26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Kembangkan Jagung, Pemerintah Fasilitasi Benih

MEDAN- Dinas Pertanian Sumut menargetkan produksi jagung untuk tahun ini sebanyak 1.484.731 ton dengan luas areal 297.430 hektare. Target ini turun 1,05 persen bila dibandingkan dengan target 2012 yakni 1.500.552 ton dengan luas tanam 290.484 hektare.

“Dari data kita, hingga Desember 2012, produksi jagung baru mencapai 1.280.899 ton.” ungkap Kepala Subbagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini.

Dijelaskannya, pengurangan target ini dikarenakan lahan yang terus berkurang. Sebelumnya, petani menanam jagung di sela-sela tanaman sawit yang masih muda, atau usianya di bawah 2 tahun.

“Pada usia tersebut, sawit sudah mulai mekar, sehingga jagung tidak jadi pelindung lagi,” tambahnya.

Selain itu, sentra jagung, seperti Tanah Karo, memilih untuk pindah ke jenis tanaman hortikultura. Seperti cabe, bawang, dan kopi. “Karena itu, untuk mencapai target produksi jagung ini, kita terus memberikan bantuan benih jagung. Juga mencetak lahan baru,” lanjutnya.
Sementara itu, mengenai harga, wanita yang akrab disapa Lusy ini menyatakan tidak dapat memberikan keterangan, karena itu terkait dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) SU.

“Kebijakan untuk masuk atau tidaknya jagung impor itu kan dari Disperindag. Kalau dari kita hanya untuk produksi saja,” ujarnya.
Ketua Himpunan Petani Jagung (Hipajagin) Sumatera Utara, Jemat Sebayang membenarkan petani sudah berpindah jenis tanaman, salah satunya dikarenakan harga jual yang belum stabil.

“Beberapa bulan terakhir ini harganya sangat rendah. Kadang Rp1800 per kilo. Paling tinggi hanya Rp2500 perkilo. Tapi, kalau saat ini harganya Rp2800 perkilo,” ujarnya.

Dijelaskannya, harga tinggi saat ini, salah satunya dikarenakan harga dunia yang naik. Dikarenakan panen jagung di Amerika dan Argentina gagal. “Karena harga impor tinggi, jadi banyak yang beli sama petani lokal,” tambahnya.

Dengan harga yang berlaku saat ini, tidak heran bila petani yang kemarin sempat beralih ke tanaman holtikultura kembali ke jagung.
“Saya sudah meminta petani agar kembali ke jagung. Karena harganya sudah lumayan. Dan sepertinya para petani juga setuju,” pungkasnya.(ram)

MEDAN- Dinas Pertanian Sumut menargetkan produksi jagung untuk tahun ini sebanyak 1.484.731 ton dengan luas areal 297.430 hektare. Target ini turun 1,05 persen bila dibandingkan dengan target 2012 yakni 1.500.552 ton dengan luas tanam 290.484 hektare.

“Dari data kita, hingga Desember 2012, produksi jagung baru mencapai 1.280.899 ton.” ungkap Kepala Subbagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini.

Dijelaskannya, pengurangan target ini dikarenakan lahan yang terus berkurang. Sebelumnya, petani menanam jagung di sela-sela tanaman sawit yang masih muda, atau usianya di bawah 2 tahun.

“Pada usia tersebut, sawit sudah mulai mekar, sehingga jagung tidak jadi pelindung lagi,” tambahnya.

Selain itu, sentra jagung, seperti Tanah Karo, memilih untuk pindah ke jenis tanaman hortikultura. Seperti cabe, bawang, dan kopi. “Karena itu, untuk mencapai target produksi jagung ini, kita terus memberikan bantuan benih jagung. Juga mencetak lahan baru,” lanjutnya.
Sementara itu, mengenai harga, wanita yang akrab disapa Lusy ini menyatakan tidak dapat memberikan keterangan, karena itu terkait dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) SU.

“Kebijakan untuk masuk atau tidaknya jagung impor itu kan dari Disperindag. Kalau dari kita hanya untuk produksi saja,” ujarnya.
Ketua Himpunan Petani Jagung (Hipajagin) Sumatera Utara, Jemat Sebayang membenarkan petani sudah berpindah jenis tanaman, salah satunya dikarenakan harga jual yang belum stabil.

“Beberapa bulan terakhir ini harganya sangat rendah. Kadang Rp1800 per kilo. Paling tinggi hanya Rp2500 perkilo. Tapi, kalau saat ini harganya Rp2800 perkilo,” ujarnya.

Dijelaskannya, harga tinggi saat ini, salah satunya dikarenakan harga dunia yang naik. Dikarenakan panen jagung di Amerika dan Argentina gagal. “Karena harga impor tinggi, jadi banyak yang beli sama petani lokal,” tambahnya.

Dengan harga yang berlaku saat ini, tidak heran bila petani yang kemarin sempat beralih ke tanaman holtikultura kembali ke jagung.
“Saya sudah meminta petani agar kembali ke jagung. Karena harganya sudah lumayan. Dan sepertinya para petani juga setuju,” pungkasnya.(ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/