26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Optimistis Kunjungan ke Pusat Perbelanjaan Capai 100 Persen

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Momen Natal dan tahun baru memunculkan optimisme pengusaha mal pada peningkatan okupansi pusat perbelanjaan. Prediksi Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), angkanya bisa mencapai 100 persen. Apalagi ditambah rencana pemerintah menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengakui bahwa pengelola mal mulai percaya diri seiring dengan pandemi yang sudah jauh lebih terkendali. Meski saat ini masih diberlakukan PPKM, semua wilayah Indonesia berada di level 1.

”Diperkirakan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan menjelang dan pada saat Natal serta tahun baru ini akan mencapai 90–100 persen dibandingkan sebelum pandemi. Sehingga jauh lebih baik dari 2020 dan 2021,” ujar Alphonzus kemarin (25/12).

Sebelumnya, kata Aplhonzus, selama ada pembatasan mobilitas lantaran pandemi Covid-19 di momen Nataru, tingkat kunjungan ke mal atau pusat perbelanjaan pada 2020 hanya 50 persen. Lalu, naik menjadi 60 persen pada 2021. ”Bagi pusat perbelanjaan, Nataru merupakan salah satu peak season setelah Ramadan dan Idul Fitri,” ungkap dia.

Untuk Nataru, Alphonzus memproyeksikan tingkat kunjungan mencapai puncaknya pada 25 Januari 2022 dan 1 Januari 2023. Dengan kondisi yang kondusif, APPBI berharap dapat mendorong tingkat kunjungan serta penjualan sehingga pusat perbelanjaan dapat menutup 2022 dengan capaian usaha yang lebih baik. ”Sebab, lebih dari dua tahun (mal, Red) mengalami beban berat dan defisit yang berkepanjangan,” bebernya.

Dalam menarik pengunjung, menurut Alphonzus, pengusaha mal biasanya mengadakan program promo belanja yang dilakukan para penyewa. Disertai dukungan banyak program acara (event) yang diselenggarakan para pengelola pusat perbelanjaan. ”Dan pusat perbelanjaan ke depan juga berfokus pada pengalaman atau experience dari para pengunjung dan tidak hanya mengandalkan pada pembelian barang,” urai Alphonzus.

Sektor usaha department store serta makanan dan minuman diprediksi mengalami peningkatan penjualan pada Natal dan tahun baru. ”Kategori usaha sandang ataupun busana akan mengalami peningkatan penjualan,” katanya. (jpc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Momen Natal dan tahun baru memunculkan optimisme pengusaha mal pada peningkatan okupansi pusat perbelanjaan. Prediksi Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), angkanya bisa mencapai 100 persen. Apalagi ditambah rencana pemerintah menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengakui bahwa pengelola mal mulai percaya diri seiring dengan pandemi yang sudah jauh lebih terkendali. Meski saat ini masih diberlakukan PPKM, semua wilayah Indonesia berada di level 1.

”Diperkirakan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan menjelang dan pada saat Natal serta tahun baru ini akan mencapai 90–100 persen dibandingkan sebelum pandemi. Sehingga jauh lebih baik dari 2020 dan 2021,” ujar Alphonzus kemarin (25/12).

Sebelumnya, kata Aplhonzus, selama ada pembatasan mobilitas lantaran pandemi Covid-19 di momen Nataru, tingkat kunjungan ke mal atau pusat perbelanjaan pada 2020 hanya 50 persen. Lalu, naik menjadi 60 persen pada 2021. ”Bagi pusat perbelanjaan, Nataru merupakan salah satu peak season setelah Ramadan dan Idul Fitri,” ungkap dia.

Untuk Nataru, Alphonzus memproyeksikan tingkat kunjungan mencapai puncaknya pada 25 Januari 2022 dan 1 Januari 2023. Dengan kondisi yang kondusif, APPBI berharap dapat mendorong tingkat kunjungan serta penjualan sehingga pusat perbelanjaan dapat menutup 2022 dengan capaian usaha yang lebih baik. ”Sebab, lebih dari dua tahun (mal, Red) mengalami beban berat dan defisit yang berkepanjangan,” bebernya.

Dalam menarik pengunjung, menurut Alphonzus, pengusaha mal biasanya mengadakan program promo belanja yang dilakukan para penyewa. Disertai dukungan banyak program acara (event) yang diselenggarakan para pengelola pusat perbelanjaan. ”Dan pusat perbelanjaan ke depan juga berfokus pada pengalaman atau experience dari para pengunjung dan tidak hanya mengandalkan pada pembelian barang,” urai Alphonzus.

Sektor usaha department store serta makanan dan minuman diprediksi mengalami peningkatan penjualan pada Natal dan tahun baru. ”Kategori usaha sandang ataupun busana akan mengalami peningkatan penjualan,” katanya. (jpc/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/