BINJAI, SUMUTPOS.CO – Penyidik Subdit IV/Tipidter Polda Sumut menggandeng Polisi Militer saat 2 tim dipecah menggeledah kediaman mantan Ketua DPD IPK Kota Binjai, Samsul Tarigan dan adiknya Putra Tarigan, Jumat (12/7). Langkah ini diambil untuk menghindari potensi konflik di lapangan saat penggeledahan berlangsung.
Selain PM Bukit Barisan, penyidik juga menggandeng puluhan personel Direktorat Sabhara dan Satuan Brimob Polda Sumut yang dilengkapi senjata laras panjang.
Informasi dihimpun, penggeledahan dipimpin langsung Kasubdit IV/Tipidter Poldasu AKBP Herzoni Saragih, di kediaman Putra Tarigan, daerah Kelurahan Tanah Seribu, Binjai Selatan.
Penggeledahan kediaman Samsul Tarigan di Jalan Gunung Bendahara 13, Kelurahan Pujidadi, Binjai Selatan, dipimpin Kompol Wira Prayatna. Namun rombongan tak berhasil mendapati Samsul. Penggeledahan yang membuat heboh warga sekitar ini dimulai pukul 15.00 WIB.
Pantauan di lapangan, beberapa oknum prajurit TNI yang diduga dekat dengan Samsul berada di sekitar objek penggeledahan. Di luar rumah Samsul, Wakil Komandan Satuan Brimob Polda Sumut, AKBP Ferry Ukoli terlihat.
Rumah bercat abu milik Samsul terlihat megah. Tepat di sisi kanan rumah Samsul, berdiri sebuah pondok yang disinyalir sebagai tempat untuk anggota piket menjaga rumah. Seorang perwira berpangkat Kompol dari Poldasu dan temannya dari Bidang Humas serta Sumut Pos duduk di pondok tersebut. Kompol itu mulanya penasaran melihat sebuah batang kayu bercat khas IPK.
“Apa ini. Apa ini ya?” katanya.
“Kelewang rupanya. Panjang kali ya,” ujarnya sontak kaget.
Sekitar pukul 16.30 WIB, sejumlah penyidik berompi warna biru keluar dari rumah Samsul. Begitu juga Kompol Wira. Sayangnya, mantan Kapolsek Delitua ini menolak memberi keterangan. “Ke Polda saja,” ujar Wira singkat.
Sekitar 8 mobil pribadi yang diisi oleh penyidik dan personel Brimob lengkap dengan senjata laras panjang mereka meninggalkan rumah Samsul. Tak ketinggalan 1 mobil truk yang diisi personel Dit Sabhara Polda Sumut juga meninggalkan rumah ST.
Sumut Pos mengikuti rombongan penyidik yang menumpangi mobil pribadi. Mobil mewah seperti Toyota Innova dan Mitsubishi Pajero berjalan mengarah ke Diskotek Cafe Flower (nama sebelumnya Titanic Frog) melalui Jalan Sei Petani, Binjai Selatan. Diskotek itu milik Samsul yang pernah digeledah dan aktifitasnya dibekukan.
Rombongan penyidik diduga sepertinya memang ingin mengendus keberadaan Samsul dan Putra. Sekitar 1 km sebelum diskotek, rombongan berhenti.
Sejumlah tim disebar melakukan pencarian. Sayang, usaha yang dilakukan tak menuai hasil. Kasubdit IV/Tipidter Poldasu, AKBP Herzoni Saragih membenarkan adanya penggeledahan tersebut.
“Yang dibawa dokumen-dokumen pendukung untuk perkara yang kami tangani. Surat-surat tanah, surat-surat kendaraan terkait pidana yang ditangani,” kata dia.
Herzoni juga membenarkan, penyidik turut membawa Brimob dan Dit Sabhara Polda Sumut untuk mendukung jalannya penggeledahan. “Ada satuan lain juga ikut untuk penggeledahan biar gak ada komplain. Ada juga propam PM TNI Angkatan Darat,” jelas dia.
Samsul Tarigan dan Putra Tarigan yang merupakan abang beradik ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Status mereka naik dari saksi ditetapkan penyidik setelah gelar perkara.
“(Mereka) telah melanggar pasal pertambangan ilegal. Karena setelah dapat izin dari Pengadilan Negeri Binjai untuk melakukan penggeledahan, tadi kami lakukan penggeledahan di dua lokasi,” beber dia.
Target yang dicari tak ditemukan, rombongan balik kanan ke Kota Medan. Mereka melewati Diskotik Cafe Flower yang diduga sebagai tempat Samsul bersembunyi. Sebab di sekeliling Diskotek Samsul, ada kolam pancing, warung dan sebuah tempat yang kerap disebutnya dengan sebutan mess.
Lahan sebagai tempat Diskotek Samsul berdiri pun tak mengantongi izin karena masih berstatus HGU PTPN II. Selain melintas diskotek, rombongan juga melewati dan menyaksikan kubangan besar dengan luas sekitar 5 hektar yang dikelola oleh komplotan Samsul.
“Selesai penggeledahan, kami balik ke kantor lagi melakukan inventarisir dan combain dengan keterangan saksi dan me lakukan penangkapan,” pungkasnya. (ted)