Site icon SumutPos

Siswa SMA Budi Luhur Dirampok dan Dibunuh

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Sepulang ngapel, dua sohib ditemukan terkapar bersimbah darah di areal persawahan kering di Desa Huta Dolok Kitir, Nagori Talang Bayu, Kec. Huta Bayu Raja Simalungun, Minggu (7/9) pagi. Muhammad Arif Hermawan (17), siswa SMA Budi Luhur Kutabayuraja Simalungun sudah tak bernyawa, sedang temannya Agus (17) kritis dan masih mendapat perawatan intensif di RSU Malahayati Medan. Kuat dugaan, keduanya adalah korban perampokan. Pasalnya, sepeda motor dan hape mereka ikut raib.

Info dihimpun dari rumah duka, kejadian itu pertama kali diketahui oleh salah seorang warga yang hendak mengembalakan bebek di areal persawahan. Setiba di lokasi, warga melihat kedua korban yang juga tinggal di Huta Dolok Kitir itu terkapar bersimbah darah.

Temuan ini sontak menggegerkan warga. Yaman (52) salah seorang warga yang rumahnya tak jauh dari TKP kejadian mengatakan, lokasi penemuan korban sekitar 1,5 kilometer dari desa. “Mulanya aku nggak kenal kalau itu Arif. Pas kutengok mukanya baru aku sadar, rupanya korban yang sudah tak bernyawa itu Arif, keponakanku. Sementara Agus yang masih bernafas langsung dilarikan ke rumah sakit,” ucap Yaman yang belakangan diketahui ternyata uwak kandung Arif.

Masih kata Yaman, selama ini lokasi kejadian memang dikenal rawan dan angker. Selain tak ada lampu penerangan dan jauh dari pemukiman penduduk, kendaraan juga jarang melintas, terutama di malam hari. Malam sebelum kejadian lanjut Yaman, Arif dan Agus diketahui pergi ke Bukit V, Nagori Mayang, Kec. Bosar Maligas, untuk mengapeli cewek mereka.

“Katanya mereka ini baru pulang dari rumah ceweknya (pacar-red),” ucapnya. Selain kedua korban, warga juga menemukan satu batang besi berukuran sedang dengan panjang sekitar 1 meter dan sudah penuh dengan darah. Selain itu, bercak darah di lokasi juga sudah mulai mengering.

“Agus luka parah di mukanya dan langsung dilarikan ke rumah sakit, sementara Arif sudah ‘nggak ada lagi’ di lokasi kejadian,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca. Sementara, Iyono (47) paman Arif yang lain mengatakan, selama ini korban dikenal sebagai pemuda yang tidak memiliki permasalahan dengan siapapun karena ia termasuk anak pendiam. “Dia ini pendiam kayak mana punya musuh,” terangnya.

Ia juga mengakui, sepeda motor yang mereka kendarai adalah milik Agus. Saat itu sepeda motor Agus tak ditemukan di lokasi kejadian, begitu juga handphone yang biasa digunakan keduanya. “Kalau kejadian kuperkirakan sekitar jam 00.00 WIB. Karena dari Bukit V, Mayang hingga ke lokasi butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan naik kereta,” ucapnya.

Sekira pukul 15.00 WIB, jenazah Arif yang tiba di rumah duka disambut isak tangis keluarga dan teman-teman sekolahnya. Susi (16) pacar Arif yang juga hadir di rumah duka tak kuasa menahan duka melihat tubuh kaku korban. Sangkin sedihnya, Susi juga sempat beberapa kali tak sadarkan diri. Begitu juga dengan ibu Arif, Sulastri (50) juga tidak kuasa menahan duka atas kematian anak ketiganya tersebut.

Usai disalatkan, jasad kaku Arif akhirnya dikebumikan di pemakaman umum tak jauh dari kediamannya. Meski jenazah Arif sudah dibawa ke peristirahatan terakhirnya, tapi ibunya, Susi dan teman-teman serta pelayat masih saja menangis. Mereka masih belum percaya dengan kepergian Arif.

Susi yang ditemui mengaku, malam itu Arif pulang dari rumahnya sekira pukul 22.30 WIB dan mereka mengendarai sepeda motor Suzuki Smash milik Agus. “Jam setengah sebelas orang ini pulang pak,” ucap pacarnya Susi dengan isak tangis dan kemudian kembali pingsan. Setelah sadar dari pingsangnya ia meminta kepada pihak keluarga Arif agar diijinkan untuk melihat jenazah Arif terakhir kalinya. Namun, setelah melihat ia kembali tak sadarkan diri dan tidak sadarkan diri lagi hingga empat kali. (lud/iwa/smg/deo)

Exit mobile version