JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan turut mengganggu sektor pertanian. Akibatnya, petani terancam gagal panen. Kementerian Pertanian mengajak petani untuk menggunakan asuransi untuk menjaga lahan pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan banjir yang melanda Kalimantan Selatan adalah duka.
“Banjir ini merusakkan banyak sektor, termasuk pertanian. Ribuan hektare lahan pertanian menjadi rusak dan gagal panen. Untuk itu kita mengajak petani untuk mengasuransikan lahan agar terhindar dari kerugian yang lebih besar,” tutur Mentan SYL, Jumat (22/1).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana.
“Asuransi akan menjaga lahan yang gagal panen akibat sejumlah kondisi seperti perubahan iklim, serangan organisme pengganggu tanaman, cuaca ekstrim, juga bencana alam seperti banjir yang melanda Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Dijelaskan Sarwo Edhy, jika lahan pertanian mengalami gagal panen, asuransi akan mengeluarkan klaim.
“Klaim yang dikeluarkan asuransi mencapai Rp 6 juta perhektare. Dengan klaim tersebut, petani tidak akan menderita kerugian justru petani memiliki modal untuk tanam kembali,” katanya.
Sarwo Edhy menambahkan, petani bisa mengasuransikan lahanya saat memasuki musim tanam.
Sementara Wakil Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Banjir Kalimantan Selatan Brigjen TNI Firmansyah mengatakan, sebanyak 11 kabupaten dan kota terancam gagal panen akibat bencana banjir yang melanda daerah itu.
“Total lahan sawah yang terancam gagal panen seluas 18.356 hektare,” kata Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) itu.(*)