30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jelang Natal & Tahun Baru 2020, Garuda Jamin Tak Naikkan Harga Tiket

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Maskapai Garuda Indonesia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menaikkan harga tiket pesawat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan hal ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan kesempatan berlibur dengan pesawat.

Pikri juga menegaskan pihaknya tetap akan mematuhi peraturan tarif batas atas dan tarif batas bawah dalam menentukan tarif.

“Pokoknya kita nggak ada (tiket) naik, nggak boleh naik. Kita beri kesempatan masyarakat libur Nataru. Harga kita itu tak boleh tentukan sendiri kita sudah ditentukan pemerintah dimana ada TBA (tarif batas atas),” ungkap Pikri di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Pikri juga menjelaskan harga tiket pun dipengaruhi biaya operasional airport tax atau passenger service charge, dan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%.

“Di samping TBA, harga tiket pesawat kalau beli tiket ada komponen lain, PSC dan airport tax. Contoh Jakarta-Yogyakarta itu Rp 846 ribu, di terminal 3 airport tax Rp 130 ribu, ditambah PPN 10%. Ditambah lagi iuran asuransi Rp 5 ribu jadi harga bisa Rp 1 juta lebih,” papar Pikri.

Pikri juga menyampaikan masyarakat lebih cermat apabila membeli tiket di online travel agent (OTA). Pasalnya terkadang dalam laman OTA ada beberapa rute yang digabungkan, harga pun menjadi mahal.

“Masalah di OTA dia bisa gabung-gabungkan rute yang sebabkan harga mahal. Contoh Bandung-Medan itu TBA-nya Rp 2,4 juta. Tapi karena Garuda tak punya rutenya, OTA akan cari gabungkan rute,” jelas Pikri.

“Bandung-Denpasar-Cengkareng-Medan misalnya, sehingga harganya gabungan total bisa Rp 5 jutaan,” lanjutnya.

Garuda juga memproyesikan lonjakan penumpang akan berlangsung dari tanggal 20 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020. Guna menghadapi meningkatnya penumpang di musim liburan (peak season), maskapai pelat merah itu menyiapkan sedikitnya 2.495 kursi tambahan (extra seat).

“Penambahan kapasitas tersebut kami lakukan baik melalui pengoperasian armada dengan kapasitas yang lebih besar (bigger aircraft) maupun melalui penambahan jadwal penerbangan (extra flight),” tambahnya.

Dia mengatakan, Garuda Indonesia akan terus memonitor permintaan pasar dan menyesuaikan penambahan kapasitas penerbangan tersebut dengan permintaan pasar. Pikri mengatakan, peningkatan layanan dan operasional dilakukan secara menyeluruh dari segala sisi. Di antaranya, memastikan kesiapan SDM, armada, infrastruktur, dan layanan darat dan aspek lainnya. (bbs/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Maskapai Garuda Indonesia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menaikkan harga tiket pesawat saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan hal ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan kesempatan berlibur dengan pesawat.

Pikri juga menegaskan pihaknya tetap akan mematuhi peraturan tarif batas atas dan tarif batas bawah dalam menentukan tarif.

“Pokoknya kita nggak ada (tiket) naik, nggak boleh naik. Kita beri kesempatan masyarakat libur Nataru. Harga kita itu tak boleh tentukan sendiri kita sudah ditentukan pemerintah dimana ada TBA (tarif batas atas),” ungkap Pikri di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Pikri juga menjelaskan harga tiket pun dipengaruhi biaya operasional airport tax atau passenger service charge, dan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%.

“Di samping TBA, harga tiket pesawat kalau beli tiket ada komponen lain, PSC dan airport tax. Contoh Jakarta-Yogyakarta itu Rp 846 ribu, di terminal 3 airport tax Rp 130 ribu, ditambah PPN 10%. Ditambah lagi iuran asuransi Rp 5 ribu jadi harga bisa Rp 1 juta lebih,” papar Pikri.

Pikri juga menyampaikan masyarakat lebih cermat apabila membeli tiket di online travel agent (OTA). Pasalnya terkadang dalam laman OTA ada beberapa rute yang digabungkan, harga pun menjadi mahal.

“Masalah di OTA dia bisa gabung-gabungkan rute yang sebabkan harga mahal. Contoh Bandung-Medan itu TBA-nya Rp 2,4 juta. Tapi karena Garuda tak punya rutenya, OTA akan cari gabungkan rute,” jelas Pikri.

“Bandung-Denpasar-Cengkareng-Medan misalnya, sehingga harganya gabungan total bisa Rp 5 jutaan,” lanjutnya.

Garuda juga memproyesikan lonjakan penumpang akan berlangsung dari tanggal 20 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020. Guna menghadapi meningkatnya penumpang di musim liburan (peak season), maskapai pelat merah itu menyiapkan sedikitnya 2.495 kursi tambahan (extra seat).

“Penambahan kapasitas tersebut kami lakukan baik melalui pengoperasian armada dengan kapasitas yang lebih besar (bigger aircraft) maupun melalui penambahan jadwal penerbangan (extra flight),” tambahnya.

Dia mengatakan, Garuda Indonesia akan terus memonitor permintaan pasar dan menyesuaikan penambahan kapasitas penerbangan tersebut dengan permintaan pasar. Pikri mengatakan, peningkatan layanan dan operasional dilakukan secara menyeluruh dari segala sisi. Di antaranya, memastikan kesiapan SDM, armada, infrastruktur, dan layanan darat dan aspek lainnya. (bbs/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/