Site icon SumutPos

Ribuan ATM dan Kantor Kas Offline

Foto: Toni Suhartono/Indopos
Seorang nasabah melakukan transaksi di ATM HImbara di Jakarta. bank besar mengalami gangguan ATM sejak akhir pekan lalu. Penyebabnya adalah gangguan satelit milik PT Telkom yang digunakan perbankan untuk jejaring ATM.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sejumlah bank besar mengalami gangguan ATM sejak akhir pekan lalu. Penyebabnya adalah gangguan satelit milik PT Telkom yang digunakan perbankan untuk jejaring ATM. Sejumlah bank seperti Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI mengalami gangguan tersebut.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengungkapkan, dari Bank Mandiri setidaknya terjadi gangguan pada 2 ribu di antara total 17.695 mesin ATM yang dimiliki. ATM yang mengalami gangguan adalah ATM yang memakai jaringan VSAT. Saat ini perbaikan bersama Telkom dilakukan.

“’Jadi, saat ini (kemarin, Red) Telkom mengalihkan jaringan ke satelit Telkom-3 sebagai bagian dari recovery selama perbaikan satelit Telkom-1 selesai dilakukan,” katanya kemarin (27/8).

Sementara itu, berdasar keterangan BCA, setidaknya terjadi gangguan di 5 ribu ATM dan 100 kantor kas BCA. Untuk BNI, ada 1.500 di antara 16 ribu ATM yang mengalami gangguan. Di BRI, terjadi gangguan terhadap 300 di antara sekitar 20 ribu ATM. Jumlah gangguan yang dialami BRI relatif sangat kecil karena sebagian besar ATM telah menggunakan satelit BRI (BRIsat). Bank-bank itu juga sudah berkoordinasi dengan Telkom.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan, semua bank yang mesin ATM-nya bermasalah telah berkoordinasi dengan bank sentral sebagai otoritas sistem pembayaran. Dia memastikan operasional perbankan tetap berjalan seperti biasa. Dia juga meyakinkan bahwa sistem pembayaran masih aman. Apalagi, tidak semua mesin ATM dari bank-bank tersebut mengalami gangguan. ’’Jalur ATM yang mengalami gangguan harus segera dipindahkan,’’ ujar Mirza.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan, permasalahan layanan pada beberapa ATM bank terjadi sejak Jumat sore (25/8). Satelit yang terganggu adalah Telkom-1. Bank-bank itu bersama Telkom sedang melakukan upaya pemulihan dengan mengalihkan koneksi ke satelit Telkom-3S ataupun satelit lain.

Agusman menuturkan, sistem Bank Indonesia real time gross settlement (BI-RTGS), sistem kliring nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan Bank Indonesia scripless securities settlement system (BI-SSSS) berjalan normal. ’’Untuk mengantisipasi kebutuhan uang tunai di masyarakat, BI juga mendukung ketersediaan uang tunai di perbankan,’’ tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo usai bertemu Presiden di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (28/8)  menjelaskan, sejak gangguan terjadi Jumat (25/8) lalu, pihaknya sudah mengumpulkan kalangan perbankan untuk membahas solusinya.

Dari pembahasan bersama provider, didapati sejumlah alternatif yang bisa diambil.  “Ada satelit lain,seperti Telkom 2 dan Telkom 3s yang bisa digunakan,”  terangnya. Kedua satelit itu bisa menjadi solusi bagi perbankan yang selama ini masih mengandalkan satelit Telkom 1 sebagai penyedia jaringan.

Perbankan yang menggunakan satelit Telkom 1 sejak Jumat lalu sudah diminta beralih ke Telkom 2, 3s, atau satelit lain yang menyediakan jaringan komunikasi. Kemarin, pihaknya sudah meminta laporan terkait pemindahan sistem komnikasi itu. Dari situ, diharapkan sitem layanan yang sempat terganggu bisa segera normal lagi.

Hal senada disampaikan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimbo Santoso. Sejak awal OJK bersama BI sudah menyiapkan alternatif kontijensi dengan menggunakan satelit lain.  “Kan Telkom bukan satu-satunya. Bisa BCA,”  terangnya. Dia mengapresiasi perbankan yang tidak mengenakan charge bagi nasabah yang terpaksa menarik dari ATM bank yang berbeda.

Sementara itu, di tengah tumbangnya satelit Telkom-1, muncul gagasan pengalihan fungsi. Yakni fungsi atau misi dari satelit Telkom 1 dialihkan ke Telkom-2 atau Telkom-3. Namun menurut analisa dari Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) Lapan, upaya itu membutuhkan upaya yang ekstra keras.

Kepala Pusteksat Lapan Mujtahid menuturkan kasus rusaknya satelit Telkom-1 itu murni karena usianya sudah tua. Tidak terpengaruh dengan gangguan cuaca antariksa. Menurut catatannya satelit Telkom-1 itu mengorbit pada 4 Agustus 1999 lalu di Pusat Antariksa Guyana.

“Kalau belajar dari pengalaman, satelit memasuki usia 15 tahun itu sudah waktunya regenerasi,” katanya kemarin (28/8). Dengan perhitungan itu, masa ideal operasional satelit berbobot 2.763 kg itu hanya sampai 2014 lalu. Selebihnya sangat dimungkinkan sejumlah komponen rusak dengan sendirinya karena termakan usia.

Sayangnya PT Telkom tidak segera tanggap dengan mengorbitkan satelit baru untuk mem-backup kerja dari Telkom-1. Bahkan Mujtahid mendapatkan kabar bahwa PT Telkom baru akan meluncurkan satelit Telkom-4 tahun depan. Kebijakan ini tentu kurang tepat, karena satelit Telkom-1 usia kinerja komponenya sudah tidak layak.

Menurutnya ada beberapa komponen satelit yang rentan tidak berfungsi jika sudah melewati batas usianya. Diantara yang paling riskan adalah panel surya. Panel ini merupakan alat vital untuk pengisian daya atau tenaga satelit. Jika panel ini mati, maka satelit yang berputar-putar di angkasa tidak bisa berbuat apa-apa.

Mujtahid menerima kabar bahwa operator Telkom-1 sudah berhasil membereskan masalah yang muncul. Namun dia cukp sansi. ’’Membereskan seperti apa,’’ jelasnya. Dia menegaskan satelit itu adalah benda yang mengorbit bebas di angkasa. Jika ada komponen yang rusak, sulit untuk dilakukan perbaikan.

Terkait kemungkinan skenario pengalihan tugas dari Telkom-1 ke Telkom-2 atau Telkom-3 menurut Mujtahid bukan sebuah upaya yang mustahil. ’’Tetapi membutuhkan effort yang besar,’’ tuturnya. Sebab stasiun satelit yang ada di bumi tidak bisa begitu saja mengalihkan koneksinya dari Telkom-1 ke Telkom-2 atau Telkom-3. Apalagi Telkom-2 dan Telkom-3 sudah memiliki cantolan stasiun bumi sendiri.

Mujtahid lantas membandingkan dengan satelit riset atau esperimental milik Lapan. Yakni Lapan A1, Lapan A2, maupun Lapan A3. Meskipun fungsinya tidak sekomplek satelit Telkom-1, tetapi Lapan memperkirakan usia satelit milik mereka hanya sepuluh tahun. Sehingga setiap tahun Lapan terus mengebut proyek pembuatan satelit baru untuk menggantikan satelit yang sudah tua.

Satelit Lapan A1 misalnya, diorbitkan pada pada 10 Januari 2007 lalu. Sehingga masa efektif satelit bernama Tubsat ini hanya sampai 10 Januari 2017. Namun ternyata satelit ini masih bisa mengirim gambar ke stasiun bumi.

Ketika nanti satelit Lapan A1 sudah tidak berfungsi karena usia, sudah ada pengganti satelit Lapan A2 (Lapan-Orari). Satelit ini berhasil diorbitkan pada 28 September 2015 lalu. Sedangkan satelit Lapan A3 (Lapan-IPB) berhasil mengorbit pada 22 Juni 2016.

Sedangkan di Sumut, ada sebanyak 200 mesin ATM di Sumut ikut terdampak akibat gangguan satelit milik PT Telkom yang digunakan perbankan untuk jejaring ATM. Hingga kini, gangguan tersebut masih dirasakan para nasabah.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumut, Arief Budi Santoso mengatakan, dari kurang lebih 200-an ATM yang terdampak, secara bertahap telah beroperasi normal kembali. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti mengalihkan operasionalnya melalui jaringan komunikasi lain, baik milik Telkom maupun yang lainnya.

“Di Sumut, gangguan jaringan komunikasi karena Satelit Telkom 1. Gangguan berdampak pada operasional sebagian kecil kantor kas dan ATM sehingga menjadi offline. Namun, gangguan itu tidak semua dialami,” ungkap Arief kepada Sumut Pos, Senin (28/8).

Disebutkannya, saat ini sebagian kantor kas dan ATM yang terdampak telah berjalan normal kembali. Meski demikian, BI masih terus memantau operasional dari bank-bank yang memiliki ATM cukup banyak di Medan. “Ada 4 kantor kas/cabang pembantu bank di Sumut yang terdampak hari ini (kemarin, red). Namun, setelah dimitigasi beroperasi kembali secara online,” cetus Arief.

Foto: Dok SUMUT POS
Sejumlah pengunjung pusat perbelanjaan melakukan transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Center di Plaza Medan Fair Jalan Gatot subroto Medan, Selasa (7/5).

Head of Business Performance and Channel Management Group BNI Kantor Wilayah Medan, Sutarman Djogosupadmo mengatakan, gangguan jaringan telekomunikasi ATM BNI masih berlangsung. Khusus di daerah Sumatera Utara, ada 45 ATM BNI yang tidak dapat berfungsi normal akibat gangguan massal Telkom.

“ATM BNI yang tidak dapat berfungsi normal berada di beberapa titik di kota Medan dan Pematang Siantar,” kata Sutarman.

Menurutnya, langkah pemecahan masalah yang dilakukan pihaknya sejauh ini melakukan repointing VSAT bekerjasama dengan mitra penyedia jaringan BNI. Sampai saat ini sudah ada 16 dari 45 ATM yang dapat berfungsi kembali dengan normal.

“Sejauh ini tinggal 29 ATM BNI yang masih belum berfungsi dengan normal dari total keseluruhan 745 ATM BNI di seluruh Sumatera Utara,” beber dia.

Ia mengimbau, apabila terdapat beberapa ATM yang terganggu layanannya, nasabah dapat menggunakan ATM BNI lainnya dan outlet BNI di lokasi terdekat. Bahkan, sebagai alternatif layanan, untuk transaksi non tunai dapat dilakukan nasabah dengan menggunakan layanan e- channel yang terintegrasi seperti SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking dan Phone Banking.

“Nasabah juga masih dapat melakukan transaksi belanja dengan menggunakan Kartu Kredit dan Debit BNI. Proses recovery sedang dilakukan oleh pihak Telkom. Untuk itu, Telkom telah melakukan langkah-langkah korektif dengan melakukan contingency plan,” imbuhnya.

Terpisah, salah seorang pelaku usaha belanja online, Nur Afra mengatakan, sejak Jumat malam hingga Minggu sedikit sulit untuk melakukan transaksi di ATM. Apalagi ATM sangat menunjang dalam kelancaran usahanya.

“Sekarang sudah bisa untuk ATM Mandiri. Kebetulan, pelanggan saya sudah bisa membayar perbelanjaannya dengan lancar. Kalau ATM lain saya kurang tau,” katanya.

Nur menuturkan, sempat merasa khawatir dengan rusaknya jaringan ATM. Sebab, dapat menganggu usahanya. “Khawatir jugalah, dua hari saya tunggu-tunggu transferan pembayaran pelanggan. Sempat berpikir ada penipuan pelanggan dan lain lain. Tapi, ternyata memang jaringan yang bermasalah,” ujarnya. (byu/wan/ken/soe//ris/jpg/ril)

 

Exit mobile version