Pergi rekreasi bersama keluarga adalah hal yang amat mengasikkan. Namun, jangan hanya bersenang-senang saja, kesempatan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi kepada anak. Karenanya, perlu dipikirkan terlebih dahulu pengalaman yang ingin didapatkan dari kegiatan liburan atau rekreasi kali ini. Pertimbangkan kegiatan apa yang bisa dinikmati keluarga.
Pastikan kegiatan yang diikuti menyenangkan sekaligus bisa mengedukasi anak. Misalnya kegiatan ke museum, pertunjukan di kebun binatang, suaka margasatwa dan sebagainya. ‘’Jadikanlah rekreasi bersama buah hati bisa memberi nilai edukasi,”ujar Biro Psikologi HRTE Indonesia (Human Resource Training & Empowermen) Rahmadani Hidayatin, Psi.
Dikatakannya, perhatikan juga agar rekreasi bisa memberi rasa rileks. ‘’Jangan sampai pulang justru kecapean,”sebutnya.
Yang dimaksud dengan edukasi, jabar wanita ramah ini seperti saat si anak dan orang tua menikmati rekreasi, ada nilai-nilai yang dibawa. “Misalnya rekreasi ke alam katakanlah ke pantai . Nah, selain bermain-main dengan air bisa memberi edukasi untuk penjagaan lingkungan. Ajarkan anak untuk membuat tempat rekreasi itu terjaga kebersihannya,”sambungnya.
Dilanjutkannya terkadang orang tua mengabaikan hal ini. ‘’Kalau kita boleh lihat, banyak orang tua yang membiarkan anaknya membuang sampah sembarangan atau karena tempat rekreasinya juga tidak menyediakan tempat pembuangan sampah. Ya kalau kita memberi edukasi terhadap lingkungan maka itu juga harus diajarkan kepada anak-anak. Dan dia akan mengerti untuk menjaga lingkungan sekitar alam,” ucapnya.
Lanjutnya, bisa pula dipilih rekreasi yang menyehatkan. Seperti ke alam untuk outbond atau lainnya. “Di Medan ini ada taman kota nah ini bisa dimanfaatkan,”lanjutnya.
Perpustakaan umum, sambungnya juga bisa jadi pilihan. Saat ini, menurutnya sangat jarang orang tua yang membawa anaknya liburan ke perpustakaan umum. ‘’Karena memang kita lebih tertarik dengan yang bersifat hedonis yakni suasana yang buat kita senang, gembira hanya itu saja,”bebernya.
Padahal, katanya lagi ini penting untuk mendapatkan nilai pembelajaran. ‘’Karena menanamkan nilai-nilai tadi berdampak untuk jangka panjang,”tukasnya. (mag-12)
Pergi rekreasi bersama keluarga adalah hal yang amat mengasikkan. Namun, jangan hanya bersenang-senang saja, kesempatan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi kepada anak. Karenanya, perlu dipikirkan terlebih dahulu pengalaman yang ingin didapatkan dari kegiatan liburan atau rekreasi kali ini. Pertimbangkan kegiatan apa yang bisa dinikmati keluarga.
Pastikan kegiatan yang diikuti menyenangkan sekaligus bisa mengedukasi anak. Misalnya kegiatan ke museum, pertunjukan di kebun binatang, suaka margasatwa dan sebagainya. ‘’Jadikanlah rekreasi bersama buah hati bisa memberi nilai edukasi,”ujar Biro Psikologi HRTE Indonesia (Human Resource Training & Empowermen) Rahmadani Hidayatin, Psi.
Dikatakannya, perhatikan juga agar rekreasi bisa memberi rasa rileks. ‘’Jangan sampai pulang justru kecapean,”sebutnya.
Yang dimaksud dengan edukasi, jabar wanita ramah ini seperti saat si anak dan orang tua menikmati rekreasi, ada nilai-nilai yang dibawa. “Misalnya rekreasi ke alam katakanlah ke pantai . Nah, selain bermain-main dengan air bisa memberi edukasi untuk penjagaan lingkungan. Ajarkan anak untuk membuat tempat rekreasi itu terjaga kebersihannya,”sambungnya.
Dilanjutkannya terkadang orang tua mengabaikan hal ini. ‘’Kalau kita boleh lihat, banyak orang tua yang membiarkan anaknya membuang sampah sembarangan atau karena tempat rekreasinya juga tidak menyediakan tempat pembuangan sampah. Ya kalau kita memberi edukasi terhadap lingkungan maka itu juga harus diajarkan kepada anak-anak. Dan dia akan mengerti untuk menjaga lingkungan sekitar alam,” ucapnya.
Lanjutnya, bisa pula dipilih rekreasi yang menyehatkan. Seperti ke alam untuk outbond atau lainnya. “Di Medan ini ada taman kota nah ini bisa dimanfaatkan,”lanjutnya.
Perpustakaan umum, sambungnya juga bisa jadi pilihan. Saat ini, menurutnya sangat jarang orang tua yang membawa anaknya liburan ke perpustakaan umum. ‘’Karena memang kita lebih tertarik dengan yang bersifat hedonis yakni suasana yang buat kita senang, gembira hanya itu saja,”bebernya.
Padahal, katanya lagi ini penting untuk mendapatkan nilai pembelajaran. ‘’Karena menanamkan nilai-nilai tadi berdampak untuk jangka panjang,”tukasnya. (mag-12)