Yogyakarta -PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) berencana menggenjot likuiditas di tahun depan melalui sekuritisasi aset dan penerbitan obligasi baik rupiah maupun dolar.
Direktur Strategi dan Finansial Bank Mandiri Pahala Mansury mengatakan, pertumbuhan kredit yang terus melaju kencang perlu direm agar likuiditas tetap terjaga.
Untuk itu, Bank Mandiri hanya akan menyalurkan kredit di tahun depan di kisaran 15-19 persen, jauh lebih rendah dari pertumbuhan kredit di tahun 2013 yang ditargetkan mencapai 20 persen.”Bank itu jarang yang pernah betul-betul kolaps karena masalah NPL tapi justru karena likuditas. Ini yang jadi fokus 2013-2014. Pertumbuhaan dana harus seimbang dengan pertumbuhan kredit. Dalam 2 tahun mendatang perlu menjaga likuiditas yang baik,” ujar Pahala di Hotel Hyatt Regency Yogyakarta, Minggu (24/11).
Menurut Pahala, pertumbuhan kredit perbankan nasional saat ini cukup kencang. Ini menyebabkan ekses yang cukup besar dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Olehnya itu, perbankan perlu menyeimbangkan pertumbuhan penyaluran kredit dengan raupan DPK.
“Ada faktor-faktor domestik yang memang perlu untuk dilakukan perlambatan (kredit). Likuiditas yang dilakukan Bank Indonesia (BI) memang dimaksudkan untuk menekan laju pertumbuhan kredit yang cukup kencang,” jelasnya.
Pahala menjelaskan, perseroan akan melakukan sekuritisasi aset khususnya aset yang kuat dan jangka waktu pinjamannya panjang seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).”Di AS 50 persen dana berbentuk sekuritisasi. Khususnya untuk asetnya yang kuat dan jangka waktu pinjaman panjang jadi solusi kan seperti KPR. Mismatch kan kalau pakai DPK. Kita akan sekuritisasi KPR,” ujar dia.
Selain itu, Pahala menyebutkan, perseroan akan menerbitkan obligasi dalam bentuk rupiah di tahun depan. Hal ini untuk mendukung ketersediaan likuditas Bank Mandiri. (tri)