Site icon SumutPos

Baru Sehari Pulang ke Rumah setelah 4 Tahun jadi Model di Jakarta

Foto: repro Adelia saat wisuda foto bersama ibunya. Model majalah dewasa ini tewas terjun dari lantai 6 Grand Kanaya Medan, Rabu (6/5/2015).
Foto: repro
Adelia saat wisuda foto bersama ibunya. Model majalah dewasa ini tewas terjun dari lantai 6 Grand Kanaya Medan, Rabu (6/5/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tewasnya Adelia Friska (27) setelah lompat dari jendela kamar 603 lantai 6 Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam Medan meninggalkan duka mendalam bagi kedua orangtuanya. Wajar saja, pasalnya model cantik salah satu agency di Medan dan Jakarta itu adalah anak tunggal serta tulang punggung keluarga.

Kedua orangtua Adel , Ibrahim (63) dan Kristinawati (54) yang sehari-hari jualan lontong itu, tampak syok dan terpukul dengan kejadian ini. ”Sore sebelum kejadian, Adel bersama kedua temanya masih sempat datang ke rumah untuk melihat tanah yang sudah dibelinya di belakang Suzuya. Rencananya tanah itu akan dibangun rumah,” lirih Kristinawati saat ditemui di rumah duka Jalan Marelan Raya Gang Manggis,Kelurahan Tanah 600, Medan Marelan, kemarin.

Sebelum kejadian, Wati mengaku sangat bahagia bertemu dengan Adel. Bagaimana tidak, sore itu adalah hari pertama Adel pulang ke rumah setelah 4 tahun mengadu nasib sebagai model di Jakarta. “Sudah empat tahun dia tak datang ke rumah. Baru sore itulah aku melihat wajah anakku. Malamnya tiba-tiba saya dapat kabar kalau dia sudah meninggal,” kata Wati dengan berderai air mata.

Lanjut Wati, selama merantau anaknya memang sering pulang ke Medan, tapi gadis yang pernah mengecap pendidikan di SMU Martadinata dan Alfata itu tak pernah singgah ke rumah orangtuanya.

“Sejak berangkat ke Jakarta untuk jadi model, anak saya tidak pernah ke rumah, saya hanya berkomunikasi lewat telephone. Makanya sewaktu kemarin sore dia datang ke rumah, betapa senangnya saya melihat anak saya yang semakin cantik itu. Waktu itu anak saya memang sempat marah karena saya meminta uang di depan teman-temanya,” kenang Wati yang membuka warung lontong di depan rumahnya.

Beberapa waktu lalu, Adel juga pernah menyuruhnya datang ke Jakarta. “Saya tak tau alamatnya di Jakarta. Tapi katanya saya akan tinggal di apartemennya,” kenang Wati.

Lebih lanjut Wati mengatakan, Adel banyak mengalami perubahan semenjak kenal dengan Doni Satria. Tubuhnya menjadi lebih kurus dan sering menginap di hotel. “Saya baru kali ini tahu, Adel sering bersama Doni. Saya pun belum pernah bertemu Doni sebelumnya. Doni tidak pernah dibawa Adel ke rumah, hanya teman-teman perempuannya saja,” jelasnya.

Adelia menjadi model majalah dewasa di Jakarta.

Ibrahim, ayah korban mengaku sudah ikhlas dengan kejadian ini. Mereka hanya bisa mendoakan Adel diterima disisi Tuhan. “Memang kami sangat tak menyangka dengan kejadian ini. Tapi kami sudah ikhlas,” kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, Adel adalah anak tirinya. “Meskipun begitu, saya sayang dengan dia. Enggak pernah-pernahnya dia manggil saya bapak,” kenangnya. Pada Rabu (6/5) sore, Adel memang singgah ke rumah.

“Waktu jumpa, saya langsung dipanggil bapak. Padahal selama ini saya dipanggil uwak sama dia,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Soal Adel yang nekat lompat karena takut ditangkap saat pesta narkoba, Ibrahim mengaku sudah menyerahkan penyelidikannya pada polisi.

“Adanya kabar kalau anak kami mengunakan narkoba sebelum lompat, saya tidak mengetahui. Yang kami tahu, ia pamit dari rumah dengan alasan kembali ke hotel untuk istirahat. Dia mengaku buru-buru karena hari kemarin (6/5), dia harus kembali lagi ke Jakarta,” ungkap lelaki kurus tinggi dan rambutnya sudah beruban itu. Ditambahkan Ibrahim, sebelum anak semata wayangnya itu berangkat ke Jakarta, mereka tak pernah melihatanya berperilaku jahat ataupun yang aneh –aneh.

“Anak saya itu anak yang baik, dia orangnya pendiam dan tidak pernah berbuat masalah. Makanya kami tidak yakin kalau anak saya itu mengugnakan narkoba, karena selama ini anak dia lah yang sering mengirimkan uang belanja kepada kami. Kalau memang dia pengguna narkoba, mana mungkin dirinya memperhatikan orangtuanya apalagi mengirim uang setiap bulan,” cetus Ibrahim. Bukan itu saja, seminggu sebelum meninggal, anak tirinya itu sempat mengirimkan SMS kepadanya.

Adelia, foto model di Jakarta.

Tiap Bulan Kirim Uang
Sebelum berangkat ke Jakarta, ternyata Adel punya cerita pahit selama tinggal di Medan. Pasalnya, setelah tamat SMA, Adel sempat menganggur selama tiga tahun. Kondisi itu juga yang membuat gadis berambut panjang itu nekat untuk merubah nasib ke ibu kota. Berawal dari ajakan temannya, Adel akhirnya meminta ijin pada orangtuanya untuk berangkat ke Jakarta. Dua bulan tinggal di sana, korban langsung menghubungi orangtuanya untuk memberi kabar kalau dirinya sudah bekerja sebagai model.

Karena sudah sukses di Jakarta, Adel diminta orangtuanya mengirim uang bulanan. Mereka berdalih penghasilan sebagai penjual lontong tidak mencukupi untuk membayar uang sewa rumah. Karena itulah, tiap bulan Adel pasti mengirimkan uang. Bahkan dari uang kiriman itu juga, setahun lalu orangtua Adel bisa membeli sebuah rumah permanen di kawasan Marelan. “Sebelum menjadi model, kehidupan ekonomi keluarga korban bisa di katakan di bawah rata-rata. Sebelum tinggal di Marelan, korban bersama keluarganya sempat tinggal di rumah sewa yang berada di Jalan Alumunium 4, Kelurahan Tanjung Mulia, Medan Deli. Selama ini si Adel ini yang jadi tulang punggung keluarganya,” kata Putra, paman korban. (cr-2/deo)

Exit mobile version