Site icon SumutPos

Suami Brondong Pintar ‘Begituan’, Tapi Suka ke Kafe plus Pengangguran

Suami brondong-ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Biduk rumah tangga Tongat dan Butet (keduanya nama samaran) terancam karam. Pasalnya, Butet (42) sudah tidak tahan dengan sikap suaminya yang baru berusia 22 tahun itu.

Selama ini, Tongat memang masih terlihat bersikap layaknya anak muda. Dandanannya trendi. Saat nongkrong, dia selalu mengenakan kaus berpadukan jeans bermerek.

Kulitnya disemprot dengan parfum. Awalnya, Butet menganggap hobi Tongat nongkrong dengan teman-temannya merupakan hal yang wajar. Namun, lama-kelamaan dia curiga. Sebab, Donal jadi lebih trendi saat ngumpul.

Butet pun jadi lebih kerap menanyakan ke mana suaminya akan pergi. Dengan siapa? Akan berbuat apa? Dia sering berang karena berondong yang dinikahi setelah berkenalan selama empat bulan itu tidak pernah mengajaknya pergi jalan-jalan. Tongat selalu menolak ketika Butet meminta diajak jalan-jalan. Butet sempat berpikir sang suami malu mengajaknya pergi berduaan.

Perempuan berkulit sawo matang itu juga pernah mencoba melihat isi handphone milik suaminya. Namun, usahanya tak berhasil karena handphone Tongat selalu diberi password. Emosi Butet akhirnya memuncak. Dia mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA).

“Ngakunya si suami pergi ke kafe. Namun, istri tidak percaya. Dia juga tidak pernah diizinkan menyentuh HP milik suaminya. Dari situ mulai cemburu dan sering ribut,” ujar Ketua Majelis Hakim Pengadilan Agama (PA).

Masalah di rumah tangga Tongat dan Butet makin bertambah. Sebab, Tongat tak memiliki pekerjaan tetap. Selama ini, Tongat bergantung pada Butet. Pakaian maupun kendaraan merupakan hasil jerih payah Butet.

Setiap akan nongkrong, Tongat sering meminta uang saku. Dalam sepekan, Butet selalu menjatah sebesar Rp 500 ribu. Uang itu selalu ludes.

Butet bukannya tak pernah murka terhadap suami berondongnya tersebut. Namun, Tongat selalu berhasil membuatnya luluh dengan kata-kata manisnya. Selain itu, Tongat bisa membuat Butet luluh dengan cara mengajak istrinya tersebut berhubungan badan.

Sebelum menikah, Butet memang dikenal sebagai perempuan mapan. Dia bekerja di sektor swasta. Dari pekerjaannya itu, dia bisa membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

“Soal nafkah batin, si istri merasa cukup saja. Tetapi, kan, tidak hanya itu. Dalam rumah tangga, kan, suami berperan sebagai fondasi. Jadi, biar tidak timpang sewajarnya saling meringankan. Jangan selalu bergantung pada istri,” tutur Amir.

Saat ini, hati Butet sudah beku. Dia tak mau lagi hidup bersama Tongat. “Butet bilang kapok menikah dengan berondong,” kata Amir. (jpg)

Exit mobile version