan 120 perusahaan di tier pertama dan 600 perusahaan di tier kedua. Tenaga kerja yang terserap untuk ini mencapai 760 ribu orang.

Presiden Direktur PT TAM, Johnny Darmawan, mengatakan tren di dunia kendaraan kecil (compact car) atau biasa disebut city car memang sedang terjadi. Tidak terkecuali di Indonesia. Meski begitu dia menilai bahwa kehadirannya tidak akan memakan pasar lain terutama Multi Purpose Vehicle (MPV) yang saat ini menjadi tipe penjualan tertinggi.

Maka City Car akan membentuk pasar baru terutama menyasar konsumen baru dari yang sebelumnya baru sanggup membeli kendaraan roda dua. “Compact car” menurut saya akan besar. Karena “motorcycle owner” itu banyak yang mau naik kelas. Mereka biasanya keluarga kecil dan mau membeli mobil pertama,” terangnya.(gen/jpnn)

JAKARTA- PT Astra International Tbk (ASII) menciptakan sejarah baru dalam industry otomotif di Indonesia. Menyambut regulasi pemerintah tentang Low Cost and Green Car (LCGC) perusahaan penguasa pangsa pasar penjualan otomotif di Indonesia itu memperkenalkan mobil Agya dan Ayla.

Agya yang bermakna Kecepatan (bahasa Sansekerta) akan berada di bawah naungan PT Toyota Astra Motor (TAM) dan Ayla artinya Cahaya akan menjadi produk andalan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dan keduanya merupakan anak usaha ASII. Berbeda dengan duet Avanza dan Xenia, dua produk baru ini meski masih dimentori oleh para principal dari Jepang namun sudah melibatkan putra bungsa dan tingkat kandungan komponen lokal (TKDN) mencapai 84 persen.

Atas dasar itu maka nama resmi dari keduanya adalah Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla. Itu tercermin dalam penyematan emblem-emblemnya. Logo di depan untuk Agya berbentuk burung Garuda sedangkan logo Toyota ada di bodi belakang disertakan juga tulisan “Astra “Toyota”. Begitu juga pada Ayla yang disematkan logo huruf A di depan dan logo Daihatsu di belakang disertakan tulisan bersama “Astra Daihatsu”.
Keterlibatan terbesar putra bangsa dalam kelahiran Agya dan Ayla salah satunya dalam proses desain. Desain mobil ini dipilih setelah melalui kompetisi terbuka antara desainer dari Indonesia, Italia, dan Jepang. Dari Indonesia diwakili tim pimpinan Senior Styling Designer ADM, Mark Widjaja, dan akhirnya jadi pemenang.

“Pada 2009 ada pembicaraan Gaikindo dan Kemenperin dan LCGC merupakan proses selanjutnya. Saat ini empat merek punya komitmen untuk LCGC dan kami, Astra, Toyota, dan Daihatsu, menyambut baik ide ini karena kami percaya subsidi BBM di Indonesia butuh solusi antara lain dengan pemakaian bahan bakar lebih rendah melalui kendaraan-kendaraan ramah lingkungan,” ungkap Presiden Direktur PT ASII, Prijono Sugiarto, di  Jakarta, kemarin.

Prijono meyakini Agya dan Ayla bisa menjadi kendaraan ramah lingkungan. Selain itu juga akan meningkatkan peran industry otomotif sebagai salah satu mesin pendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejauh ini dia menilai ada dua hal mendasari potensi kesuksesan industry otomotif di Indonesia. “Pertama, penetrasi kendaran bermotor di Indonesia. Ada 11 juta unit yang sudah beroperasi. Dibandingkan jumlah populasi penduduk maka satu kendaraan masih dipakai 20 orang. Di Negara tentangga seperti Malaysia, rasio mereka 1 banding 3. Di Negara maju rata-rata 1 banding 4,” jelasnya.

Salah satu penyebab masih rendahnya rasio kepemilikan kendaraan dengan jumlah penduduk ini, menurutnya, karena harga mobil tidak terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Atas dasar itu lah LCGC lahir. “Faktor kedua, menurut kami yang menjadi salah satu sukses adalah kenaikan signifikan (masyarakat ekonomi) kelas menangah di Indonesia. Menurut World Bank 40 juta orang. Pada 2030 nanti “middle class consumption” bertambah jadi 90 juta,” tuturnya.

Belum bisa disebutkan berapa harga yang ditawarkan dari dua produk baru ini meskipun sudah ada kisarannya antara Rp 70 juta untuk spesifikasi paling rendah dan Rp 105 juta untuk spesifikasi paling tinggi. Namun dengan syarat pemerintah membebaskan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) alias nol persen. Termasuk spesifikasi teknisnya, karena masih menunggu regulasi diterbitkan.

Menperin MS Hidayat, mengatakan regulasi tentang kendaraan Low Carbon Emition (LCE) yang di dalamnya terdiri atas LCGC, Hybrid car, dan mobil listrik, akan segera diumumkan oleh pemerintah.

Presdir  PT ADM, Sudirman MR, mengatakan Agya dan Ayla akan diproduksi di pabrik ADM berkapasitas 450 ribu unit per tahun dan akan meningkat menjadi 550 ribu unit pada akhir tahun ini. Selain itu juga masih bisa diproduksi di pabrik PT Toyota dengan kapasitas 155 ribu unit per tahun. (gen/jpnn)
Produksi Agya dan Ayla melibatkan 120 perusahaan di tier pertama dan 600 perusahaan di tier kedua. Tenaga kerja yang terserap untuk ini mencapai 760 ribu orang.

Presiden Direktur PT TAM, Johnny Darmawan, mengatakan tren di dunia kendaraan kecil (compact car) atau biasa disebut city car memang sedang terjadi. Tidak terkecuali di Indonesia. Meski begitu dia menilai bahwa kehadirannya tidak akan memakan pasar lain terutama Multi Purpose Vehicle (MPV) yang saat ini menjadi tipe penjualan tertinggi.

Maka City Car akan membentuk pasar baru terutama menyasar konsumen baru dari yang sebelumnya baru sanggup membeli kendaraan roda dua. “Compact car” menurut saya akan besar. Karena “motorcycle owner” itu banyak yang mau naik kelas. Mereka biasanya keluarga kecil dan mau membeli mobil pertama,” terangnya.(gen/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/