25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Pasokan Pakan Ternak Mulai Terbatas

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Harpangnak) Sumatera Utara mengungkapkan, ketersediaan pakan ternak di Sumut mengalami keterbatasan pasokan.

PAKAN: Peternak ayam sedang memberikan pakan ternak. Menurut Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, stok pakan ternak mulai terbatas.

Apabila kondisi ini terus berlanjut, maka dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan yang berimbas terus naiknya harga pakan ternak, dan praktis bisa berdampak terhadap harga ayam potong di pasaran yang ada di Sumut.

Menurut Kepala Dinas Harpangnak Sumut, M Azhar Harahap, saat ini harga pakan ternak seperti bungkil kedelai mengalami kenaikan menjadi Rp6 ribu per kilogram. Begitu juga dengan jagung, harganya kini mencapai Rp5 ribu per kilogram.

“Karena akibat lockdown beberapa daerah penyuplai bahan baku pakan ternak, jadi harganya mengalami kenaikan,” katanya menjawab wartawan, Sabtu (20/3).

Apalagi, kata Azhar, kebutuhan pakan ternak saat ini cukup tinggi. Terlebih Sumut masih menjadi daerah penyuplai pakan ternak bagi sejumlah provinsi di Pulau Sumatera yakni Aceh, Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau.

“Untuk itu belum ada di produksi di sini. Sementara pakan yang ada di Sumut menyuplai Aceh, Padang, Pekanbaru sama Kepulauan Riau, karena di sana nggak ada pabrik pakan. Sehingga kebutuhan kita untuk itu tinggi,” ungkapnya.

Sebagai langkah antisipasi, agar kondisi tersebut tidak berlangsung lama, maka Dinas Harpangnak Sumut akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut serta kementerian terkait. Sehingga ketersedian bahan baku pakan ternak bisa mencukupi kebutuhan para peternak ayam potong yang ada di Sumut.

“Sekarang kita lagi upayakan, bagaimana harga pakan bisa lebih murah. Kita koordinasi dengan pusat. Apakah pembebasan apa, supaya harga bahan baku pakan tidak mahal. Dengan Perindag kita juga koordinasi,” pungkasnya.

Menyikapi persoalan ini, Sekretaris Komisi B DPRD Sumut, Ahmad Hadian meminta Dinas Harpangnak harus sigap bertindak dengan inspeksi ke para perusahaan produsen ternak yang ada di Kota Medan.

“Ketahui persis secara komprehensif apa permasalahan. Kalau terindikasi ada kendala dari negara-negara yang selama ini bekerja sama, para dinas terkait mesti berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui ementrian terkait pula,” katanya, Minggu (21/3).

Dengan begitu, lanjut dia, agar ini menjadi isu nasional yang penyelesaiannya juga secara nasional.

“Yang kedua saya pikir saatnya para peternak bisa berupaya secara mandiri memproduksi pakan sendiri dengan bahan baku domestik. Jangan kita selalu tergantung pada asing,” tegasnya. (prn/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Harpangnak) Sumatera Utara mengungkapkan, ketersediaan pakan ternak di Sumut mengalami keterbatasan pasokan.

PAKAN: Peternak ayam sedang memberikan pakan ternak. Menurut Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, stok pakan ternak mulai terbatas.

Apabila kondisi ini terus berlanjut, maka dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan yang berimbas terus naiknya harga pakan ternak, dan praktis bisa berdampak terhadap harga ayam potong di pasaran yang ada di Sumut.

Menurut Kepala Dinas Harpangnak Sumut, M Azhar Harahap, saat ini harga pakan ternak seperti bungkil kedelai mengalami kenaikan menjadi Rp6 ribu per kilogram. Begitu juga dengan jagung, harganya kini mencapai Rp5 ribu per kilogram.

“Karena akibat lockdown beberapa daerah penyuplai bahan baku pakan ternak, jadi harganya mengalami kenaikan,” katanya menjawab wartawan, Sabtu (20/3).

Apalagi, kata Azhar, kebutuhan pakan ternak saat ini cukup tinggi. Terlebih Sumut masih menjadi daerah penyuplai pakan ternak bagi sejumlah provinsi di Pulau Sumatera yakni Aceh, Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau.

“Untuk itu belum ada di produksi di sini. Sementara pakan yang ada di Sumut menyuplai Aceh, Padang, Pekanbaru sama Kepulauan Riau, karena di sana nggak ada pabrik pakan. Sehingga kebutuhan kita untuk itu tinggi,” ungkapnya.

Sebagai langkah antisipasi, agar kondisi tersebut tidak berlangsung lama, maka Dinas Harpangnak Sumut akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut serta kementerian terkait. Sehingga ketersedian bahan baku pakan ternak bisa mencukupi kebutuhan para peternak ayam potong yang ada di Sumut.

“Sekarang kita lagi upayakan, bagaimana harga pakan bisa lebih murah. Kita koordinasi dengan pusat. Apakah pembebasan apa, supaya harga bahan baku pakan tidak mahal. Dengan Perindag kita juga koordinasi,” pungkasnya.

Menyikapi persoalan ini, Sekretaris Komisi B DPRD Sumut, Ahmad Hadian meminta Dinas Harpangnak harus sigap bertindak dengan inspeksi ke para perusahaan produsen ternak yang ada di Kota Medan.

“Ketahui persis secara komprehensif apa permasalahan. Kalau terindikasi ada kendala dari negara-negara yang selama ini bekerja sama, para dinas terkait mesti berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui ementrian terkait pula,” katanya, Minggu (21/3).

Dengan begitu, lanjut dia, agar ini menjadi isu nasional yang penyelesaiannya juga secara nasional.

“Yang kedua saya pikir saatnya para peternak bisa berupaya secara mandiri memproduksi pakan sendiri dengan bahan baku domestik. Jangan kita selalu tergantung pada asing,” tegasnya. (prn/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/