28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Pengusaha Harus Lihai Cari Pasar Ekspor Baru

MEDAN- Perekonomian global yang belum stabil 2013 masih akan memberikan dampak pada pasar ekspor. Karena itu, pengusaha harus mulai mengembangkan sayap dengan mencari pasar ekstra baru.

Hal itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara. Menurutnya perekonomian tahun ini masih akan berat, sama seperti tahun sebelumnya khususnya berkaitan dengan ekspor. Karenanya pengusaha harus serius mencari pasar baru.

“Pengusaha harus terus cari pasar baru agar ekspor bisa tetap bertahan, setidaknya tidak terus mengalami penurunan,” ujarnya.

Dijelaskannya, saat ini pengusaha Sumut sudah terus berupaya mencari pasar baru untuk mempertahankan usahanya. Bagi pengusaha, masih ada pasar-pasar alternatif dari pasar tradisional saat ini yang dinilai potensial untuk pemasaran berbagai produk-produk ekspor asal daerah ini.

“Terlebih lagi produk Sumut merupakan produk-produk unggulan yang dibutuhkan berbagai negara. Meski ekspor ke negara tradisional mengalami penurunan tapi ada negara lain yang bisa dijadikan pasar alternatif meski mungkin volume ekspor tidak sebesar biasanya,” tambahnya.

Menurutnya, tidak hanya sejak krisis Amerika Serikat (AS) dan Eropa saja, pengusaha mulai mencari pasar alternatif bahkan sejak krisis Yunani lalu, pengusaha telah gencar memasarkan produk-produk secara langsung ke negara tujuan melalui kerja sama-kerja sama yang dijalin, entah itu melalui antar lembaga seperti Kadin atau lainnya. “Pengusaha pasti tidak tinggal diam,” lanjutnya.

Dengan begitu diharapkan ekspor Sumut secara keseluruhan masih tetap terjaga sambil terus meningkatkan daya saing daerah dengan memperkuat industri dalam negeri. Hal tersebut penting untuk menghadapi berbagai perkembangan yang akan terjadi pada masa akan datang.

“Penguatan dalam negeri penting karena pasar di sini juga sangat besar. Kita harus terus memperkuat dalam negeri meski devisa negara tetap dijaga agar tidak negatif,” jelasnya.

Penguatan dalam negeri ini juga sejalan dengan program Kadin secara nasional hingga 2025 yang dimulai di tingkat daerah. Atas dasar itu, Kadin merumuskan program-programnya untuk memperkuat daerah. Namun penguatan itu masih terkendala karena belum terciptanya sinergi antara Kadin daerah dan Pemerintah Daerah (Pemda) terutama kabupaten/kota. “Dalam menghadapi pasar bahkan akan semakin bebas nantinya, Kadin harus bersinergi untuk meningkatkan daya saing dan pembangunan daerah,” katanya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari HKBP Nommensen, Parulian Simanjuntak mengatakan, pengusaha memang harus ekstra mencari pasar baru yang dinilai masih bisa “ditawari” produk asal Sumut saat kondisi seperti sekarang.

Sebab, pada umumnya negara-negara yang selama ini menjadi pasar utama sedang melakukan pemulihan dengan memperkuat kondisi dalam negeri. “Salah satu cara memperkuat kondisi dalam negeri adalah mengurangi impor. Dan sebagai negara pengekspor, tentu kita mengalami penurunan. Cara alternatifnya adalah mencari pasar baru,” katanya.

Namun menurutnya, mencari pasar baru pun tidak mudah karena hampir seluruh negara sedang terimbas dampak krisis AS yang merupakan negara adidaya dengan pengaruh kuat hampir kepada seluruh negara. (ram)

MEDAN- Perekonomian global yang belum stabil 2013 masih akan memberikan dampak pada pasar ekspor. Karena itu, pengusaha harus mulai mengembangkan sayap dengan mencari pasar ekstra baru.

Hal itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara. Menurutnya perekonomian tahun ini masih akan berat, sama seperti tahun sebelumnya khususnya berkaitan dengan ekspor. Karenanya pengusaha harus serius mencari pasar baru.

“Pengusaha harus terus cari pasar baru agar ekspor bisa tetap bertahan, setidaknya tidak terus mengalami penurunan,” ujarnya.

Dijelaskannya, saat ini pengusaha Sumut sudah terus berupaya mencari pasar baru untuk mempertahankan usahanya. Bagi pengusaha, masih ada pasar-pasar alternatif dari pasar tradisional saat ini yang dinilai potensial untuk pemasaran berbagai produk-produk ekspor asal daerah ini.

“Terlebih lagi produk Sumut merupakan produk-produk unggulan yang dibutuhkan berbagai negara. Meski ekspor ke negara tradisional mengalami penurunan tapi ada negara lain yang bisa dijadikan pasar alternatif meski mungkin volume ekspor tidak sebesar biasanya,” tambahnya.

Menurutnya, tidak hanya sejak krisis Amerika Serikat (AS) dan Eropa saja, pengusaha mulai mencari pasar alternatif bahkan sejak krisis Yunani lalu, pengusaha telah gencar memasarkan produk-produk secara langsung ke negara tujuan melalui kerja sama-kerja sama yang dijalin, entah itu melalui antar lembaga seperti Kadin atau lainnya. “Pengusaha pasti tidak tinggal diam,” lanjutnya.

Dengan begitu diharapkan ekspor Sumut secara keseluruhan masih tetap terjaga sambil terus meningkatkan daya saing daerah dengan memperkuat industri dalam negeri. Hal tersebut penting untuk menghadapi berbagai perkembangan yang akan terjadi pada masa akan datang.

“Penguatan dalam negeri penting karena pasar di sini juga sangat besar. Kita harus terus memperkuat dalam negeri meski devisa negara tetap dijaga agar tidak negatif,” jelasnya.

Penguatan dalam negeri ini juga sejalan dengan program Kadin secara nasional hingga 2025 yang dimulai di tingkat daerah. Atas dasar itu, Kadin merumuskan program-programnya untuk memperkuat daerah. Namun penguatan itu masih terkendala karena belum terciptanya sinergi antara Kadin daerah dan Pemerintah Daerah (Pemda) terutama kabupaten/kota. “Dalam menghadapi pasar bahkan akan semakin bebas nantinya, Kadin harus bersinergi untuk meningkatkan daya saing dan pembangunan daerah,” katanya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari HKBP Nommensen, Parulian Simanjuntak mengatakan, pengusaha memang harus ekstra mencari pasar baru yang dinilai masih bisa “ditawari” produk asal Sumut saat kondisi seperti sekarang.

Sebab, pada umumnya negara-negara yang selama ini menjadi pasar utama sedang melakukan pemulihan dengan memperkuat kondisi dalam negeri. “Salah satu cara memperkuat kondisi dalam negeri adalah mengurangi impor. Dan sebagai negara pengekspor, tentu kita mengalami penurunan. Cara alternatifnya adalah mencari pasar baru,” katanya.

Namun menurutnya, mencari pasar baru pun tidak mudah karena hampir seluruh negara sedang terimbas dampak krisis AS yang merupakan negara adidaya dengan pengaruh kuat hampir kepada seluruh negara. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/