25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Pertamina Dorong Pelaku Usaha Gunakan Bright Gas

PENGHARGAAN: Pertamina memberikan penghargaan kepada pelaku UMKM yang beralih menggunakan Bright Gas di Medan, Senin (21/10).
PENGHARGAAN: Pertamina memberikan penghargaan kepada pelaku UMKM yang beralih menggunakan Bright Gas di Medan, Senin (21/10).

PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I mendorong masyarakat dan pelaku UMKM untuk menggunakan gas elpiji nonsubsidi atau Bright Gas 5,5 kilogram. Hal ini terus dilakukan edukasi dengan melalui promo diberikan kepada konsumen.

General Manager Pertamina MOR I, Agustinus Santanu Basuki mengungkapkan, pengguna elpiji 3 kg di Sumut mencapai 91 persen. Sedangkan, gas elpiji nonsubsidi hanya 9 persen.

Gas elpiji 3 kilogram diperuntukkan Pemerintah Indonesia bagi masyarakat miskin. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2019 dengan jumlah penduduk miskin di Sumut hanya 8,83 persen. Data ini, berbanding balik dengan konsumsi elpiji 3 kilogram.

Mengusung program konversi elpiji 3 kg menjadi Bright Gas. Program bertajuk #MoveOnKuliner ini, ditujukan bagi bisnis kuliner non UKM yang masih menggunakan elpiji bersubsidi untuk beralih ke Bright Gas.

“Tujuan program #MoveOnKuliner ini adalah mengajak bisnis kuliner non UKM agar beralih dari elpiji bersubsidi ke Bright Gas. Kami berikan apresiasi pada mereka yang memiliki kesadaran beralih menggunakan Bright Gas. Berupa voucher diskon produk dan promosi bisnisnya di media,” ungkap Santanu kepada wartawan di Medan, Senin (21/10) siang.

Berdasarkan Permen ESDM no 26 tahun 2009, pihak yang berhak mendapatkan elpiji 3kg adalah masyarakat miskin dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Usaha yang tergolong UKM, adalah yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan. Serta omzet per tahun maksimal 300 juta.

BPS mencatat pada 2017 terdapat 1.028 restoran di Kota Medan. Rata-rata pendapatan restoran kelas besar dan menengah di Sumut, adalah Rp4 miliar per tahun.

Santanu mengatakan, untuk tahap awal, bisnis kuliner yang bersedia beralih menggunakan elpiji Bright Gas adalah Rey Café, Black Area Coffee, serta Jontor Coffee.

“Kita Pertamina, akan terus berkoordinasi dengan Disperidag, agar bisnis kuliner lain tergerak untuk beralih menggunakan Bright Gas,” tandas Santanu.

Hingga September 2019 di Sumut, konsumsi Elpiji 3 kilogram subsidi mencapai lebih dari 10 juta tabung. Sedangkan konsumsi Bright Gas 5.5 kg sebanyak lebih dari 57 ribu tabung, dan Bright Gas 12 kg hampir 31 ribu tabung.

“Kami berharap dengan adanya program ini, penggunaan elpiji menjadi lebih tepat sasaran. Jika tepat sasaran sesuai peruntukan, maka kuota elpiji subsidi akan mencukupi,” tutup Santanu.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, H. Dammikrot, mendukung penuh jalannya program #MoveOnKuliner ini. Program ini, akan membuat pelaku usaha dapat mandiri dengan menggunakan gas elpiji non subsidi kedepannya.

“Kami siap mendukung jalannya program #MoveOnKuliner yang dijalankan Pertamina. Kami siap mendukung jalannya pengawasan penggunaan elpiji bersubsidi untuk yang berhak,” tutur Dammikrot.

Ketua Bidang LPG DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sumut, Mahmuzar Dharma, juga mendukung program ini. “Hiswana berharap dengan adanya program Move On Kuliner, konsumsi Bright Gas makin meningkat. Sesuai dengan peruntukannya bagi masyarakat mampu dan bisnis non UKM,” kata Dharma. (gus/ram)

PENGHARGAAN: Pertamina memberikan penghargaan kepada pelaku UMKM yang beralih menggunakan Bright Gas di Medan, Senin (21/10).
PENGHARGAAN: Pertamina memberikan penghargaan kepada pelaku UMKM yang beralih menggunakan Bright Gas di Medan, Senin (21/10).

PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I mendorong masyarakat dan pelaku UMKM untuk menggunakan gas elpiji nonsubsidi atau Bright Gas 5,5 kilogram. Hal ini terus dilakukan edukasi dengan melalui promo diberikan kepada konsumen.

General Manager Pertamina MOR I, Agustinus Santanu Basuki mengungkapkan, pengguna elpiji 3 kg di Sumut mencapai 91 persen. Sedangkan, gas elpiji nonsubsidi hanya 9 persen.

Gas elpiji 3 kilogram diperuntukkan Pemerintah Indonesia bagi masyarakat miskin. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2019 dengan jumlah penduduk miskin di Sumut hanya 8,83 persen. Data ini, berbanding balik dengan konsumsi elpiji 3 kilogram.

Mengusung program konversi elpiji 3 kg menjadi Bright Gas. Program bertajuk #MoveOnKuliner ini, ditujukan bagi bisnis kuliner non UKM yang masih menggunakan elpiji bersubsidi untuk beralih ke Bright Gas.

“Tujuan program #MoveOnKuliner ini adalah mengajak bisnis kuliner non UKM agar beralih dari elpiji bersubsidi ke Bright Gas. Kami berikan apresiasi pada mereka yang memiliki kesadaran beralih menggunakan Bright Gas. Berupa voucher diskon produk dan promosi bisnisnya di media,” ungkap Santanu kepada wartawan di Medan, Senin (21/10) siang.

Berdasarkan Permen ESDM no 26 tahun 2009, pihak yang berhak mendapatkan elpiji 3kg adalah masyarakat miskin dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Usaha yang tergolong UKM, adalah yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan. Serta omzet per tahun maksimal 300 juta.

BPS mencatat pada 2017 terdapat 1.028 restoran di Kota Medan. Rata-rata pendapatan restoran kelas besar dan menengah di Sumut, adalah Rp4 miliar per tahun.

Santanu mengatakan, untuk tahap awal, bisnis kuliner yang bersedia beralih menggunakan elpiji Bright Gas adalah Rey Café, Black Area Coffee, serta Jontor Coffee.

“Kita Pertamina, akan terus berkoordinasi dengan Disperidag, agar bisnis kuliner lain tergerak untuk beralih menggunakan Bright Gas,” tandas Santanu.

Hingga September 2019 di Sumut, konsumsi Elpiji 3 kilogram subsidi mencapai lebih dari 10 juta tabung. Sedangkan konsumsi Bright Gas 5.5 kg sebanyak lebih dari 57 ribu tabung, dan Bright Gas 12 kg hampir 31 ribu tabung.

“Kami berharap dengan adanya program ini, penggunaan elpiji menjadi lebih tepat sasaran. Jika tepat sasaran sesuai peruntukan, maka kuota elpiji subsidi akan mencukupi,” tutup Santanu.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, H. Dammikrot, mendukung penuh jalannya program #MoveOnKuliner ini. Program ini, akan membuat pelaku usaha dapat mandiri dengan menggunakan gas elpiji non subsidi kedepannya.

“Kami siap mendukung jalannya program #MoveOnKuliner yang dijalankan Pertamina. Kami siap mendukung jalannya pengawasan penggunaan elpiji bersubsidi untuk yang berhak,” tutur Dammikrot.

Ketua Bidang LPG DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sumut, Mahmuzar Dharma, juga mendukung program ini. “Hiswana berharap dengan adanya program Move On Kuliner, konsumsi Bright Gas makin meningkat. Sesuai dengan peruntukannya bagi masyarakat mampu dan bisnis non UKM,” kata Dharma. (gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/