Site icon SumutPos

Istri Ogah Mudik dan Jenguk Mertua, Suami Malu dan Gugat Cerai

Istri ogah mudik-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Tiada ampun untuk pasangan yang tidak mau menghargai dan menghormati orang tua. Tongat (35) pun mengaku harus bersikap tegas terhadap istrinya, Butet (33) yang tak mau ikut mudik ke kampung halamannya.

Untuk merayu sang istri mudik, bagi Tongat bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi, sudah empat tahun berturut-turut dia memaksa sang istri ikut mudik bersamanya, namun selalu gagal. Butet selalu beralasan mual dan muntah-muntah kalau naik kendaraan jarak jauh.

”Sejak awal nikah, istri memang sudah nggak suka saya ajak sowan ke orang tua. Alasannya sih, jauh. Tapi, dulu waktu masih muda masa-masa pacaran, dia malah yang sering nyelonong pergi sendiri main ke rumah naik bus,” kata Tongat.

Dia mengaku awalnya berusaha untuk bersabar. Dia juga mencari tahu apa kesalahan orang tuanya sampai sang istri malas ke rumah mertuanya.

Bahkan ayah dan ibunya pun sampai mengalah rela bertandang ke rumah mereka untuk mengunjungi anak, menantu, dan cucunya di akhir pekan.

”Saya ‘kan kerja kontraktor, jadi sibuk banget. Pulang kadang dua bulan sekali. Kasihan ibu dan ayah juga sudah tua. Karena itu, sebenarnya istri kadang saya suruh ke kampung. Ya sekadar menjenguk atau apalah, tapi kok dia nggak pernah mau. Saya juga nggak tahu alasannya,” heran Tongat.

Namun sejak awal menikah, Tongat mengaku sudah merasakan jika istrinya tidak suka dengan orang tuanya. Waktu itu, Tongat sudah tidak berkutik karena Butet dan orang tuanya ngebet minta menikah.

Ia pun tidak enak sama ayahnya, lantaran Butet sering ke rumah orangtuanya meminta untuk dinikahi. Apalagi akibatnya, warga dan saudaranya yang lain jadi kerap memaksanya untuk menikah, karena dianggap tabu seorang wanita sering datang dan menginap di rumah laki-laki.

”Saya sudah sabar-sabarkan mempertahankan dia demi anak. Tapi, kesabaran saya sekarang sudah benar-benar habis. Lebaran lalu, saya ajak dia pulang nggak mau. Dia malah melarang saya nggak usah pulang. Lha saya ini kan anak bungsu, pastinya orang tua sedih kalau hari raya kok anaknya nggak mudik,” jelasnya.

Akhirnya meski tanpa izin istrinya, Tongat pulang sendiri ke kampung. Tapi dia sangat malu dengan orang tua dan saudara-saudaranya karena pulang tanpa didampingi istri dan anaknya.

”Ibu melihat saya pulang sendiri menangis, saya jadi nggak tega. Padahal saya sudah yakinkan beliau kalau kami nggak ada masalah. Tapi karena istri tak bisa diajak mudik, saya mengajukan talak cerai. Saya sudah tidak bisa memaafkan istri saya itu lagi,” sebut Tongat.

Meski demikian, dia berjanji akan bertanggung jawab kepada anaknya hasil pernikahan dengan Butet. Ia berjanji akan memenuhi susu dan kebutuhan anak semata wayangnya itu sebesar Rp 4 juta per bulan.

Tapi beberapa saat, suara handphonenya berbunyi. Ternyata itu dari Butet. Keduanya tampak bersitegang lewat komunikasi di handphone. Tapi, Tongat lantas menutup handphonenya dan tampak tidak nyaman.

”Dia (Butet, Red) tadi nangis-nangis bilang saya ini jahat. Dia ngakui nggak suka sama orangtua saya. Dia nuduh orangtua yang meminta saya menceraikannya. Ya saya gak terima. Demi Tuhan, kalau tahu saya cerai begini pasti ayah dan ibu saya malah memarahi saya,” papar Tongat. (jpg)

Exit mobile version