29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Masuk Tahap Feminisasi

 Epidemik HIV

MEDAN  – Virus HIV tak dapat ditekan angka penularannya. Bahkan perempuan lebih rentan tertular HIV. Epidemik HIV di Indonesia, telah masuk tahap feminisasi. Dimana penularan pada perempuan terus meningkat dan mulai masuk dalam tataran rumah tangga.

“Ada beberapa factor yang membuat perempuan lebih rentan diantaranya diskriminasi, ketidakadilan dan bentuk kekerasan yang secara meluas diterima oleh perempuan telah membawa mereka ke situasi paling rentan,” kata Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positip Indonesia (IPPI), Baby Rivona, Rabu (9/5).

Bahkan, katanya, situasi ini diperparah dengan masih lemahnya pengetahuan serta informasi yang diperoleh perempuan terinfeksi HIV terkait hak seksual dan reproduksi. Selain itu, perlindungan hukum dan HAM yang sangat lemah sehingga menghambat kaum perempuan untuk melindungi diri sendiri, pasangan dan anaknya dari ancaman HIV.

Menyikapi tantangan yang dihadapi oleh perempuan khususnya terinfeksi HIV, maka IPPI sebagai organisasi menyikapi kebutuhan tersebut akan lebih melakukan pendekatan pemberdayaan perempuan terinfeksi serta kesehatan seksual perempuan. “Termasuk kesehatan reproduksi, pemahaman akan gender yang setara, dan lainnya.

Selain itu, berbagai pelatihan yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kapasitas perempuan termasuk yang terinfeksi HIV untuk secara aktif berperan dalam penanggulangan HIV di Indonesia.

“Kita ingin meningkatkan kesadaran perempuan agar mau mengakses, menciptakan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Kemudian mempraktekkan dan menggunakan modul kesehatan seksual dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional yang ada sebagai bahan dasar materi pelatihan tentang kesehatan seksual dan reproduksi bagi perempuan,” bebernya. (mag-11)

 Epidemik HIV

MEDAN  – Virus HIV tak dapat ditekan angka penularannya. Bahkan perempuan lebih rentan tertular HIV. Epidemik HIV di Indonesia, telah masuk tahap feminisasi. Dimana penularan pada perempuan terus meningkat dan mulai masuk dalam tataran rumah tangga.

“Ada beberapa factor yang membuat perempuan lebih rentan diantaranya diskriminasi, ketidakadilan dan bentuk kekerasan yang secara meluas diterima oleh perempuan telah membawa mereka ke situasi paling rentan,” kata Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positip Indonesia (IPPI), Baby Rivona, Rabu (9/5).

Bahkan, katanya, situasi ini diperparah dengan masih lemahnya pengetahuan serta informasi yang diperoleh perempuan terinfeksi HIV terkait hak seksual dan reproduksi. Selain itu, perlindungan hukum dan HAM yang sangat lemah sehingga menghambat kaum perempuan untuk melindungi diri sendiri, pasangan dan anaknya dari ancaman HIV.

Menyikapi tantangan yang dihadapi oleh perempuan khususnya terinfeksi HIV, maka IPPI sebagai organisasi menyikapi kebutuhan tersebut akan lebih melakukan pendekatan pemberdayaan perempuan terinfeksi serta kesehatan seksual perempuan. “Termasuk kesehatan reproduksi, pemahaman akan gender yang setara, dan lainnya.

Selain itu, berbagai pelatihan yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kapasitas perempuan termasuk yang terinfeksi HIV untuk secara aktif berperan dalam penanggulangan HIV di Indonesia.

“Kita ingin meningkatkan kesadaran perempuan agar mau mengakses, menciptakan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Kemudian mempraktekkan dan menggunakan modul kesehatan seksual dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional yang ada sebagai bahan dasar materi pelatihan tentang kesehatan seksual dan reproduksi bagi perempuan,” bebernya. (mag-11)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/