31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Masyarakat Takut Keluar Rumah, Petani dan Pedagang Merugi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pandemi virus corona membuat harga komiditi pangan turun harga. Masyarakat yang takut ke luar rumah membuat daya beli menurun. Hal ini berdampak pada pedagang dan petani yang mengakami omset menurun.

Ketua Tim Pemantau Harga Kebutuhan Pokok Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan kondisi ini, dipengaruhi oleh imbauan pemerintah agar masyarakat tetap berada di rumah saja untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sehingga masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari secukupnya saja.

Selain itu, banyak juga restoran, rumah makan dan cafe banyak memilih tutup dan mengikuti surat edaran pemerintah untuk tidak melakukan mobiitas massa dengan jumlah besar dalam rangka antisipasi penyebaran virus mematikan itu.

“Banyak pedagang saat ini yang dirugikan karena penjualan mereka anjlok padahal pedagang ini kelasnya mikro dan kecil. Aktifitas ekonomi masyarakat yang geraknya dibatasi menjadi salah satu pemicu memburuknya harga kebutuhan pokok belakangan ini,” sebut Gunawan.

Saat ini, harga cabai merah yang biasanya dijual di kisaran Rp25 ribu hingga Rp35 ribu per Kg menjadi Rp15 ribu hingga Rp20 ribuan saja sama halnya dengan cabai rawit Rp10 ribu hingga 15 ribu per Kg.

Selain pedagang, penurunan omset juga dirasakan para petani juga. Di tingkat pedagang sunyi pembeli membuat petani banting harga agar hasil pertanian mereka tidak busuk. Hal itu, membuat kerugian lebih besar lagi.

“Pedagang sendiri mengalami kerugian karena mereka rentan dirugikan dari fluktuasi harga yang tidak bisa diperkirakan. Bahkan banyak distributor yang dirugikan karena harga cepat berubah dengan kecenderungan turun tajam,” jelas pengamat ekonomi dari UIN Sumut itu.

Selain cabai, daging ayam juga turun di kisaran Rp24 ribuan per Kg. Sayur-sayuran seperti kangkung, bayam dijual dengan harga Rp1.200 hingga Rp2.000 per ikat. Harga yang bertahan mahal sejauh ini masih dari harga gula pasir yang Rp17 ribuan per Kg.

Sejauh ini pelemahan rupiah yang bertahan dikisaran 16.200 per US Dolar belum menjadi malapetaka buat harga pangan. Namun pelaku UMKM mulai dari petani hingga pelaku bisnis besar mulai merasakan dampat dari penyebaran corona dan ini merupakan bencana besar bagi pelaku ekonomi di manapun.

“Saya menganjurkan agar masyarakat ikut aktif membantu pemerintah dalam memerangi corona. Jika penyebarannya mampu dibatasi, maka pemulihan ekonomi akan berlangsung dengan cepat. Ikuti semua anjuran pemerintah baik pusat, daerah maupun kota,” tandasnya. (gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pandemi virus corona membuat harga komiditi pangan turun harga. Masyarakat yang takut ke luar rumah membuat daya beli menurun. Hal ini berdampak pada pedagang dan petani yang mengakami omset menurun.

Ketua Tim Pemantau Harga Kebutuhan Pokok Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan kondisi ini, dipengaruhi oleh imbauan pemerintah agar masyarakat tetap berada di rumah saja untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sehingga masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari secukupnya saja.

Selain itu, banyak juga restoran, rumah makan dan cafe banyak memilih tutup dan mengikuti surat edaran pemerintah untuk tidak melakukan mobiitas massa dengan jumlah besar dalam rangka antisipasi penyebaran virus mematikan itu.

“Banyak pedagang saat ini yang dirugikan karena penjualan mereka anjlok padahal pedagang ini kelasnya mikro dan kecil. Aktifitas ekonomi masyarakat yang geraknya dibatasi menjadi salah satu pemicu memburuknya harga kebutuhan pokok belakangan ini,” sebut Gunawan.

Saat ini, harga cabai merah yang biasanya dijual di kisaran Rp25 ribu hingga Rp35 ribu per Kg menjadi Rp15 ribu hingga Rp20 ribuan saja sama halnya dengan cabai rawit Rp10 ribu hingga 15 ribu per Kg.

Selain pedagang, penurunan omset juga dirasakan para petani juga. Di tingkat pedagang sunyi pembeli membuat petani banting harga agar hasil pertanian mereka tidak busuk. Hal itu, membuat kerugian lebih besar lagi.

“Pedagang sendiri mengalami kerugian karena mereka rentan dirugikan dari fluktuasi harga yang tidak bisa diperkirakan. Bahkan banyak distributor yang dirugikan karena harga cepat berubah dengan kecenderungan turun tajam,” jelas pengamat ekonomi dari UIN Sumut itu.

Selain cabai, daging ayam juga turun di kisaran Rp24 ribuan per Kg. Sayur-sayuran seperti kangkung, bayam dijual dengan harga Rp1.200 hingga Rp2.000 per ikat. Harga yang bertahan mahal sejauh ini masih dari harga gula pasir yang Rp17 ribuan per Kg.

Sejauh ini pelemahan rupiah yang bertahan dikisaran 16.200 per US Dolar belum menjadi malapetaka buat harga pangan. Namun pelaku UMKM mulai dari petani hingga pelaku bisnis besar mulai merasakan dampat dari penyebaran corona dan ini merupakan bencana besar bagi pelaku ekonomi di manapun.

“Saya menganjurkan agar masyarakat ikut aktif membantu pemerintah dalam memerangi corona. Jika penyebarannya mampu dibatasi, maka pemulihan ekonomi akan berlangsung dengan cepat. Ikuti semua anjuran pemerintah baik pusat, daerah maupun kota,” tandasnya. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/