Site icon SumutPos

Delismawaty Pardede Dibunuh Rekan TKI di Malaysia

Foto Deslimawaty di Facebook.
Foto Deslimawaty di Facebook.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Pemulangan jenazah Delismawaty boru Pardede (32) warga Nagori Raja Maligas I Kec. Huta Bayu Raja Kab. Simalungun yang tewas dibunuh rekan TKI asal Aceh di rumah kontrakannya di Malaysia diselimuti keharuan.

Wanita yang ditemukan meregang nyawa dalam kondisi kedua kaki dan tangan terikat, sementara leher terjerat kabel charger hp di dalam kamar itu tiba Bandara Kuala Namu International Airport (KNIA), Jumat (17/10) sore.

Suasana haru sangat kontras terlihat di line 1 Terminal Kargo S Bandara Kuala Namu saat pesawat Malaysia Air Lines MH 864 dari Kuala Lumpur yang membawa peti jenazah Delismawaty, mendarat di landasan Bandara Kuala Namu. Bahkan saat peti akan dimasukkan ke dalam mobil ambulans BK 1560 TV, Tigor (24) adik sepupu Deslimawaty terlihat tidak kuasa menahan kesedihannya. Kedua matanya pun terlihat memerah dan dibasahi air mata.

Tigor sendiri merupakan orang yang pertama sekali mengetahui Delismawaty telah tiada dan menjadi korban pembunuhan.

Berdasarkan keterangan Tigor, Delismawaty ditemukan tewas oleh para tetangga di sekitar rumah kontrakan yang ditempati Delismawaty sejak setahun lalu di Malaysia pada Rabu (8/10) pagi.

Dari ondisi jenazah Delismawaty, petugas Polisi Diraja Malaysia menyimpulkan bahwa korban tewas dibunuh. Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui juga pelaku ikut mengambil perhiasan dan hape korban.

Polisi Diraja Malaysia pun melakukan pengejaran terhadap pelaku. Belakangan diketahui jika pelaku merupakan TKI asal Aceh, berinisial DIN, yang menaruh dendam terhadap korban. Dalam aksinya pelaku dibantu sang pacar.

Tepat Sabtu (11/10), Din serta teman prianya berhasil diringkus Polisi Diraja Malaysia dari kontrakannya, tak jauh dari TKP pembunuhan. Selain bukti hp milik Delismawaty, di tangan teman pria Din juga ditemukan bekas gigitan Delismawaty. Diduga korban melakukan perlawanan saat lehernya dijerat pelaku menggunakan carger hape.

Lanjut Tigor, dendam Din disebut-sebut lantaran sempat mendekam dipenjara atas laporan korban yang kehilangan uang sebesar 2400 RM. Namun setelah menjalani penahanan selama 3 bulan, Din tetap juga tidak mengakui perbuatannya mencuri uang Delismawaty.

”Din tetap tidak mengakui perbuatannya mencuri uang kakak sepupuku. Berdasarkan perjanjian jika tidak mengakui perbuatannya dalam 3 bulan maka Din akan dilepaskan,” ungkapnya.

Awal bulan Oktober Din pun dibebaskan dari sel tahanan Polisi Raja Malaysia. ”Din dendam sama itoku (Delismawaty) makanya dia menyuruh teman prianya membunuhnya,” terangnya.

Foto: Manahan/PM
Jenazah Delismawaty tiba di KNIA.

DIKETAHUI DARI FACEBOOK

Kematian Delismawaty sendiri baru diketahui Tigor setelah melihat akun facebook korban, pada Rabu (8/10) sekira pukul 12.30 Wib. Tigor melihat obrolan teman-teman korban mengucapkan belasungkawa atas tewasnya Delismawaty.

Hal itu sontak membuatnya terkejut. Tigor pun memberikan nomor hp miliknya agar bisa dihubungi teman-teman korban agar bisa memastikan kabar tersebut. Dan ternyata, salah seorang teman korban menghubungi Tigor dan membenarkan kabar tersebut. ”Aku tahu kalau kakak sepupuku dibunuh dari facebook teman-temannya yang mengatakan kalau kakak sepupuku tewas,” ungkapnya.

Lanjut Tigor bahwa sebenarnya pada tanggal 15 Oktober ini kakak sepupunya akan pulang kampung ke Simalungun untuk melihat kedua anaknya serta rumah yang baru dibangun. ”Kakak sepupuku sudah mengatakan akan pulang pada tanggal 15 Oktober lalu untuk melihat kedua anaknya serta rumah yang baru selesai dibangun. Selama hidupnya, kakak sepupuku jadi penopang keluarga,” ungkapnya.

Setelah mengurus semua dokumen pemulangan jenasah Delismawaty, akhirnya Tigor dan keluarga membawa jenasah Delismawaty ke kampung halamannya untuk disemayamkan. (cr-1/bd)

Exit mobile version