29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Investasi Terbaru dengan Surat Berharga

MEDAN- Selama ini, masyarakat memilih untuk menginvestasikan hartanya dengan menyimpan di deposito, tabungan, emas, rumah, dan lainnya. Tetapi, tren terbaru masyarakat saat ini adalah dengan menginvestasikan hartanya melalui Surat berharga Syariah Negara Ritel atau Sukuk Ritel 005.

Surat berharga yang dikucurkan pemerintah ini menjadi tren kala ini, dikarenakan penanaman modal ini tidak memiliki resiko. Selain dijamin pemerintah, kupon dari surat ini mencapai 6 persen dengan jangka waktu 3 tahun (termasuk pendek bila dibandingkan dengan investasi lainnya).
Tren investasi ini juga terbukti menarik bila dilihat daru data pada Triwulan I, permintaan reksadana menurun, sementara obligasi naik. Bahkan, di beberapa agen (bank dan asuransi) yang mengeluarkan Sukuk 005 ini mencapai penjualan tertinggi. Karena, produknya terjual. Bahkan, sejak dikeluarkannya sukuk, pengelolaan dana reksadana menurun 10 persen.

Salah satunya ANZ Bank yang menjual surat berharga ini bersama 1 bank asing lainnya. Target yang diberikan pemerintah untuk penjualanan surat utang lebih dari Rp8 M. Bahkan, surat utang tersebut habis terjual hanya dalam waktu 4 hari terjual habis. “Bahkan, saat kita meminta tambah kepada pemerintah tidak diberi. Setelah kita cari tahu, pada semua agen juga tidak ada yang ditambah. Karena sukuk habis,” ujar Director Retail Banking ANZ, Anthony Soewandy dalam acara ANZ Economic Outlook 2013 di Hotel JW Marriot kemarin (20/2).

Dijelaskannya, tren investasi ini dikarenakan faktor pemerintah yang memberikan kepercayaan kepada nasabah terutama masyarakat. Bahwa, hanya dengan dana minimal Rp5 juta sudah dapat menyimpan surat berharga pemerintah.

Anthony menambahkan, tren terbaru dalam investasi ini bukan hanya menguntungkan masyarakat tetapi juga pemerintah, sebagai pengelola keuangan tersebut. Dana segar yang didapat dari pembelian surat berharga tersebut dapat membayar hutang luar negeri. dan tentu saja dapat mempercepat perekonomian Indonesia.

“Karena dana segar itu dapat disalurkan kemasyarat melalui kredit, sehingga dananya akan produktif ,” ungkapnya. (ram)

MEDAN- Selama ini, masyarakat memilih untuk menginvestasikan hartanya dengan menyimpan di deposito, tabungan, emas, rumah, dan lainnya. Tetapi, tren terbaru masyarakat saat ini adalah dengan menginvestasikan hartanya melalui Surat berharga Syariah Negara Ritel atau Sukuk Ritel 005.

Surat berharga yang dikucurkan pemerintah ini menjadi tren kala ini, dikarenakan penanaman modal ini tidak memiliki resiko. Selain dijamin pemerintah, kupon dari surat ini mencapai 6 persen dengan jangka waktu 3 tahun (termasuk pendek bila dibandingkan dengan investasi lainnya).
Tren investasi ini juga terbukti menarik bila dilihat daru data pada Triwulan I, permintaan reksadana menurun, sementara obligasi naik. Bahkan, di beberapa agen (bank dan asuransi) yang mengeluarkan Sukuk 005 ini mencapai penjualan tertinggi. Karena, produknya terjual. Bahkan, sejak dikeluarkannya sukuk, pengelolaan dana reksadana menurun 10 persen.

Salah satunya ANZ Bank yang menjual surat berharga ini bersama 1 bank asing lainnya. Target yang diberikan pemerintah untuk penjualanan surat utang lebih dari Rp8 M. Bahkan, surat utang tersebut habis terjual hanya dalam waktu 4 hari terjual habis. “Bahkan, saat kita meminta tambah kepada pemerintah tidak diberi. Setelah kita cari tahu, pada semua agen juga tidak ada yang ditambah. Karena sukuk habis,” ujar Director Retail Banking ANZ, Anthony Soewandy dalam acara ANZ Economic Outlook 2013 di Hotel JW Marriot kemarin (20/2).

Dijelaskannya, tren investasi ini dikarenakan faktor pemerintah yang memberikan kepercayaan kepada nasabah terutama masyarakat. Bahwa, hanya dengan dana minimal Rp5 juta sudah dapat menyimpan surat berharga pemerintah.

Anthony menambahkan, tren terbaru dalam investasi ini bukan hanya menguntungkan masyarakat tetapi juga pemerintah, sebagai pengelola keuangan tersebut. Dana segar yang didapat dari pembelian surat berharga tersebut dapat membayar hutang luar negeri. dan tentu saja dapat mempercepat perekonomian Indonesia.

“Karena dana segar itu dapat disalurkan kemasyarat melalui kredit, sehingga dananya akan produktif ,” ungkapnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/