29 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

BPH Migas: Shell & Total Harusnya Kelola Cadangan BBM Nasional

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Sampai saat ini Indonesia belum memiliki cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Yang ada sekarang hanya cadangan operasional 21 sampai 23 hari yang dimiliki PT Pertamina (Persero).

“Berdasarkan ketentuan yang sudah diatur dalam IEA (International Energy Agency) untuk cadangan nasional setiap negara itu sebanyak 90 hari. Itu kondisi yang ideal,” kata Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, selama ini permasalahan cadangan BBM nasional masih maju mundur karena terkendala permasalahan biaya.  Dia mencontohkan Jepang yang pernah mengalami krisis minyak pada tahun 1971, akhirnya bisa memiliki cadangan penyangga di atas ketentuan IEA diawali dari para pelaku migas.

“Seperti Jepang, dia punya 6 bulan cadangan BBM. Ketika diterjang tsunami, pasokan energi mereka tetap aman. Bahkan pembangkit nuklir mereka saat ini tidak ada yang dioperasikan. Jepang tidak kekurangan energi sama sekali karena mereka punya cadangan energi, mulai dari BBM, gas dan energi lainnya,” papar Sommeng.

Dia mengaku ketahanan energi Indonesia memang kalah jauh dari Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang memiliki cadangan BBM hingga 6-7 bulan lebih. Sudah waktunya, rapuhnya ketahanan energi Indonesia saat ini dijadikan momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini.

Oleh karena itu, BPH Migas ingin tidak hanya Pertamina saja yang menyediakan cadangan operasional BBM nasional.

“Badan usaha yang menyalurkan BBM kan tidak hanya Pertamina, ada 144 badan usaha. Kami ingin mereka juga menyediakan cadangan operasional. Mereka-mereka ini seperti Shell, Total, AKR, SPN dan banyak lagi,” ungkapnya.

Sommeng mengaku ide ini bertujuan agar Indonesia memiliki cadangan operasional BBM lebih lama, tidak hanya sampai 21 hari. Salah satu cara agar badan usaha selain Pertamina bisa sukarela menyediakan stok BBM, pihaknya akan memberikan alokasi penyaluran BBM subsidi. (bbs/net)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Sampai saat ini Indonesia belum memiliki cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Yang ada sekarang hanya cadangan operasional 21 sampai 23 hari yang dimiliki PT Pertamina (Persero).

“Berdasarkan ketentuan yang sudah diatur dalam IEA (International Energy Agency) untuk cadangan nasional setiap negara itu sebanyak 90 hari. Itu kondisi yang ideal,” kata Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, selama ini permasalahan cadangan BBM nasional masih maju mundur karena terkendala permasalahan biaya.  Dia mencontohkan Jepang yang pernah mengalami krisis minyak pada tahun 1971, akhirnya bisa memiliki cadangan penyangga di atas ketentuan IEA diawali dari para pelaku migas.

“Seperti Jepang, dia punya 6 bulan cadangan BBM. Ketika diterjang tsunami, pasokan energi mereka tetap aman. Bahkan pembangkit nuklir mereka saat ini tidak ada yang dioperasikan. Jepang tidak kekurangan energi sama sekali karena mereka punya cadangan energi, mulai dari BBM, gas dan energi lainnya,” papar Sommeng.

Dia mengaku ketahanan energi Indonesia memang kalah jauh dari Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang memiliki cadangan BBM hingga 6-7 bulan lebih. Sudah waktunya, rapuhnya ketahanan energi Indonesia saat ini dijadikan momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini.

Oleh karena itu, BPH Migas ingin tidak hanya Pertamina saja yang menyediakan cadangan operasional BBM nasional.

“Badan usaha yang menyalurkan BBM kan tidak hanya Pertamina, ada 144 badan usaha. Kami ingin mereka juga menyediakan cadangan operasional. Mereka-mereka ini seperti Shell, Total, AKR, SPN dan banyak lagi,” ungkapnya.

Sommeng mengaku ide ini bertujuan agar Indonesia memiliki cadangan operasional BBM lebih lama, tidak hanya sampai 21 hari. Salah satu cara agar badan usaha selain Pertamina bisa sukarela menyediakan stok BBM, pihaknya akan memberikan alokasi penyaluran BBM subsidi. (bbs/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/