MEDAN- Pameran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Sumatera Utara di USU sejak 24 hingga 30 Mei 2012 bertujuan untuk memberikan masa depan bagi para peserta.
Selain itu, pameran ini juga memberikan pasar bagi UMKM. Karena hingga saat ini, industri kreatif Sumut, belum memiliki pasar untuk menampung hasil kreatif mereka.
“Kita mengadakan pameran UMKM sebagai ajang promosi, juga untuk mendapatkan pasar bagi mereka. Sehingga hasil kreatif mereka dapat meluas di masyarakat,” ujar Kepala Dinas Koperasi Sumut, Jonni Pasaribu.
Diselenggarakan di USU dikarenakan ada target yang ingin dicapai Dinas Koperasi Sumut. “Salah satu target yang ingin kita capai adalah meningkatkan minat mahasiswa menjadi wirausaha muda,” ujar Jonni. Target untuk menarik minat mahasiswa ada kemungkinan, mengingat 100 persen pengunjung pameran ini adalah mahasiswa.
Target lain yang ingin dicapai adalah, menciptakan masyarakat yang punya masa depan dan menimbulkan para wirausaha baru. “Ini seperti instruksi Presiden dan Gubsu yang mengharapkan, agar setiap orang memiliki masa depan,” tambah Jonni. Produk Usaha Kecil Menengah ini, merupakan salah satu masalah yang unik. Dimana, setiap instansi memiliki UKM masing-masing. Seperti UKM peternakan, perkebunan, insdustri, dan lainnya. Sehingga untuk perkembangannya menjadi sedikit rumit, karena dipegang oleh masing-masing instansi. “Dan dengan pameran ini, dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku UKM,” tambahnya.
Untuk menimbulkan wirausaha baru itu yang agak sedikit sulit, karena terkendala dengan modal. Minimal modal yang dibutuhkan adalah Rp15 juta. Dan setiap pekerja UKM, pasti bersedia untuk membangun usahanya sendiri. “Tetapi, bagaimana kita bisa memberikan modal?, karena kita juga terbatas,” tambahnya. Oleh karena itu, Jonni mengharapkan, kedepannya akan ada berbagai kemudahan yang diberikan oleh pemerintah pada pengusaha UKM.
Jonni menjelaskan, untuk saat ini, ada sekitar 2380-an pelaku UKM di Sumut. Setiap tahunnya, pengusaha akan terus bertambah. “Pertumbuhan trend UKM ini selalu sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Semakin bertambah penduduk semakin bertumbuh pula UKM-Nya,” tambahnya. Karena itu, Jonni menolak bila dikatakan pertumbuhan UKM terus mengalami penurunan. “Tidak benar itu, UKM kita mengalami peningkatan. Hanya saja, kesejahteraan yang belum naik tinggi, karena belum memiliki pasar tetap,” tambahnya. Untuk di Sumut sendiri, kota yang paling banyak UKM nya adalah Medan, Pematangsiantar, Tebing Tinggi, dan Binjai. “Dan pada umumnya, mereka memproduksi makanan sebagai produk dagangan mereka,” ujar nya.
Untuk Sumut sendiri, sangat potensial untuk menghasilkan UKM. Mengingat, banyaknya etnis yang ada di Sumut, dan tentu saja tingkat kreaktifitas masyarakat. Bahkan, pada tahun 1980an, Sumut merupakan daerah pengolahan sawit. “Bahkan, pada tahun tersebut. Mesin kita yang terbagus. Karena itu saya yakin, ini akan tingkat kreaktifitas masyarakat kita cukup tinggi,” tambahnya.
Pameran yang berlangsung sejak 24 hingga 30 Mei ini diikuti sekitar 174 UKM dari 11 Kabupaten/Kota, dan 1 dari Sulawesi Utara. Sejak tahun 2008, pameran ini selalu diselenggarakan, mulai dari outdoor hingga indoor. Kedepannya, pada 2013 mendatang, Dinas Koperasi Sumut bekerja sama dengan pemerintah provinsi sumatera utara akan membuka lahan untuk pameran UKM ini di lapangan parkir di Pekan Raya Sumatera Utara. “Ini kita sediakan agar pelaku UKM mendapat tempat,” tambah Jonni.
Selama pameran ini, transaksi jual beli yang terjadi sekitar hampir mencapai Rp1 Milliar. Bukan hanya itu saja, dalam pameran ini juga terjadi MoU, antara pelaku UKM dan pengusaha. (ram)