Site icon SumutPos

Pembunuh Janda Delitua Ditembak

Foto: Vona/PM Kedua tersangka pembunuh janda Delitua, diamankan polisi.
Foto: Vona/PM
Kedua tersangka pembunuh janda Delitua, diamankan polisi.

DELITUA, SUMUTPOS.CO – Dua dari 6 pelaku yang terlibat pembunuhan Suryani (54), janda 3 anak yang dibantai di Delitua, ditangkap. Satu terpaksa ditembak karena melawan dan otak pelaku diburon.

Rahmat alias Gembel (26) diamankan pada Jumat (13/2) sekira pukul 21.00 WIB, hanya beberapa jam setelah Suryani ditemukan terkapar sekira pukul 04.00 WIB pagi.

Awalnya, Gembel masih sebagai saksi. Dia merupakan salah satu orang yang sering nongkrong di toko jok motor yang berada di teras rumah korban di Jalan Besar Delitua, Simpang Komplek KPUM.

Gembel yang tinggal tak jauh –hanya beda gang- dari rumah korban, juga kerap nongkrong bersama sejumlah pemuda di rumah yang berada di Desa Mekar Sari, Kecamatan Delitua tersebut. Salah satunya, SM (buron) yang tinggal di belakang kediaman korban. Dari SM pula rencana pencurian muncul. Dia mengaku korban memiliki banyak emas dan uang.

Setelah dijadikan saksi, berkat kejelian polisi menginterogasi, akhirnya Gembel membeber siapa saja temannya yang ikut. Dari mulut warga Gang Benteng itu pula terucap nama Amri Johari alias Ambi (33) warga Gang Utama, juga tak jauh dari kediaman korban. Namun dia ditangkap di kediaman kakeknya di Marelan pada Minggu (15//2) sekira pukul 02.00 Wib.

Saat akan diciduk, Ambi dilumpuhkan dengan timah panas. Dia tetap kabur walau sudah diberi tembakan peringatan. Dengan kondisi kaki kiri berdarah, Ambi diboyong. Sementara, 4 lagi rekan Gembel dan Ambi, masih diburu. Polisi sendiri masih memberikan inisial SM dan merahasiakan nama ketiga lainnya.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono didampingi Kanit Reskrim, AKP Martualesi SH.MH, mengatakan pengakuan Gembel dan Ambi, dalang aksi mereka adalah SM. Dia yang memberitahu kalau korban memiliki banyak barang berharga seperti emas dan uang.

“Mendengar cerita itu, para pelaku menyusun rencana di salah satu warung kopi, dekat rumah Gembel,” katanya. “Bahkan gambaran dan situasi rumah korban juga dibeber SM. Dia tinggal di belakang rumah korban dan sering nongkrong di toko jok motor, di teras depan rumah korban,” tambahnya.

Senada dibeber Ambi. “Udah kami rencanakan memang sebelumnya Bang. Hari Kamis jam 9, di warung kopi. Dalam perencanaan kami sebelumnya, kalau korbannya tahu atau melawan, langsung saja dibunuh. Memang sebelumya kami sudah memantau rumah itu. Kami juga tahu dia banyak menyimpan emas dari SM,” kata Ambi.

Gembel sendiri mengaku, mereka masuk lewat pintu samping yang digembok. Menggunakan linggis, Ambi membuka paksa engsel pintu. “Lalu kami masuk. Setelah berada di ruang tamu, kami meriksa ketiga kamar. Ada satu kamar yang terkunci. Sedangkan kamar yang satu lagi terbuka. Kami lihat dua anak-anak tidur di dalam, tertidur pulas,” jelas Gembel sembari menunduk.

Kemudian, mereka melihat pintu kamar belakang yang terkunci. Gembel dan Ambi coba mencongkel pakai obeng, tapi sulit dibuka. Kemudian mereka mencongkelnya dengan linggis. Pintu kamar terbuka. “Malam itu yang menenteng linggis si Ambi,” tambahnya.

Usai kamar terbuka, mereka berdua masuk. Ternyata itu kamar Suryani. Lagi mencari barang berharga, mendadak korban bangun. Tak mau ketahuan, Ambi langsung memukulkan linggis ke kepala korban. Korban terjatuh ke tempat tidur. Semula kedua pelaku ini mengira korban sudah pingsan. Ternyata masih terbangun, sehingga Ambi kembali memukulnya sebanyak empat kali.

“Saya yang memukul kepalanya pakai linggis Bang. Begitu dia terbangun saya langsung pukul. Saya kira udah pingsan, teryata masih bangun, ya saya pukul lagi 4 kali,” beber Ambi, meringis menahan nyeri di kaki kirinya yang ditembak. “SM itu bilang dia punya banyak emas, jadi kami susun rencana,” ujar pengangguran itu lagi.

Setelah korban sudah tidak berdaya, mereka menyeret tubuh korban dari tempat tidur hingga ke ruang tamu. Keduanya meletakkannya dengan posisi kepala korban ke arah kamar mandi dengan posisi terlungkup. Setelah itu kedua pelaku ini membongkar lemari korban. Sayangnya pelaku ini tidak menemukan apapun dari dalam lemari.

Malam itu, sepeda motor di dalam rumah juga mau diembat. Tapi karena dikunci menggunakan rantai, mereka tak bisa membawanya. Takut keburu ketahuan saat membuka rantai. Hp korban yang diembat. Keduanya lalu kabur. Mereka juga mengaku kalau SM tak ikut beraksi, hanya merencanakan bersama kedua rekannya yang lain.(cr3/trg)

Exit mobile version