28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Berani Mandiri dan Jadi Diri Sendiri

Koper Indie, Komunitas Perempuan Indie

Koper Indie, Komunitas Perempuan Indie, begitu komunitas ini menamakan  kelompoknya. Berawal dari pertemuan sembilan cewek (Asri, Ayu, Asya, Diah, Fani, Novi, Rinda, Ulan, Yokko) dalam sebuah organisasi kampus, Persma Kreatif Unimed.

MEDAN – Kemudian kesembilan wanita ini membentuk sebuah komunitas dengan tujuan mempererat tali silaturahmi dan ajang bertukar pikiran. Koper Indie yang notabene adalah Komunitas Perempuan Indie ini berdiri pada 22 Maret 2009 silam.

“Awalnya kami bingung karena di Persma Kreatif tempat kami biasa menyibukkan diri telah ada anggota baru. Otomatis kegiatan organisasi banyak dipusatkan pada anggota baru. Sementara kami masih ingin membuat even namun bingung menggunakan nama apa. Akhirnya terbentuklah Koper Indie ini,” ungkap Diah, salah satu pencetus lahirnya Koper Indie saat dikonfirmasi, Senin (6/2).

Sejak saat itu mereka selalu mengadakan kegiatan dengan mengusung nama Koper Indie. Kegiatan yang dilakukan pun beraneka ragam. Baik bakti sosial, seminar, jelajah malam, buka usaha bareng, nonton bareng, jalan-jalan atau sekedar ngumpul dan saling berbagi cerita.
Berbeda dengan komunitas pada umumnya yang biasanya mengidentikkan diri terhadap suatu hal seperti hobbi atau profesi, Koper Indie tak pernah memusingkan kemana arah komunitasnya.

“Kita bebas berekspresi. Selagi itu tak menyalahi aturan dan tidak merugikan orang lain, lakukan saja,” terang Novi.  Komunitas yang menampung segala ide-ide dari anggotanya, menurut Diah, tidak terpatok pada satu kegemaran atau satu bidang saja.

“Maksud awalnya sih sederhana, kita tuh pengen mempertahankan jiwa indie kita.  Indie atau independent disini bukan berarti kita menganut paham bebas sebebas-bebasnya hingga tidak memikirkan orang lain,”sebut Novi.

Menurut Diah, bebas disini adalah bebas melakukan apa yang diinginkan, bebas mewujudkan ide-ide dan mimpi-mimpi, dengan catatan tidak menyalahi aturan dan tidak mengusik orang lain. “Bahasa simpelnya sih, berani mandiri dan jadi diri sendiri,” tambah Diah.

Sejak awal berdiri hingga saat ini, anggota Koper Indie tetap sembilan orang.  Hal tersebut bukan karena tak ada yang tertarik masuk menjadi anggota, namun memang mereka ingin menjadikan Koper Indie sebagai salah satu identitas mereka bersembilan. Mereka ingin menjadikan Koper Indie sebagai salah satu saksi bahwa mereka pernah satu angkatan di Persma Kreatif. (uma)

Koper Indie, Komunitas Perempuan Indie

Koper Indie, Komunitas Perempuan Indie, begitu komunitas ini menamakan  kelompoknya. Berawal dari pertemuan sembilan cewek (Asri, Ayu, Asya, Diah, Fani, Novi, Rinda, Ulan, Yokko) dalam sebuah organisasi kampus, Persma Kreatif Unimed.

MEDAN – Kemudian kesembilan wanita ini membentuk sebuah komunitas dengan tujuan mempererat tali silaturahmi dan ajang bertukar pikiran. Koper Indie yang notabene adalah Komunitas Perempuan Indie ini berdiri pada 22 Maret 2009 silam.

“Awalnya kami bingung karena di Persma Kreatif tempat kami biasa menyibukkan diri telah ada anggota baru. Otomatis kegiatan organisasi banyak dipusatkan pada anggota baru. Sementara kami masih ingin membuat even namun bingung menggunakan nama apa. Akhirnya terbentuklah Koper Indie ini,” ungkap Diah, salah satu pencetus lahirnya Koper Indie saat dikonfirmasi, Senin (6/2).

Sejak saat itu mereka selalu mengadakan kegiatan dengan mengusung nama Koper Indie. Kegiatan yang dilakukan pun beraneka ragam. Baik bakti sosial, seminar, jelajah malam, buka usaha bareng, nonton bareng, jalan-jalan atau sekedar ngumpul dan saling berbagi cerita.
Berbeda dengan komunitas pada umumnya yang biasanya mengidentikkan diri terhadap suatu hal seperti hobbi atau profesi, Koper Indie tak pernah memusingkan kemana arah komunitasnya.

“Kita bebas berekspresi. Selagi itu tak menyalahi aturan dan tidak merugikan orang lain, lakukan saja,” terang Novi.  Komunitas yang menampung segala ide-ide dari anggotanya, menurut Diah, tidak terpatok pada satu kegemaran atau satu bidang saja.

“Maksud awalnya sih sederhana, kita tuh pengen mempertahankan jiwa indie kita.  Indie atau independent disini bukan berarti kita menganut paham bebas sebebas-bebasnya hingga tidak memikirkan orang lain,”sebut Novi.

Menurut Diah, bebas disini adalah bebas melakukan apa yang diinginkan, bebas mewujudkan ide-ide dan mimpi-mimpi, dengan catatan tidak menyalahi aturan dan tidak mengusik orang lain. “Bahasa simpelnya sih, berani mandiri dan jadi diri sendiri,” tambah Diah.

Sejak awal berdiri hingga saat ini, anggota Koper Indie tetap sembilan orang.  Hal tersebut bukan karena tak ada yang tertarik masuk menjadi anggota, namun memang mereka ingin menjadikan Koper Indie sebagai salah satu identitas mereka bersembilan. Mereka ingin menjadikan Koper Indie sebagai salah satu saksi bahwa mereka pernah satu angkatan di Persma Kreatif. (uma)

Artikel Terkait

#PLTABatangtoruLANJUTKAN Viral

Memupuk Semangat Kebersamaan

Perempuan Harus Aktif Berpolitik

Twibi Medan, Pecinta Cherrybelle

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/