25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bangga Menjadi Polwan

Kapolsekta Medan Area AKP Aries Setyaningsih Sik.

Tak banyak wanita yang berpenampilan feminim memilih karir sebagai polisi wanita (Polwan) atau militer. Ini karena wanita feminim takut dibilang sebagai wanita perkasa bila memasuki dunia polisi atau militer. Begitulah kata Kapolsekta Medan Area AKP Aries Setyaningsih Sik.

Bukan itu saja, wanita kelahiran Pati-Jawa Tengah, 16 April 1975 silam ini juga berpendapat kalau wanita feminim takut masuk Polwan dan militer karena takut dibatasi penampilan feminimnya. Tentu saja berbeda dengan wanita yang bekerja di kantoran yang justru berlomba-lomba berpenampilan feminim.

“Mungkin wanita tidak banyak yang berminat menjadi Polwan karena sisi feminimnya takut dibatasi. Contoh kecilnya saja seperti rambut. Kalau Polwan tak diperbolehkan berambut panjang. Kita semua tahu kalau rambut itu mahkota wanita yang menunjang penampilan. Tapi bukan berarti rambut pendek itu tidak bisa tampil cantik dan anggun lho,” ujar anak pasangan dari Subagio  dan Wakirah ini.

Wanita yang hobi jogging, menembak, bola volly dan golf ini mengaku sebagai wanita dirinya sangat bangga bisa menjadi Polwan. Baginya menjadi Polwan tak menghalanginya untuk tampil sempurna sebagai seorang wanita, khususnya dalam hal penampilan. “Tinggal bagaimana menyesuaikan penampilan itu sendiri. Tentu saja setelah selesai bertugas bisa kok tampil se-feminim mungkin atau saat ada acara formal,” ujar anak kedua dari lima bersaudara ini.

Malah, wanita yang masih melajang ini  ingin para wanita muda yang tamat sekolah untuk bisa mendaftarkan diri sebagai Polwan. Sebab, jumlah Polwan masih sedikit. “Polwan juga diharapkan mampu mengangkat citra polisi kita dengan memberikan senyum ramah kepada masyarakat yang datang ke kantor polisi. Jadi kesan ‘angker’ masuk ke kantor polisi bakal hilang bila para Polwan menyambut ramah masyarakat yang datang,” ujarnya.

Sebagai Polwan, Aries mengaku sudah bertugas 16 tahun di kepolisian. Selama bertugas, ia pernah ditempatkan di Jakarta, Jawa Barat, Aceh dan Medan. Bahkan, ia juga pernah menjadi ajudan Menteri Perdagangan RI, Dr Mari ELK Pangestu tahun 2005 sampai tahun 2006 sebelum melanjutkan pendidikan kepolisian di PTIK.

Ia tak menampik kalau ia bangga melihat teman-teman wanita seprofesinya bisa berkarir tinggi di dunia polisi. Contohnya saja, Kapolresta Binjai juga wanita, Kanit Binmas Polsekta Percut Seituan dan Kanit SIM Sat Lantas Polresta Medan juga wanita. “Sayabangga jika wanita mampu berkarir tinggi dan maju seperti pria. Artinya, kemampuan wanita untuk memimpin tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Dan saya berharap gender tidak ada lagi di manapun karena wanita memiliki kemampuan yang tak bisa diperhitungkan pria,” kata dia.

Maka dari itu, AKP Aries yang suka akan kesederhanaan ini mengatakan sudah selayaknya perempuan bisa sederajat dengan pria tanpa mendeskriditkan perempuan agar bisa memiliki hak yang sama. “Wanita itu tangguh, bisa berkarir sebagai pemimpin dan bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. Peran wanita sudah banyak terbukti. Jadi, wanita harus maju terus, jangan takut untuk meraih masa depan dan prestasi,” serunya.

Saat ini, AKP Aries tengah merindu kampung halamannya. Ia pun bertekad untuk pulang kampung dan mengabdikan diri sebagai aparat polisi di tanah kelahiran. “Saya sangat merindu kampung halaman, rindu dengan orangtua serta saudara-saudara saya. Jika Tuhan berkehendak, pasti saya bisa pulang kampung untuk melepaskan kerinduan ini,” harapnya. (jhon)

Kapolsekta Medan Area AKP Aries Setyaningsih Sik.

Tak banyak wanita yang berpenampilan feminim memilih karir sebagai polisi wanita (Polwan) atau militer. Ini karena wanita feminim takut dibilang sebagai wanita perkasa bila memasuki dunia polisi atau militer. Begitulah kata Kapolsekta Medan Area AKP Aries Setyaningsih Sik.

Bukan itu saja, wanita kelahiran Pati-Jawa Tengah, 16 April 1975 silam ini juga berpendapat kalau wanita feminim takut masuk Polwan dan militer karena takut dibatasi penampilan feminimnya. Tentu saja berbeda dengan wanita yang bekerja di kantoran yang justru berlomba-lomba berpenampilan feminim.

“Mungkin wanita tidak banyak yang berminat menjadi Polwan karena sisi feminimnya takut dibatasi. Contoh kecilnya saja seperti rambut. Kalau Polwan tak diperbolehkan berambut panjang. Kita semua tahu kalau rambut itu mahkota wanita yang menunjang penampilan. Tapi bukan berarti rambut pendek itu tidak bisa tampil cantik dan anggun lho,” ujar anak pasangan dari Subagio  dan Wakirah ini.

Wanita yang hobi jogging, menembak, bola volly dan golf ini mengaku sebagai wanita dirinya sangat bangga bisa menjadi Polwan. Baginya menjadi Polwan tak menghalanginya untuk tampil sempurna sebagai seorang wanita, khususnya dalam hal penampilan. “Tinggal bagaimana menyesuaikan penampilan itu sendiri. Tentu saja setelah selesai bertugas bisa kok tampil se-feminim mungkin atau saat ada acara formal,” ujar anak kedua dari lima bersaudara ini.

Malah, wanita yang masih melajang ini  ingin para wanita muda yang tamat sekolah untuk bisa mendaftarkan diri sebagai Polwan. Sebab, jumlah Polwan masih sedikit. “Polwan juga diharapkan mampu mengangkat citra polisi kita dengan memberikan senyum ramah kepada masyarakat yang datang ke kantor polisi. Jadi kesan ‘angker’ masuk ke kantor polisi bakal hilang bila para Polwan menyambut ramah masyarakat yang datang,” ujarnya.

Sebagai Polwan, Aries mengaku sudah bertugas 16 tahun di kepolisian. Selama bertugas, ia pernah ditempatkan di Jakarta, Jawa Barat, Aceh dan Medan. Bahkan, ia juga pernah menjadi ajudan Menteri Perdagangan RI, Dr Mari ELK Pangestu tahun 2005 sampai tahun 2006 sebelum melanjutkan pendidikan kepolisian di PTIK.

Ia tak menampik kalau ia bangga melihat teman-teman wanita seprofesinya bisa berkarir tinggi di dunia polisi. Contohnya saja, Kapolresta Binjai juga wanita, Kanit Binmas Polsekta Percut Seituan dan Kanit SIM Sat Lantas Polresta Medan juga wanita. “Sayabangga jika wanita mampu berkarir tinggi dan maju seperti pria. Artinya, kemampuan wanita untuk memimpin tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Dan saya berharap gender tidak ada lagi di manapun karena wanita memiliki kemampuan yang tak bisa diperhitungkan pria,” kata dia.

Maka dari itu, AKP Aries yang suka akan kesederhanaan ini mengatakan sudah selayaknya perempuan bisa sederajat dengan pria tanpa mendeskriditkan perempuan agar bisa memiliki hak yang sama. “Wanita itu tangguh, bisa berkarir sebagai pemimpin dan bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. Peran wanita sudah banyak terbukti. Jadi, wanita harus maju terus, jangan takut untuk meraih masa depan dan prestasi,” serunya.

Saat ini, AKP Aries tengah merindu kampung halamannya. Ia pun bertekad untuk pulang kampung dan mengabdikan diri sebagai aparat polisi di tanah kelahiran. “Saya sangat merindu kampung halaman, rindu dengan orangtua serta saudara-saudara saya. Jika Tuhan berkehendak, pasti saya bisa pulang kampung untuk melepaskan kerinduan ini,” harapnya. (jhon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/