28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Ekspor Tembakau Deli ke Jerman Tembus 572 Ton

MEDAN- Selama periode Januari hingga Juni 2012 atau semester 1, ekspor Tembakau asal Sumatera Utara mengalami peningkatan 915 persen dibanding periode yang sama pada tahun yang lalu.

Dimana, secara nilai naik dari US$3.120 menjadi US$2.860.000 pada 2012 ini. Sedangkan untuk volume mulai dari 624 kg naik menjadi 572 ribu kg (572 ton). Peningkatan ini salah satunya dikarenakan peningkatan penjualan tembakau asal PTPN 2.

Peningkatan nilai ekspor ini terjadi karena sudah dilakukannya penjualan langsung di Kota Medan, terutama tembakau dari PTPN 2. “Sejak tidak ada pelelangan, ekspor tembakau terus naik. Dengan penjualan langsung di sini, berarti bisa menaikkan harga jual dan tawar produksi tembakau yang kita punya,” ujar Kasi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustiran dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitrah Kurnia.

Berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA) Disperindag Sumut terjual 100 persen ke Jerman. Hal ini karena konsumsi tembakau terbesar di dunia khususnya tembakau deli berasal dari negara tersebut. “Tembakau kita memang pasarnya ke Eropa. Jadi wajar saja penjualan ini meningkat,” katanya.

Di tempat terpisah Manager Distrik Tembakau PTPN2 Bambang Sutrisno, mengatakan penjualan langsung tembakau deli memang selalu dilakukan di luar produksi tembakau yang dilelang atau kini juga sudah dijual langsung ke pasar-pasar tertentu.  “Pemasaran langsung ini biasanya memenuhi permintaan dari Amerika Serikat, Eropa dan Malaysia,” imbuhnya.

Untuk penjualan langsung produksi tembakau di tahun lalu telah habis terjual pada akhir Juni 2012 sebanyak 1.173 ball tembakau deli kualitas 1. Dimana harga rata-rata penjualan ekspor tersebut mencapai  39,9 Euro/kg dan dibeli dari Negara Jerman, Denmark dan Swedia.

Selain itu, pihaknya juga ada menjual tembakau kepada pihak Djarum sebanyak 34 ball. Dan selanjutnya sedang dalam proses penjualan tembakau filler atau isi tembakau sebanyak 497 ball dengan harga US$ 4/kg dijual. “Karena tidak ada pelelangan, kita semakin mantap dengan harga,” ujarnya. (ram)

MEDAN- Selama periode Januari hingga Juni 2012 atau semester 1, ekspor Tembakau asal Sumatera Utara mengalami peningkatan 915 persen dibanding periode yang sama pada tahun yang lalu.

Dimana, secara nilai naik dari US$3.120 menjadi US$2.860.000 pada 2012 ini. Sedangkan untuk volume mulai dari 624 kg naik menjadi 572 ribu kg (572 ton). Peningkatan ini salah satunya dikarenakan peningkatan penjualan tembakau asal PTPN 2.

Peningkatan nilai ekspor ini terjadi karena sudah dilakukannya penjualan langsung di Kota Medan, terutama tembakau dari PTPN 2. “Sejak tidak ada pelelangan, ekspor tembakau terus naik. Dengan penjualan langsung di sini, berarti bisa menaikkan harga jual dan tawar produksi tembakau yang kita punya,” ujar Kasi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustiran dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitrah Kurnia.

Berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA) Disperindag Sumut terjual 100 persen ke Jerman. Hal ini karena konsumsi tembakau terbesar di dunia khususnya tembakau deli berasal dari negara tersebut. “Tembakau kita memang pasarnya ke Eropa. Jadi wajar saja penjualan ini meningkat,” katanya.

Di tempat terpisah Manager Distrik Tembakau PTPN2 Bambang Sutrisno, mengatakan penjualan langsung tembakau deli memang selalu dilakukan di luar produksi tembakau yang dilelang atau kini juga sudah dijual langsung ke pasar-pasar tertentu.  “Pemasaran langsung ini biasanya memenuhi permintaan dari Amerika Serikat, Eropa dan Malaysia,” imbuhnya.

Untuk penjualan langsung produksi tembakau di tahun lalu telah habis terjual pada akhir Juni 2012 sebanyak 1.173 ball tembakau deli kualitas 1. Dimana harga rata-rata penjualan ekspor tersebut mencapai  39,9 Euro/kg dan dibeli dari Negara Jerman, Denmark dan Swedia.

Selain itu, pihaknya juga ada menjual tembakau kepada pihak Djarum sebanyak 34 ball. Dan selanjutnya sedang dalam proses penjualan tembakau filler atau isi tembakau sebanyak 497 ball dengan harga US$ 4/kg dijual. “Karena tidak ada pelelangan, kita semakin mantap dengan harga,” ujarnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/