29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Antisipasi Suplai Pangan karena Kabut Asap, BI dan Pemprov Sumut Berkoordinasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebakaran hutan yang terjadi di Riau dan Jambi ternyata memberikan dampak pada suplai pangan di Sumatera Utara. Beberapa komoditas diketahui berasal dari dua provinsi tersebut. Oleh karena itu, Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melakukan antisipasi bersama.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan koordinasi antisipasi langsung dibicarakan bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.

“Secara umum, tidak berdampak dengan besar. Tapi, kita sadar memerlukan komoditi-komiditi dari luar Sumatera Utara dari Riau, Padang, Jambi dan Batam dan daerah lain,” ungkap Wiwiek kepada wartawan di Medan, Selasa (24/9).

Kondisi karhutla tersebut, menurut Wiwiek akan berimbas dengan penyuplaian barang-barang komoditi pangan seperti telur, ayam, beras, cabai merah dan rawit, dan sebagiannya. Ia mengharapkan jangan sampai terjadi kelangkaan barang dan melonjaknya harga pangan. “Ini kita khawatirkan kelangsungannya, suplai barang-barang komuditas di luar dari Sumatera Utara ini harus kita antisipasi suplainya,” tutur Wiwiek.

Ia menyebutkan BI Sumut bersama Tim Pengendali Inflasi Provinsi Sumut dan Tim Pengendali Inflasi Kabupaten/Kota di Sumut sudah melakukan pertemuan untuk membicarakan dampak kabut asap terhadap kebutuhan pokok masyarakat.

“Dan mencari alternatifnya dan juga harus siap-siap bila ada terganggu. Bukan dari sisi pendistribusian terganggu, dari sisi produksinya. Karena, kawan-kawan (petani) menggunsikan. Mereka tidak tanam, sampai asapnya membaik. Akan mempengaruhi pasokan,” kata Wiwiek.

Dengan kordinasi yang baik, Wiwiek menambahkan kondisi kabut asap ini tidak memberikan dampak negatif dengan pertumbuhan ekonomi di Sumut atau menyebabkan inflasi pada bulan September 2019 ini.”Saya kira belum untuk bulan ini (inflasi),” pungkasnya.(gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebakaran hutan yang terjadi di Riau dan Jambi ternyata memberikan dampak pada suplai pangan di Sumatera Utara. Beberapa komoditas diketahui berasal dari dua provinsi tersebut. Oleh karena itu, Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melakukan antisipasi bersama.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan koordinasi antisipasi langsung dibicarakan bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.

“Secara umum, tidak berdampak dengan besar. Tapi, kita sadar memerlukan komoditi-komiditi dari luar Sumatera Utara dari Riau, Padang, Jambi dan Batam dan daerah lain,” ungkap Wiwiek kepada wartawan di Medan, Selasa (24/9).

Kondisi karhutla tersebut, menurut Wiwiek akan berimbas dengan penyuplaian barang-barang komoditi pangan seperti telur, ayam, beras, cabai merah dan rawit, dan sebagiannya. Ia mengharapkan jangan sampai terjadi kelangkaan barang dan melonjaknya harga pangan. “Ini kita khawatirkan kelangsungannya, suplai barang-barang komuditas di luar dari Sumatera Utara ini harus kita antisipasi suplainya,” tutur Wiwiek.

Ia menyebutkan BI Sumut bersama Tim Pengendali Inflasi Provinsi Sumut dan Tim Pengendali Inflasi Kabupaten/Kota di Sumut sudah melakukan pertemuan untuk membicarakan dampak kabut asap terhadap kebutuhan pokok masyarakat.

“Dan mencari alternatifnya dan juga harus siap-siap bila ada terganggu. Bukan dari sisi pendistribusian terganggu, dari sisi produksinya. Karena, kawan-kawan (petani) menggunsikan. Mereka tidak tanam, sampai asapnya membaik. Akan mempengaruhi pasokan,” kata Wiwiek.

Dengan kordinasi yang baik, Wiwiek menambahkan kondisi kabut asap ini tidak memberikan dampak negatif dengan pertumbuhan ekonomi di Sumut atau menyebabkan inflasi pada bulan September 2019 ini.”Saya kira belum untuk bulan ini (inflasi),” pungkasnya.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/