29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Leo Nababan Luncurkan Buku ‘Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa’

MEDAN- Usia 50 tahun adalah usia emas bagi kehidupan seseorang. Politisi yang juga staf khusus Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Leo Nababan diusianya yang ke 50 meluncurkan sebuah buku berjudul “Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa”.

Peluncurkan buku perdana Leo Nababan itu ditandai dengan pembedahan buku oleh sejumlah akademisi di Medan di Hotel Danau Toba, Selasa (27/11). Diantaranya, Rektor Universitas HKBP Nomensen Jongkers Tampubolon, Prof DR M Arif Nasution selaku  Ketua Pasca Sarjana Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan Sudungan Butar-butar sebagai moderatornya. Hadir juga ratusan mahasiswa sebagai audiencenya.

Leo Nababan mengatakan, buku Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa itu ditulis untuk memberi motivasi kepada semua lapisan masyarakat terutama mahasiswa bahwa seorang anak yang berasal dari kampung bisa menjadi orang sukses dengan berjuang.

“Berjuang maksudnya adalah, melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang banyak dengan berpikir secara logika. Dan, buku ini saya buat agar bisa membuka pikiran mahasiwa bahwa anak kampung bisa sukses dengan mengandalkan Tuhan dalam hidup,”katanya saat memberi sambutannya.

Apalagi katanya, dalam memilih seorang pemimpin. Mahasiswa harus  memperjuangkan yang terbaik dan mau melakukan perubahan di daerahnya dengan memilih pemimpin yang berkualitas.

“Mahasiswa  harus berani menunjukkan siapa yang terbaik, bukan karena isme-isme, keagamaan dan kesukuan, tapi harus mengedepankan kualitas. Artinya berkualitas adalah mengerti apa yg diharapkan masyarakat Sumut yakni mensejahterakan masyarakat. Saya tidak bisa bilang siapa, contohnya ya seperti Jokowi, pemimpin yang langsung to the point,”ujarnya.

Buku yang sudah dicetak 10.000 ekslempar pada tahap awal itu sebut Leo Nababan, sudah diserahkan kepada masyarakat Sumut. Rencananya, akan dicetak kembali sebanyak 100.000 ekslempar.

“Buku yang saya tulis ini menceritakan perjuangan hidup saya hingga saya seperti saat ini, berjuang menata hidup. Pesan yang ingin saya sampaikan dalam buku saya kepada masyarakat adalah bahwa menjadi penuang harus dimulai dari mendisiplinkan otak. Saya berharap, mahasiswa nantinta bisa lebih hebat dari saya,”ujarnya.

Ketua Panitia Pelaksana yang juga salah seorang mahasiswa di Kota Medan, Wibi Nugroho mengatakan, banyak cerita tentang pejuangan hidup Leo Nababan sewaktu menjadi mahasiswa yang dituliskan didalam bukunya, Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa. Dia berharap, apa yang perjuangkan oleh Leo Nababan bisa menjadi motivasi bagi dirinya dan mahasiswa lainnya. (*/ila)

MEDAN- Usia 50 tahun adalah usia emas bagi kehidupan seseorang. Politisi yang juga staf khusus Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Leo Nababan diusianya yang ke 50 meluncurkan sebuah buku berjudul “Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa”.

Peluncurkan buku perdana Leo Nababan itu ditandai dengan pembedahan buku oleh sejumlah akademisi di Medan di Hotel Danau Toba, Selasa (27/11). Diantaranya, Rektor Universitas HKBP Nomensen Jongkers Tampubolon, Prof DR M Arif Nasution selaku  Ketua Pasca Sarjana Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan Sudungan Butar-butar sebagai moderatornya. Hadir juga ratusan mahasiswa sebagai audiencenya.

Leo Nababan mengatakan, buku Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa itu ditulis untuk memberi motivasi kepada semua lapisan masyarakat terutama mahasiswa bahwa seorang anak yang berasal dari kampung bisa menjadi orang sukses dengan berjuang.

“Berjuang maksudnya adalah, melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang banyak dengan berpikir secara logika. Dan, buku ini saya buat agar bisa membuka pikiran mahasiwa bahwa anak kampung bisa sukses dengan mengandalkan Tuhan dalam hidup,”katanya saat memberi sambutannya.

Apalagi katanya, dalam memilih seorang pemimpin. Mahasiswa harus  memperjuangkan yang terbaik dan mau melakukan perubahan di daerahnya dengan memilih pemimpin yang berkualitas.

“Mahasiswa  harus berani menunjukkan siapa yang terbaik, bukan karena isme-isme, keagamaan dan kesukuan, tapi harus mengedepankan kualitas. Artinya berkualitas adalah mengerti apa yg diharapkan masyarakat Sumut yakni mensejahterakan masyarakat. Saya tidak bisa bilang siapa, contohnya ya seperti Jokowi, pemimpin yang langsung to the point,”ujarnya.

Buku yang sudah dicetak 10.000 ekslempar pada tahap awal itu sebut Leo Nababan, sudah diserahkan kepada masyarakat Sumut. Rencananya, akan dicetak kembali sebanyak 100.000 ekslempar.

“Buku yang saya tulis ini menceritakan perjuangan hidup saya hingga saya seperti saat ini, berjuang menata hidup. Pesan yang ingin saya sampaikan dalam buku saya kepada masyarakat adalah bahwa menjadi penuang harus dimulai dari mendisiplinkan otak. Saya berharap, mahasiswa nantinta bisa lebih hebat dari saya,”ujarnya.

Ketua Panitia Pelaksana yang juga salah seorang mahasiswa di Kota Medan, Wibi Nugroho mengatakan, banyak cerita tentang pejuangan hidup Leo Nababan sewaktu menjadi mahasiswa yang dituliskan didalam bukunya, Mahasiswa Pejuang, Pejuang Mahasiswa. Dia berharap, apa yang perjuangkan oleh Leo Nababan bisa menjadi motivasi bagi dirinya dan mahasiswa lainnya. (*/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/