30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Industri di Sumut Butuh Jaminan Pasokan Gas

MEDAN- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatera Utara, mengharapkan jaminan dari pemerintah pusat terkait dengan pasokan gas di Medan dan Sumut. Jaminan ini dibutuhkan, mengingat kedepannya, Sumut akan bergantung gas dari Arun yang terletak di Provinsi Aceh.
“Jaminan ini menjadi sebuah pegangan bagi kita, bahwa gas di Sumut tidak akan tersendat-sendat lagi seperti saat ini,” ungkap Ketua Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara kemarin (22/2).

Dijelaskannya, gas Arun tersebut berada di provinsi lain yakni Aceh yang juga merupakan daerah sedang berkembang sehingga dipastikan juga memerlukan gas yang semakin besar. Sebaliknya, industri di Sumut sudah sangat kritis, dimana pada April dan Juni, ketersedian gas sudah habis. Harus ada komitmen yang tegas dari pemerintah soal ketersedian gas di Sumut, karena ancaman krisis gas itu berdampak besar.

Sedikitnya 49 perusahaan sedang antre menunggu pasokan gas di Sumut di luar 52 industri yang sedang mengalami kesulitan gas.
Ancaman mulai dari tutupnya atau berkurangnya produksi perusahaan yang rentan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan secara besar-besaran, kemudian juga menyangkut kepercayaan investor dan calon investor khususnya dari asing.

Kepercayaan investor di Medan tentunya juga berkaitan dengan iklim investasi secara nasional atau Indonesia. “Kasus krisis gas  di Sumut jangan sampai jadi preseden buruk.Pemerintah harus punya keberanian dan ketegasan mengambil sikap untuk pengadaan gas itu meski tindakan itu dinilai tidak populer,” tambahnya.

Selain mengharapkan adanya jaminan dari pemerintah, Kadin juga berharap agar adanya sinergi antara 2 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu Pertamina dan PGN dalam penyaluran gas.

Karena tidak dipungkiri, bila Pertamina melalui anak perusahaannya, akan membangun jaringan pipa gas dari Aceh ke Medan akan menambah beban biaya. Yang akibatnya, harga gas akan tinggi. “Jadi, bersinergilah untuk menyelamatkan industri di Sumut. Ingat, gas salah satu daya tarik untuk menarik investor,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral Kadin Sumut, Tohar Suhartono, menyebutkan, Sumut membutuhkan gas sebesar 300 hingga 400 Million Metric Standart Cubic Feet Perday (MMSCFD) pada 2014-2015.

Jumlah gas sebanyak itu selain untuk keperluan rumah tangga, 52 industri di Sumut yang sudah melakukan kontrak dengan PGN, juga memang untuk 49 industri yang sudah beroperasi namun belum mendapat pasokan gas hingga investor yang mau masuk.

“Jangan sampai calon investor yang mau masuk batal dan beralih ke daerah bahkan negara lain, apalagi perusahaan lama hengkang. Kalau itu terjadi, banyak kerugian yang timbul kepada masyarakat dan pemerintah,”tutupnya.(ram)

MEDAN- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatera Utara, mengharapkan jaminan dari pemerintah pusat terkait dengan pasokan gas di Medan dan Sumut. Jaminan ini dibutuhkan, mengingat kedepannya, Sumut akan bergantung gas dari Arun yang terletak di Provinsi Aceh.
“Jaminan ini menjadi sebuah pegangan bagi kita, bahwa gas di Sumut tidak akan tersendat-sendat lagi seperti saat ini,” ungkap Ketua Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara kemarin (22/2).

Dijelaskannya, gas Arun tersebut berada di provinsi lain yakni Aceh yang juga merupakan daerah sedang berkembang sehingga dipastikan juga memerlukan gas yang semakin besar. Sebaliknya, industri di Sumut sudah sangat kritis, dimana pada April dan Juni, ketersedian gas sudah habis. Harus ada komitmen yang tegas dari pemerintah soal ketersedian gas di Sumut, karena ancaman krisis gas itu berdampak besar.

Sedikitnya 49 perusahaan sedang antre menunggu pasokan gas di Sumut di luar 52 industri yang sedang mengalami kesulitan gas.
Ancaman mulai dari tutupnya atau berkurangnya produksi perusahaan yang rentan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan secara besar-besaran, kemudian juga menyangkut kepercayaan investor dan calon investor khususnya dari asing.

Kepercayaan investor di Medan tentunya juga berkaitan dengan iklim investasi secara nasional atau Indonesia. “Kasus krisis gas  di Sumut jangan sampai jadi preseden buruk.Pemerintah harus punya keberanian dan ketegasan mengambil sikap untuk pengadaan gas itu meski tindakan itu dinilai tidak populer,” tambahnya.

Selain mengharapkan adanya jaminan dari pemerintah, Kadin juga berharap agar adanya sinergi antara 2 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu Pertamina dan PGN dalam penyaluran gas.

Karena tidak dipungkiri, bila Pertamina melalui anak perusahaannya, akan membangun jaringan pipa gas dari Aceh ke Medan akan menambah beban biaya. Yang akibatnya, harga gas akan tinggi. “Jadi, bersinergilah untuk menyelamatkan industri di Sumut. Ingat, gas salah satu daya tarik untuk menarik investor,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral Kadin Sumut, Tohar Suhartono, menyebutkan, Sumut membutuhkan gas sebesar 300 hingga 400 Million Metric Standart Cubic Feet Perday (MMSCFD) pada 2014-2015.

Jumlah gas sebanyak itu selain untuk keperluan rumah tangga, 52 industri di Sumut yang sudah melakukan kontrak dengan PGN, juga memang untuk 49 industri yang sudah beroperasi namun belum mendapat pasokan gas hingga investor yang mau masuk.

“Jangan sampai calon investor yang mau masuk batal dan beralih ke daerah bahkan negara lain, apalagi perusahaan lama hengkang. Kalau itu terjadi, banyak kerugian yang timbul kepada masyarakat dan pemerintah,”tutupnya.(ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/