29 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Tabungan Simpan Belajar dari Bank BJB, Hanya Modal Rp5 Ribu

PIAGAM: Kepala Cabang BJB Medan, Adrianus Ulun menyerahkan piagam penghargaan kepada siswa siswa SMP dan SMA Santo Thomas 1 pada acara sosialisasi tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) kepada lebih kurang 300, Sabtu (22/2).
PIAGAM: Kepala Cabang BJB Medan, Adrianus Ulun menyerahkan piagam penghargaan kepada siswa siswa SMP dan SMA Santo Thomas 1 pada acara sosialisasi tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) kepada lebih kurang 300, Sabtu (22/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Jabar Banten (BJB) melalukan sosialisasi tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) kepada siswa SMP dan SMA Santo Thomas 1 Medan, Sabtu (22/2).

Kepala Cabang BJB Medan, Adrianus Ulun mengatakan sosialisasi yang diikuti oleh 300 siswa Santo Thomas ini bertujuan untuk membantu para siswa mengatur keuangannya sejak dini.

“Tabungan ini untuk semua siswa, mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA,” ujarnya.Dijelaskannya, SimPel ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan tabungan lainnya.

Hanya dengan setoran awal Rp5 ribu, para siswa sudah memiliki tabungan dan ATM dengan nama sendiri.

Dan yang lebih menarik, tabungan ini tidak memiliki biaya administrasi sehingga tidak ada pemotongan dana. Sedangkan untuk pembukaan rekening hanya dengan melampirkan fotokopi identitas diri dengan kartu pelajar beserta pihak orangtua yang ikut tanda tangan.

“Program one student one account, satu rekening untuk satu pelajar, program ini diinisiasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan beberapa bank agar pelajar dapat membuka rekening di bank.

Tabungan SimPel ini produk ini sangat cocok dan sangat sederhana dari mulai biaya dan administrasi tidak ada,” ujar Adrianus.

Adrianus mengatakan dalam kegiatan sosialisasi tabungan SimPel ini pihaknya bekerja sama dengan sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco Keuskupan Agung Medan (KAM), dan sudah dilakukan sejak November tahun 2019.

Dirinya mengungkapkan, kegiatan ini akan membawa dampak positif untuk perbankan dari segi pertumbuhan rekening dan saldo tabungan ataupun dana pihak ketiga.

Perwakilan dari Komisi Pendidikan KAM, Pastor Daniel Erwin Manullang OFM. Cap mengatakan menabung itu suatu yang penting, KAM menganggap ini sebuah kegiatan yang sesuai dengan arah pastoral KAM yakni keluarga yang sejahtera.

Diakuinya, satu indikator keluarga sejahtera adalah keluarga Katolik harus pandai mengatur keuangan yakni dengan bisa menabung.

Kita harus pandai menabung, anak anak di sekolah Katolik ini punya kesadaran juga untuk menabung dan anak anak Katolik bisa punya rekening.

Kita harap sesuai dengan program pemerintah bahwa masyarakat Indonesia punya semangat untuk menabung dan itu dimulai usia dini,” kata Pastor Erwin. Kepala SMA Santo Thomas 1 Medan, C.

Tarigan berharap dengan adanya sosialisasi ini para siswa menjadi termotivasi untuk menabung. Kepala SMA Santo Thomas 2, Nelson Nababan mengatakan kegiatan ini sangat bagus karena megajarkan untuk mengatur keuangan.

Apalagi saat ini, anak anak sudah konsumeris untuk membeli pulsa, internet, dan segala hal. “Dengan sosialisasi seperti ini kita arahkan anak anak mampu mengatur uangnya, ada tabungannya, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit,” kata Nelson.(rel/ram)

PIAGAM: Kepala Cabang BJB Medan, Adrianus Ulun menyerahkan piagam penghargaan kepada siswa siswa SMP dan SMA Santo Thomas 1 pada acara sosialisasi tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) kepada lebih kurang 300, Sabtu (22/2).
PIAGAM: Kepala Cabang BJB Medan, Adrianus Ulun menyerahkan piagam penghargaan kepada siswa siswa SMP dan SMA Santo Thomas 1 pada acara sosialisasi tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) kepada lebih kurang 300, Sabtu (22/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Jabar Banten (BJB) melalukan sosialisasi tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) kepada siswa SMP dan SMA Santo Thomas 1 Medan, Sabtu (22/2).

Kepala Cabang BJB Medan, Adrianus Ulun mengatakan sosialisasi yang diikuti oleh 300 siswa Santo Thomas ini bertujuan untuk membantu para siswa mengatur keuangannya sejak dini.

“Tabungan ini untuk semua siswa, mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA,” ujarnya.Dijelaskannya, SimPel ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan tabungan lainnya.

Hanya dengan setoran awal Rp5 ribu, para siswa sudah memiliki tabungan dan ATM dengan nama sendiri.

Dan yang lebih menarik, tabungan ini tidak memiliki biaya administrasi sehingga tidak ada pemotongan dana. Sedangkan untuk pembukaan rekening hanya dengan melampirkan fotokopi identitas diri dengan kartu pelajar beserta pihak orangtua yang ikut tanda tangan.

“Program one student one account, satu rekening untuk satu pelajar, program ini diinisiasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan beberapa bank agar pelajar dapat membuka rekening di bank.

Tabungan SimPel ini produk ini sangat cocok dan sangat sederhana dari mulai biaya dan administrasi tidak ada,” ujar Adrianus.

Adrianus mengatakan dalam kegiatan sosialisasi tabungan SimPel ini pihaknya bekerja sama dengan sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco Keuskupan Agung Medan (KAM), dan sudah dilakukan sejak November tahun 2019.

Dirinya mengungkapkan, kegiatan ini akan membawa dampak positif untuk perbankan dari segi pertumbuhan rekening dan saldo tabungan ataupun dana pihak ketiga.

Perwakilan dari Komisi Pendidikan KAM, Pastor Daniel Erwin Manullang OFM. Cap mengatakan menabung itu suatu yang penting, KAM menganggap ini sebuah kegiatan yang sesuai dengan arah pastoral KAM yakni keluarga yang sejahtera.

Diakuinya, satu indikator keluarga sejahtera adalah keluarga Katolik harus pandai mengatur keuangan yakni dengan bisa menabung.

Kita harus pandai menabung, anak anak di sekolah Katolik ini punya kesadaran juga untuk menabung dan anak anak Katolik bisa punya rekening.

Kita harap sesuai dengan program pemerintah bahwa masyarakat Indonesia punya semangat untuk menabung dan itu dimulai usia dini,” kata Pastor Erwin. Kepala SMA Santo Thomas 1 Medan, C.

Tarigan berharap dengan adanya sosialisasi ini para siswa menjadi termotivasi untuk menabung. Kepala SMA Santo Thomas 2, Nelson Nababan mengatakan kegiatan ini sangat bagus karena megajarkan untuk mengatur keuangan.

Apalagi saat ini, anak anak sudah konsumeris untuk membeli pulsa, internet, dan segala hal. “Dengan sosialisasi seperti ini kita arahkan anak anak mampu mengatur uangnya, ada tabungannya, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit,” kata Nelson.(rel/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/