25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Susbsidi Batal Dibatasi, Premium tak Naik

Jakarta-Masyarakat pengguna mobil pribadi untuk sementara waktu ini bisa bernafas lega. Pasalnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan, tidak akan menaikkan harga premium apabila penerapan pembatasan BBM bersubsidi ditunda dari rencana awal 1 April 2011.

“Tidak (akan dinaikkan), karena kita masih akan mempelajari bagaimana pola efisiensi itu bisa dilakukan,” ujar Agus Marto di DPR RI, Rabu (23/2).

Ia melanjutkan, dalam diskusi terakhir antara pemerintah dan DPR RI beberapa waktu lalu, pemerintah harus menyerahkan kajian program penerapan pembatasan BBM bersubsidi terutama dampakanya terhadap masyarakat.
“Kalau dalam kajian dari pemerintah terlihat pembatasan BBM itu kurang efektif atau kurang bermanfaat dibandingkan adanya penyesuaian yang mesti dituruti oleh masyarakat. Mungkin kalau seandainya harus ada penundaan, mungkin harus ditunda. Yang penting harus efektif,” ungkapnya.

Kala disinggung apakah dengan adanya penundaan penerapan BBM bersubsidi dari rencana awal 1 April 2011 akan semakin membebani anggaran subsidi, ia pun menepisnya. “Nanti dipelajari dan kita sudah bikin simulasi, yang kita lihat tentu ada alternative-alternative action yang lain. Yang paling kita harapkan yang terkait dengan subsidi itu kan bagaimana supaya lifting minyak itu bisa jangan menurun,” ujarnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan hingga saat ini pemerintah masih menunggu satu kajian final yang sedang disusun pokja sosial-ekonomi bersama tiga universitas negeri di Indonesia, yakni ITB, UI dan UGM, terkait dampak kebijakan ini.

“Kalau studinya mengatakan dari sisi kesiapannya masih perlu waktu, kenapa harus dipaksakan? Tapi jangan diartikan pemerintah plin plan, saya nggak suka begitu.  Asumsi-asumsi bisa berubah. Tapi secara logika, pembatasan itu adalah alternatif baik,” ujar Hatta baru-baru ini.
Seperti diketahui, apabila penerapan pembatasan BBM bersubsidi batal dilakukan maka beban penambahan subsidi dalam anggaran adalah sebesar Rp3 triliun. (net/jpnn)

Jakarta-Masyarakat pengguna mobil pribadi untuk sementara waktu ini bisa bernafas lega. Pasalnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan, tidak akan menaikkan harga premium apabila penerapan pembatasan BBM bersubsidi ditunda dari rencana awal 1 April 2011.

“Tidak (akan dinaikkan), karena kita masih akan mempelajari bagaimana pola efisiensi itu bisa dilakukan,” ujar Agus Marto di DPR RI, Rabu (23/2).

Ia melanjutkan, dalam diskusi terakhir antara pemerintah dan DPR RI beberapa waktu lalu, pemerintah harus menyerahkan kajian program penerapan pembatasan BBM bersubsidi terutama dampakanya terhadap masyarakat.
“Kalau dalam kajian dari pemerintah terlihat pembatasan BBM itu kurang efektif atau kurang bermanfaat dibandingkan adanya penyesuaian yang mesti dituruti oleh masyarakat. Mungkin kalau seandainya harus ada penundaan, mungkin harus ditunda. Yang penting harus efektif,” ungkapnya.

Kala disinggung apakah dengan adanya penundaan penerapan BBM bersubsidi dari rencana awal 1 April 2011 akan semakin membebani anggaran subsidi, ia pun menepisnya. “Nanti dipelajari dan kita sudah bikin simulasi, yang kita lihat tentu ada alternative-alternative action yang lain. Yang paling kita harapkan yang terkait dengan subsidi itu kan bagaimana supaya lifting minyak itu bisa jangan menurun,” ujarnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan hingga saat ini pemerintah masih menunggu satu kajian final yang sedang disusun pokja sosial-ekonomi bersama tiga universitas negeri di Indonesia, yakni ITB, UI dan UGM, terkait dampak kebijakan ini.

“Kalau studinya mengatakan dari sisi kesiapannya masih perlu waktu, kenapa harus dipaksakan? Tapi jangan diartikan pemerintah plin plan, saya nggak suka begitu.  Asumsi-asumsi bisa berubah. Tapi secara logika, pembatasan itu adalah alternatif baik,” ujar Hatta baru-baru ini.
Seperti diketahui, apabila penerapan pembatasan BBM bersubsidi batal dilakukan maka beban penambahan subsidi dalam anggaran adalah sebesar Rp3 triliun. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/