25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

SHARP Tawarkan Solusi Energi Terbarukan di Tiga Negara

ATAS: Penampakkan Mega Solar PLant di Jakabaring Sports City di Indonesia dari atas. Selain di Indonesia, Panel Surya ini juga sudah beroperasi di Mongolia. Dan dalam waktu, panel surya ini juga akan dibangun di negara Vietnam.(Foto : Ist/Sumut Pos)

MONGOLIA, SUMUTPOS.CO – Penipisan lapisan ozon hingga pemanasan global dirasakan semakin besar dampaknya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Selain kesadaran masing-masing individu, diperlukan tindak nyata yang mampu meminimalisir hal ini secara signifikan. Sebagai manufaktur elektronik, SHARP Corporation sadar akan pentingnya menghasilnya produk inovatif yang dapat membawa solusi bagi masalah ini, yakni melalui pembuatan panel surya.

Kemunculan panel surya milik SHARP kini semakin banyak digunakan dan diadaptasi oleh berbagai perusahaan. Lewat SHARP Energy Solutions Corportaion (SESJ)[1]  ekspansi terus dilaksanakan di berbagai wilayah di seluruh dunia. Sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2018, sekiranya ada tiga wilayah yang dapat menikmati sumber energi listrik melalui panel surya. Di bulan Juni misalnya, SESJ baru saja mengumumkan selesainya pembangunan pabrik panel surya nan megah di Zamyn Uud, Provinsi Dornogovi, Mongolia. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara SHARP dengan Shigemitsu Shoji Co., Ltd.[2] dan Mongolian energy company Solar Tech LLC[3].

Pabrik baru milik SHARP ini mampu menghasilkan sekitar 16.5 MW-dc, dengan kapasitas kekuatan tahunan yang diestimasi mencapai 31,162 MWh/tahun. Emisi dari fasilitas ini diharapkan mampu mencegah emisi karbon dioksida dari Efek Rumah Kaca sebesar 24,836 t-CO2  per tahun.

Pemerintah Mongolia turut menargetkan sekiranya 25% energi dari pembangkit tenaga listrik akan berasal dari sumber daya terbarukan. Sebelumnya pada Desember 2016, SHARP berkolaborasi dengan Shigemitsu Shoji dan lainnya, untuk menyelesaikan pabrik panel surya sebesar 10 MW-dc. Pembangunan ini turut menandakan hadirnya fasilitas solar panel pertama yang ada di Mongolia.

Dari Mongolia, tepatnya pada akhir Agustus 2018, SHARP Energy Solutions Corportaion (SESJ)  juga menerima permintaan untuk pembagunan panel surya di Vietnam, tepatnya di Provinsi Binh Thuan dan Long An. Masing-masing panel surya berkapasitas sekitar 49 MW-dc dan untuk kapasitas gabungan sebesar 98 MW-dc. Permintaan ini datang dari Gia Lai Hydropower Joint Stock Company[4] dan TTC-Duc Hue Long An Power Joint Stock Company[5] yang beroperasi di bawah payung Thanh Thanh Cong Group (TTC Group) .

Jumlah listrik yang dihasilkan setiap tahunnya diperkirakan mencapai 149,740 MWh/tahun untuk gabungan kedua panel surya. Jumlah ini setara dengan jumlah listrik yang dikonsumsi oleh rata-rata 79.353 rumah tangga[6] di Vietnam setiap tahun. Pengeluaran dari fasilitas ini termasuk untuk menghindarkan terjadinya emisi dari Efek Gas Rumah Kaca yang mencapai hingga 40,863 t-CO2 per tahun.

Pemerintah Vietnam juga berencana[7] untuk meningkatkan pembangkit listrik tenaga surya hingga 850 MW pada tahun 2020 dan 12.000 MW pada tahun 2030 mendatang. Di bulan Juni 2017, pemerintah telah memperkenalkan FIT (Feed-in Tariff)[8], sebuah sistem untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dalam skala yang lebih luas. Energi listrik yang dihasilkan dari kedua pembangkit listrik akan termasuk dalam sistem ini.

Di Indonesia sendiri, pembangunan panel surya telah dilakukan lebih dulu pada Juli 2018 bertempat di Jakabaring Sports City, Palembang. SSEJ bermitra dengan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi untuk menyediakan panel surya yang telah beroperasi sejak 10 April 2018 dan diresmikan pada 30 Juni 2018. Peresmian ini dilakukan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin bersama perwakilan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Alam, perwakilan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, dan lainnya.

Pabrik panel surya dibangun setelah memenuhi persyaratan dari Joint Credit Mechanism (JCM) Subsidy Program[9]  yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Jepang. Panel surya ini mampu menghasilkan sekitar 1.6 MW-dc dengan kekuatan hingga 1.922 MWh/tahun, yang mana mampu mencegah emisi gas dari Efek Rumah Kaca sebanyak 917 t-CO2 per tahun.

SESJ akan terus berkomitmen dalam memberikan solusi energi yang mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di sekitar Asia serta berkontribusi lebih lanjut dalam meluncurkan energi terbarukan. Visi yang sama juga akan dilakukan oleh SHARP Indonesia sebagai anak perusahaan, dengan membangun lebih banyak lagi panel surya sebagai pembangkit tenaga listrik. (rel/ram)

 

ATAS: Penampakkan Mega Solar PLant di Jakabaring Sports City di Indonesia dari atas. Selain di Indonesia, Panel Surya ini juga sudah beroperasi di Mongolia. Dan dalam waktu, panel surya ini juga akan dibangun di negara Vietnam.(Foto : Ist/Sumut Pos)

MONGOLIA, SUMUTPOS.CO – Penipisan lapisan ozon hingga pemanasan global dirasakan semakin besar dampaknya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Selain kesadaran masing-masing individu, diperlukan tindak nyata yang mampu meminimalisir hal ini secara signifikan. Sebagai manufaktur elektronik, SHARP Corporation sadar akan pentingnya menghasilnya produk inovatif yang dapat membawa solusi bagi masalah ini, yakni melalui pembuatan panel surya.

Kemunculan panel surya milik SHARP kini semakin banyak digunakan dan diadaptasi oleh berbagai perusahaan. Lewat SHARP Energy Solutions Corportaion (SESJ)[1]  ekspansi terus dilaksanakan di berbagai wilayah di seluruh dunia. Sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2018, sekiranya ada tiga wilayah yang dapat menikmati sumber energi listrik melalui panel surya. Di bulan Juni misalnya, SESJ baru saja mengumumkan selesainya pembangunan pabrik panel surya nan megah di Zamyn Uud, Provinsi Dornogovi, Mongolia. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara SHARP dengan Shigemitsu Shoji Co., Ltd.[2] dan Mongolian energy company Solar Tech LLC[3].

Pabrik baru milik SHARP ini mampu menghasilkan sekitar 16.5 MW-dc, dengan kapasitas kekuatan tahunan yang diestimasi mencapai 31,162 MWh/tahun. Emisi dari fasilitas ini diharapkan mampu mencegah emisi karbon dioksida dari Efek Rumah Kaca sebesar 24,836 t-CO2  per tahun.

Pemerintah Mongolia turut menargetkan sekiranya 25% energi dari pembangkit tenaga listrik akan berasal dari sumber daya terbarukan. Sebelumnya pada Desember 2016, SHARP berkolaborasi dengan Shigemitsu Shoji dan lainnya, untuk menyelesaikan pabrik panel surya sebesar 10 MW-dc. Pembangunan ini turut menandakan hadirnya fasilitas solar panel pertama yang ada di Mongolia.

Dari Mongolia, tepatnya pada akhir Agustus 2018, SHARP Energy Solutions Corportaion (SESJ)  juga menerima permintaan untuk pembagunan panel surya di Vietnam, tepatnya di Provinsi Binh Thuan dan Long An. Masing-masing panel surya berkapasitas sekitar 49 MW-dc dan untuk kapasitas gabungan sebesar 98 MW-dc. Permintaan ini datang dari Gia Lai Hydropower Joint Stock Company[4] dan TTC-Duc Hue Long An Power Joint Stock Company[5] yang beroperasi di bawah payung Thanh Thanh Cong Group (TTC Group) .

Jumlah listrik yang dihasilkan setiap tahunnya diperkirakan mencapai 149,740 MWh/tahun untuk gabungan kedua panel surya. Jumlah ini setara dengan jumlah listrik yang dikonsumsi oleh rata-rata 79.353 rumah tangga[6] di Vietnam setiap tahun. Pengeluaran dari fasilitas ini termasuk untuk menghindarkan terjadinya emisi dari Efek Gas Rumah Kaca yang mencapai hingga 40,863 t-CO2 per tahun.

Pemerintah Vietnam juga berencana[7] untuk meningkatkan pembangkit listrik tenaga surya hingga 850 MW pada tahun 2020 dan 12.000 MW pada tahun 2030 mendatang. Di bulan Juni 2017, pemerintah telah memperkenalkan FIT (Feed-in Tariff)[8], sebuah sistem untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dalam skala yang lebih luas. Energi listrik yang dihasilkan dari kedua pembangkit listrik akan termasuk dalam sistem ini.

Di Indonesia sendiri, pembangunan panel surya telah dilakukan lebih dulu pada Juli 2018 bertempat di Jakabaring Sports City, Palembang. SSEJ bermitra dengan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi untuk menyediakan panel surya yang telah beroperasi sejak 10 April 2018 dan diresmikan pada 30 Juni 2018. Peresmian ini dilakukan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin bersama perwakilan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Alam, perwakilan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, dan lainnya.

Pabrik panel surya dibangun setelah memenuhi persyaratan dari Joint Credit Mechanism (JCM) Subsidy Program[9]  yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Jepang. Panel surya ini mampu menghasilkan sekitar 1.6 MW-dc dengan kekuatan hingga 1.922 MWh/tahun, yang mana mampu mencegah emisi gas dari Efek Rumah Kaca sebanyak 917 t-CO2 per tahun.

SESJ akan terus berkomitmen dalam memberikan solusi energi yang mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di sekitar Asia serta berkontribusi lebih lanjut dalam meluncurkan energi terbarukan. Visi yang sama juga akan dilakukan oleh SHARP Indonesia sebagai anak perusahaan, dengan membangun lebih banyak lagi panel surya sebagai pembangkit tenaga listrik. (rel/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/