26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Maisyarah, IRT yang Tunaikan Peran Ganda dengan Sokongan Modal BRI

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Realitas kehidupan saat ini, tak jarang dijumpai seorang istri berperan ganda, bahkan peran utama sebagai ibu rumah tangga (IRT) harus disibukkan mencari nafkah untuk menjamin kehidupan keluarga.

Sosok ibu pekerja keras terpatri pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jenis kelontong sembako, Maisyarah (33) di Kabupaten Batubara. Dia memiliki kegigihan semangat berwirausaha. Meski tinggal di pelosok desa yang akses menuju Kota Kisaran sekitar 2 jam, dia tak pernah mengeluh sedikitpun.

Semangat kuat berusaha itu tentu saja akan sia-sia jika tak didukung permodalan yang cukup. Dalam hal ini, BRI hadir memberikan solusi. Saat ditemu, Minggu (28/5) lalu di kediamannya, ibu 3 anak ini, pun berkisah.

IRT yang juga sosok pengusaha tinggal di Desa Kapal Merah, Kecamatan Nibung Hangus ini, mengatakan, mereka baru memulai usaha dengan membuka kedai kecil-kecilan sejak 2018 lalu. Seperjalanan waktu, usaha ini pun terus berkembang.

“Saya pikir, kenapa enggak saya tambahi lagi isi jualannya ya?” ungkap Maisyarah.

Tapi di sisi lain, kemajuan itu menimbulkan persoalan tersendiri. Maisyarah tak mampu memenuhi harapan dan permintaan para pembeli yang biasa datang ke kedainya. Waktu itu, dia merasa tak cukup modal untuk berbelanja.

Permasalahan dana atau permodalan jadi hal utama yang harus diatasi untuk menambah stok dagangannya. Setelah mencari informasi sana-sini, Maisyarah memberanikan diri untuk bertanya program pinjaman modal ke Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tanjung Tiram, Kantor Cabang Kota Kisaran.

“Karena saya dengar ada program untuk UMKM, saya coba tanya-tanya dan cari informasi ke sana,” ujarnya.

Dengan melengkapi persyaratan dan melewati survei, Maisyarah mengaku, mendapatkan pinjaman Rp150 juta. Pinjaman sebesar itu dicicil sebesar Rp4,5 juta per bulan. Dananya dia gunakan untuk menambah pasokan berbagai barang dagangan dan membeli lahan.

Selain menjual sembako, Maisyarah juga menjual aneka perabotan rumah tangga, seperti kursi, lemari, dan televisi, yang nilainya di atas Rp1 juta.

Semua itu rupanya menjadi nilai tambah tersendiri bagi penampilan dan status sosial Maisyarah. Buktinya, pada 2022 dia terpilih menjadi Kepala Dusun 9, Desa Kapal Merah. Dari penghasilannya sebagai pedagang, Maisyarah bercita-cita agar nanti putrinya dapat menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi.

Jadi Agen BRILink Bermodal Smartphone

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Maisyarah juga memanfaatkan fasilitas dan program lainnya dari BRI. Satu di antaranya dengan menjadi agen BRILink sejak satu setengah tahun lalu. Usaha ini sebetulnya bisa dilakukan oleh siapa pun yang memiliki smartphone. Namun, kebanyakan pelanggan datang disebabkan karena tidak memiliki rekening perbankan.

Maisyarah masih punya harapan lain, yakni kehadiran mesin EDC di kedainya. Dengan mesin Electronic Data Capture (EDC), warga di sekitarnya dapat menyetor dan menarik uang tunai di kedainya.

“Kalau ada mesin EDC, pelanggan kan bisa setor atau tarik tunai pakai mini ATM,” bebernya.

Di tengah era media sosial, dia juga memanfaatkan berbagai aplikasi untuk mempromosikan usahanya. Hal itu sangat terasa manfaatnya ketika pandemi Covid-19 sedang menggila di daerahnya.

“Melalui media sosial menambah pertemanan dan tambah juga pesanan,” pungkas Maisyarah. (dat/saz)

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Realitas kehidupan saat ini, tak jarang dijumpai seorang istri berperan ganda, bahkan peran utama sebagai ibu rumah tangga (IRT) harus disibukkan mencari nafkah untuk menjamin kehidupan keluarga.

Sosok ibu pekerja keras terpatri pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jenis kelontong sembako, Maisyarah (33) di Kabupaten Batubara. Dia memiliki kegigihan semangat berwirausaha. Meski tinggal di pelosok desa yang akses menuju Kota Kisaran sekitar 2 jam, dia tak pernah mengeluh sedikitpun.

Semangat kuat berusaha itu tentu saja akan sia-sia jika tak didukung permodalan yang cukup. Dalam hal ini, BRI hadir memberikan solusi. Saat ditemu, Minggu (28/5) lalu di kediamannya, ibu 3 anak ini, pun berkisah.

IRT yang juga sosok pengusaha tinggal di Desa Kapal Merah, Kecamatan Nibung Hangus ini, mengatakan, mereka baru memulai usaha dengan membuka kedai kecil-kecilan sejak 2018 lalu. Seperjalanan waktu, usaha ini pun terus berkembang.

“Saya pikir, kenapa enggak saya tambahi lagi isi jualannya ya?” ungkap Maisyarah.

Tapi di sisi lain, kemajuan itu menimbulkan persoalan tersendiri. Maisyarah tak mampu memenuhi harapan dan permintaan para pembeli yang biasa datang ke kedainya. Waktu itu, dia merasa tak cukup modal untuk berbelanja.

Permasalahan dana atau permodalan jadi hal utama yang harus diatasi untuk menambah stok dagangannya. Setelah mencari informasi sana-sini, Maisyarah memberanikan diri untuk bertanya program pinjaman modal ke Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tanjung Tiram, Kantor Cabang Kota Kisaran.

“Karena saya dengar ada program untuk UMKM, saya coba tanya-tanya dan cari informasi ke sana,” ujarnya.

Dengan melengkapi persyaratan dan melewati survei, Maisyarah mengaku, mendapatkan pinjaman Rp150 juta. Pinjaman sebesar itu dicicil sebesar Rp4,5 juta per bulan. Dananya dia gunakan untuk menambah pasokan berbagai barang dagangan dan membeli lahan.

Selain menjual sembako, Maisyarah juga menjual aneka perabotan rumah tangga, seperti kursi, lemari, dan televisi, yang nilainya di atas Rp1 juta.

Semua itu rupanya menjadi nilai tambah tersendiri bagi penampilan dan status sosial Maisyarah. Buktinya, pada 2022 dia terpilih menjadi Kepala Dusun 9, Desa Kapal Merah. Dari penghasilannya sebagai pedagang, Maisyarah bercita-cita agar nanti putrinya dapat menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi.

Jadi Agen BRILink Bermodal Smartphone

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Maisyarah juga memanfaatkan fasilitas dan program lainnya dari BRI. Satu di antaranya dengan menjadi agen BRILink sejak satu setengah tahun lalu. Usaha ini sebetulnya bisa dilakukan oleh siapa pun yang memiliki smartphone. Namun, kebanyakan pelanggan datang disebabkan karena tidak memiliki rekening perbankan.

Maisyarah masih punya harapan lain, yakni kehadiran mesin EDC di kedainya. Dengan mesin Electronic Data Capture (EDC), warga di sekitarnya dapat menyetor dan menarik uang tunai di kedainya.

“Kalau ada mesin EDC, pelanggan kan bisa setor atau tarik tunai pakai mini ATM,” bebernya.

Di tengah era media sosial, dia juga memanfaatkan berbagai aplikasi untuk mempromosikan usahanya. Hal itu sangat terasa manfaatnya ketika pandemi Covid-19 sedang menggila di daerahnya.

“Melalui media sosial menambah pertemanan dan tambah juga pesanan,” pungkas Maisyarah. (dat/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/