26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Pasca Kenaikan Harga Konsumsi BBM Masih Tinggi

JAKARTA- Situasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi rupanya memberi kejutan yang tak terduga. Pasalnya, prediksi mengenai konsumsi BBM yang bakal menurun sesaat setelah harga baru berlaku rupanya tak terjadi. Alih-alih menurun tajam, penyaluran satu hari setelah pengumuman tersebut justru masih tetap di atas penyaluran normal.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir menyatakan, konsumsi BBM bersubsidi masih ada di ata batas normal. Pada laporan Sabtu (22/6), penyaluran premium mencapai 84.300 kilo liter (kl). Angka masih 5 persen di atas penyaluran harian normal sebesar 80 ribu kl per hari.

“Hasil itu berdasarkan pantauan dari Pusat Komando dan Pengendalian Monitoring BBM PSO Pertamina. Ternyata masih lebih tinggi daripada penyaluran harian normal. Karena itu, kami terus memantau setiap perkembangan konsumsi BBM bersubsidi pasca pemberlakukan harga baru,” ujarnya kemarin (23/6).

Hasil tersebut tentu berbeda dari perkiraan beberapa pihak. Hiswana Migas misalnya. Organisasi yang menaungi pegusaha-pengusaha SPBU itu memperkirakan penurunan sekitar 20-25 persen dari omset sehari-hari. “Biasanya memang mereka berhati-hati pada awalnya. Mencoba merasakan bagaimana imbas dari harga BBM ini. Tapi, itu hanya satu sampai dua minggu. Setelah itu ya meningkat lagi,” ujarnya.
Namun, Ali mengaku bahwa realisasi penyaluran tersebut menurun jika dibanding penyaluran pada hari sebelumnya. Dimana pada hari Jumat (21/6), saat pemerintah mengumkan kenaikan, “Realisasi penyaluran premium mencapai 98.600 kl. Angka tersebut naik 22,3 persen dibanding penyaluran harian normal sekitar 80 ribu kl. Sedangkan, realisasi penyaluran solar bersubsidi sekitar 50 ribu kl. Itu meningkat dari rata-rata penyaluran harian normal sekitar 43 ribu kl.

“Tapi realisasi itu masih di bawah perkiraan Pertamina. Kami meprediksi kenaikan hingga 25 persen diatas rata-rata harian. Karena itu, menurut pantauan kami, situasi pada saat itu berjalan lancar dan tak ada gangguan berarti.” imbuhnya.
Dia menegaskan, Pertamina bakal terus berupaya untuk menjaga ketahan pasokan pada level 18 hari. Salah satunya, dengan rencana impor BBM sebanyak 2,2 juta kl. Impor tersebut ditargetkan bakal rampung dua minggu kedepan. (bil/jpnn)

JAKARTA- Situasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi rupanya memberi kejutan yang tak terduga. Pasalnya, prediksi mengenai konsumsi BBM yang bakal menurun sesaat setelah harga baru berlaku rupanya tak terjadi. Alih-alih menurun tajam, penyaluran satu hari setelah pengumuman tersebut justru masih tetap di atas penyaluran normal.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir menyatakan, konsumsi BBM bersubsidi masih ada di ata batas normal. Pada laporan Sabtu (22/6), penyaluran premium mencapai 84.300 kilo liter (kl). Angka masih 5 persen di atas penyaluran harian normal sebesar 80 ribu kl per hari.

“Hasil itu berdasarkan pantauan dari Pusat Komando dan Pengendalian Monitoring BBM PSO Pertamina. Ternyata masih lebih tinggi daripada penyaluran harian normal. Karena itu, kami terus memantau setiap perkembangan konsumsi BBM bersubsidi pasca pemberlakukan harga baru,” ujarnya kemarin (23/6).

Hasil tersebut tentu berbeda dari perkiraan beberapa pihak. Hiswana Migas misalnya. Organisasi yang menaungi pegusaha-pengusaha SPBU itu memperkirakan penurunan sekitar 20-25 persen dari omset sehari-hari. “Biasanya memang mereka berhati-hati pada awalnya. Mencoba merasakan bagaimana imbas dari harga BBM ini. Tapi, itu hanya satu sampai dua minggu. Setelah itu ya meningkat lagi,” ujarnya.
Namun, Ali mengaku bahwa realisasi penyaluran tersebut menurun jika dibanding penyaluran pada hari sebelumnya. Dimana pada hari Jumat (21/6), saat pemerintah mengumkan kenaikan, “Realisasi penyaluran premium mencapai 98.600 kl. Angka tersebut naik 22,3 persen dibanding penyaluran harian normal sekitar 80 ribu kl. Sedangkan, realisasi penyaluran solar bersubsidi sekitar 50 ribu kl. Itu meningkat dari rata-rata penyaluran harian normal sekitar 43 ribu kl.

“Tapi realisasi itu masih di bawah perkiraan Pertamina. Kami meprediksi kenaikan hingga 25 persen diatas rata-rata harian. Karena itu, menurut pantauan kami, situasi pada saat itu berjalan lancar dan tak ada gangguan berarti.” imbuhnya.
Dia menegaskan, Pertamina bakal terus berupaya untuk menjaga ketahan pasokan pada level 18 hari. Salah satunya, dengan rencana impor BBM sebanyak 2,2 juta kl. Impor tersebut ditargetkan bakal rampung dua minggu kedepan. (bil/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/