28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Engineering di Medan Masih Banyak Belum Bersertifikasi, PJK3 Siap Berikan Pelatihan

CEO PT Fortuna Berkat Sentosa & PT XIOLIFT Elevator Indonesia, Vincent Desranta (kiri).
BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Tenaga Kerja melalui Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan melakukan pelatihan dan sertifikasi bagi sejumlah teknisi di Medan awal tahun depan. Pelatihan ini sesuai dengan rujukan pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja, kewajiban sertifikasi teknisi bukan hanya untuk lift dan eskalator tapi juga genset, gondola, alat berat, dan item-item lainnya.

CEO Fortuna Berkat Sentosa & XIOLIFT Elevator Indonesia, Vincent Desranta mengatakan di Kota Medan sendiri, ternyata masih banyak teknisi khususnya lift dan eskalator yang belum mengantongi sertifikasi. “Saat ini kami akan mulai ke gedung-gedung untuk memberikan penawaran dan kerja sama untuk pelatihan dan sertifikasi,” kata, Minggu (24/11).

Ia mengatakan PT Fortuna Berkat Sentosa merupakan salah satu PJK3 di Medan sangat berkomitmen untuk mensukseksan keselamatan di tempat umum, yang digunakan oleh masyarakat banyak.

“Pelatihan ini, memiliki standar berbeda dari jenis-jenis yang harus dilatih. Seperti lift dan eskalator, itu ada surat izin operasi dan pelatihannya 6 hari, ahli K3 selama 12 hari, untuk genset dan lainnya juga berbeda,” tutur Vicent.

Kelebihannya teknisi engineering yang ditempatkan di perusahaan tersebut setelah pelatihan dan sertifikasi, bisa memiliki pemahaman dan punya hak untuk melakukan evakuasi. Disamping pemegang merek tersebut. Ini menjadi tolak ukur untuk owner saving cost.

“Berarti perusahaan bisa punya teknisi me-maintenance unit lift, ya pasti bisa. Dan itu akan kita buat semacam klinik. Kalau memang ada kekurangan, akan kita lakukan pelatihan lagi. Sampai benar-benar bisa menguasainya bidangnya. Karena ini berhubungan dengan keselamatan,” kata Vincent.

Untuk eskalator dan lift, katanya, pelatihan dan sertifikasi memang lebih kompleks. Karena itu tidak mudah dipahami. Tapi pihaknya akan berusaha supaya wawasannya terbuka melalui pelatihan dan sertifikasi yang akan dilakukan tahun depan.

“Saya berharap dan meminta kerja sama dari pemilik gedung-gedung tinggi khususnya di Kota Medan. Silahkan kita bisa berkomunikasi. Jadi tidak buta. Pihak kementerian juga sangat mensupport jika di Medan ada pelatihan dan sertifikasi yang akan jadi barometer untuk kota lainnya. Karena memang baru Jakarta yang sudah melaksanakannya,” kata Vincent.

Untuk pelatihan dan sertifikasi teknisi engineering tahun depan, kapasitasnya hanya untuk 25 orang. Jadi satu perusahaan bisa merekomendasikan 1-2 orang teknisinya.”Tapi jika nanti jumlah pendaftarnya banyak, kapasitasnya mungkin akan ditambah. Pembicaranya nanti akan hadir dari Kemenaker, Disnaker, dan asosiasi-asosiasi engineering,” tandasnya. (gus/ram)

CEO PT Fortuna Berkat Sentosa & PT XIOLIFT Elevator Indonesia, Vincent Desranta (kiri).
BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Tenaga Kerja melalui Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan melakukan pelatihan dan sertifikasi bagi sejumlah teknisi di Medan awal tahun depan. Pelatihan ini sesuai dengan rujukan pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja, kewajiban sertifikasi teknisi bukan hanya untuk lift dan eskalator tapi juga genset, gondola, alat berat, dan item-item lainnya.

CEO Fortuna Berkat Sentosa & XIOLIFT Elevator Indonesia, Vincent Desranta mengatakan di Kota Medan sendiri, ternyata masih banyak teknisi khususnya lift dan eskalator yang belum mengantongi sertifikasi. “Saat ini kami akan mulai ke gedung-gedung untuk memberikan penawaran dan kerja sama untuk pelatihan dan sertifikasi,” kata, Minggu (24/11).

Ia mengatakan PT Fortuna Berkat Sentosa merupakan salah satu PJK3 di Medan sangat berkomitmen untuk mensukseksan keselamatan di tempat umum, yang digunakan oleh masyarakat banyak.

“Pelatihan ini, memiliki standar berbeda dari jenis-jenis yang harus dilatih. Seperti lift dan eskalator, itu ada surat izin operasi dan pelatihannya 6 hari, ahli K3 selama 12 hari, untuk genset dan lainnya juga berbeda,” tutur Vicent.

Kelebihannya teknisi engineering yang ditempatkan di perusahaan tersebut setelah pelatihan dan sertifikasi, bisa memiliki pemahaman dan punya hak untuk melakukan evakuasi. Disamping pemegang merek tersebut. Ini menjadi tolak ukur untuk owner saving cost.

“Berarti perusahaan bisa punya teknisi me-maintenance unit lift, ya pasti bisa. Dan itu akan kita buat semacam klinik. Kalau memang ada kekurangan, akan kita lakukan pelatihan lagi. Sampai benar-benar bisa menguasainya bidangnya. Karena ini berhubungan dengan keselamatan,” kata Vincent.

Untuk eskalator dan lift, katanya, pelatihan dan sertifikasi memang lebih kompleks. Karena itu tidak mudah dipahami. Tapi pihaknya akan berusaha supaya wawasannya terbuka melalui pelatihan dan sertifikasi yang akan dilakukan tahun depan.

“Saya berharap dan meminta kerja sama dari pemilik gedung-gedung tinggi khususnya di Kota Medan. Silahkan kita bisa berkomunikasi. Jadi tidak buta. Pihak kementerian juga sangat mensupport jika di Medan ada pelatihan dan sertifikasi yang akan jadi barometer untuk kota lainnya. Karena memang baru Jakarta yang sudah melaksanakannya,” kata Vincent.

Untuk pelatihan dan sertifikasi teknisi engineering tahun depan, kapasitasnya hanya untuk 25 orang. Jadi satu perusahaan bisa merekomendasikan 1-2 orang teknisinya.”Tapi jika nanti jumlah pendaftarnya banyak, kapasitasnya mungkin akan ditambah. Pembicaranya nanti akan hadir dari Kemenaker, Disnaker, dan asosiasi-asosiasi engineering,” tandasnya. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/