MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jabatan Direktur Pengolahan di PT Aqua Farm Nusantara (PTAN), ternyata dipegang seorang perempuan. Namanya Sri Rusmianawati. Kartini masa kini itu saat ini menjadi karyawan perempuan dengan posisi tertinggi di PTAN, yang bertanggung jawab memastikan proses produksi dan pengolahan ikan Tilapia (Nila) sesuai prosedur dan standar internasional.
Bergabung sejak awal mula PT AN dibuka di Semarang tahun 1996, Ana, demikian sapaan perempuan kelahiran 1970 ini, sudah wara-wiri mengurus perusahaan dari nol. Mulai dari mengurus perizinan, standar pengolahan, pengemasan, pendinginan, pengiriman, dan seterusnya.
Jabatan awal dari manager quality control, naik ke posisi plant manager, hingga saat ini direktur pengolahan, menunjukkan perusahaan tidak memandang perbedaan gender dalam perekrutan dan penempatan orang-orang di jabatan tertentu.
“Yess… dalam menempatkan karyawan, perusahaan menerapkan prinsip the right man on the right place. Seseorang direkrut dan ditempatkan sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing. Memang ada beberapa posisi yang dianggap lebih cocok untuk gender tertentu. Tetapi itu lebih ke penilaian kecakapan dan ketelatenan. Jadi bukan diskriminasi gender,” cetus pengagum Ibu Kartini ini kalem, saat buka puasa bersama awak media di Medan, Minggu (26/4).
Di perusahaan pengekspor fillet tilapia yang mempekerjakan sekitar 1.600 karyawan ini, Ana membawahi sejumlah karyawan. Adapun karyawan PTAN saat ini didominasi karyawan laki-laki sebanyak 60 persen dan perempuan 40 persen. “Seluruh hak-hak karyawan baik laki-laki maupun perempuan, dipenuhi sesuai UU. Tidak dibeda-bedakan berdasarkan gender,” katanya.
Sudah 7 bulan terakhir ia fokus menanggungjawabi pengolahan ikan tilapia yang dibudidayakan di perairan Danau Toba, setelah sebelumnya selalu hilir-mudik Semarang-Medan.
“Tahun 1998 Aqua Farm hadir di Sumatera Utara sekaligus buka cabang di Honduras. Nah… saya dipercaya menghandle dua tempat sekaligus: Semarang dan Sumut. Dari Semarang, saya mengirim karyawan hingga tiga gelombang ke Sumut, untuk bekerja sekaligus melatih karyawan lokal. Saya juga yang mengurus asal-mula ekspor fillet tilapia Danau Toba ke pasar Eropa dan Amerika,” cetusnya seraya tersenyum manis.
Kesibukannya yang bolak-balik Jawa-Sumatera, mendapat dukungan penuh dari suami dan anak-anak. Apalagi, suaminya juga sama-sama lulusan Jurusan Perikanan dan sama-sama berkarir di Aqua Farm. “Soal anak-anak, untungnya rumah orangtua kebetulan dekat rumah kami. Jadi bisa dititip jaga saat saya harus bolak-balik Medan-Semarang,” cetus Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan Kalinyamat, Jepara ini tersenyum simpul.
Tantangan yang dialaminya selama mengemban tanggung jawab besar di perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) itu, yakni meningkatkan skill karyawan sekaligus menjaga kualitas produk. “Saat ini, fillet tilapia produksi PT AN meraih The Best Processing Seafood Number 1 secara nasional,” ungkapnya bangga. Ada 12 sertifikasi internasional yang dipegang PT AN, sebagai syarat melakukan kegiatan ekspor fillet tilapia ke pasar internasional. Dan dirinya yang menanggungjawabi prosesnya.
Apa rahasia sukses berkarir di sebuah PMA?
“Intinya, kita harus memberi kontribusi, memiliki integritas, disiplin, dan komitmen dalam bekerja,” cetus ibu tiga anak ini mantap.
Apa pandangannya terhadap peran Ibu Kartini dalam eksistensi perempuan di zaman sekarang? “Ya, pastinya perjuangan Ibu Kartini telah membuka peluang bagi perempuan untuk berkarya, tidak hanya di daerahnya di Jepara, tetapi juga di daerah-daerah lain. Bagi saya pribadi, perjuangan beliau saya jadikan cambuk untuk maju, khususnya jika sedang menghadapi masalah,” ungkapnya manis.
Kepada kaum perempuan, ia berpesan agar dapat memberikan karya terbaiknya bagi masyarakat, bangsa dan negara. “Tetaplah berusaha, jangan menyerah. Selalu berikan kemampuan yang terbaik,” pungkasnya. (mea)