26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tekan Biaya, Lima Sektor Beralih ke Teknologi

TEKNOLOGI: Industri kendaraan yang menerapkan teknologi robot.
TEKNOLOGI: Industri kendaraan yang menerapkan teknologi robot.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, industri harus segera beralih ke teknologi. Hal ini dilakukan untuk efisiensi biaya produksi.

Kata dia, sudah ada beberapa industri yang telah mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Pertama adalah industri sektor manufaktur.

“Itu sudah mulai dilakukan, yang paling lead itu di manufaktur melakukan dan utamanya mereka melakukan ini untuk optimalisasi operasional, kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiga meningkatkan product development hingga sales,” tutur dia dalam webinar, Kamis (25/6).

Kemudian, ada juga sektor ritel, yang juga terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aktivitas jual beli terhambat. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan adanya penurunan omset hingga 90 persen.

“Kedua industri ritel, mereka juga sudah melakukan hal ini, kalau ditanya mereka mengoptimalisasi operasional mereka dan produktivitas dan meningkatkan produk maupun skill,” jelasnya.

Selain itu, juga ada sektor pertambangan agrikultur hingga telekomunikasi. Di mana, disebutkan bahwa akan ada potensi efisiensi biaya sebesar USD 120 miliar hingga tahun 2025.

“Lalu sektor mining, agriculture, lalu telekomunikasi dan media, akan ada peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan total potensi itu sekitar USD 120 miliar atau Rp 1.700 triliun,” tuturnya. (bbs/azw)

TEKNOLOGI: Industri kendaraan yang menerapkan teknologi robot.
TEKNOLOGI: Industri kendaraan yang menerapkan teknologi robot.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, industri harus segera beralih ke teknologi. Hal ini dilakukan untuk efisiensi biaya produksi.

Kata dia, sudah ada beberapa industri yang telah mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Pertama adalah industri sektor manufaktur.

“Itu sudah mulai dilakukan, yang paling lead itu di manufaktur melakukan dan utamanya mereka melakukan ini untuk optimalisasi operasional, kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiga meningkatkan product development hingga sales,” tutur dia dalam webinar, Kamis (25/6).

Kemudian, ada juga sektor ritel, yang juga terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aktivitas jual beli terhambat. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan adanya penurunan omset hingga 90 persen.

“Kedua industri ritel, mereka juga sudah melakukan hal ini, kalau ditanya mereka mengoptimalisasi operasional mereka dan produktivitas dan meningkatkan produk maupun skill,” jelasnya.

Selain itu, juga ada sektor pertambangan agrikultur hingga telekomunikasi. Di mana, disebutkan bahwa akan ada potensi efisiensi biaya sebesar USD 120 miliar hingga tahun 2025.

“Lalu sektor mining, agriculture, lalu telekomunikasi dan media, akan ada peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan total potensi itu sekitar USD 120 miliar atau Rp 1.700 triliun,” tuturnya. (bbs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/