26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tak Terdata di Disdukcapil, Kepling Medan Sunggal Diduga Palsukan KK Warga,

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang oknum kepala lingkungan (Kepling), BN (58) diduga t membuat kartu keluarga (KK) palsu kepada warga di lingkungan tempatnya bertugas.

Kasus pemalsuan data keluarga itu dialami Julinar (33) dan Nesia Budiharjo (58) yang merupakan warga Lingkungan 3, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggaln

Menurut keterangan Julinar, Minggu (16/12) malam, menjelaskan, kartu keluarga palsu itu terungkap, saat ia dan suaminya ingin membuat KTP elektronik dengan melakukan foto di kantor Camat Medan Sunggal pada September 2018 lalu.

Ia dan suaminya dikejutkan bahwa KK yang mereka pegang tidak terdata di Disdukcapil atau palsu. Mendengar itu, ibu rumah tangga ini terkejut, menanyakan soal KK yang telah diurusnya dengan BN. Namun, BB beralasan ada kesalahan sistem di Disdukcapil.

“Setalah tahu KK itu palsu, saya datangi cek di Disdukcapil juga. Ternyata benar palsu, tapi kepling kami tetap bilang itu asli, cuma ada kesalahan data. Terus, kepling kami langsung minta KK itu, janji mau buat baru. Tapi sampai sekarang belum juga selesai KK barunya,” ungkap wanita akrab disapa Nina.

Dijelaskan ibu anak 4 ini, KK palsu itu diurus mereka dengan BN pada tahun 2011 dengan membayar biaya Rp450 ribu. Mereka selama ini pun heran, kenapa setiap kegiatan proses pemilihan kepala daerah terlibat, ternyata data KK mereka palsu.

“Saya juga pernah juga regristasi kartu selular, ditolak juga. Tapi, saya kesalkan kenapa KK yang mau digantinya, sampai saat ini belum juga diurusnya. Kami jadi kesusahan untuk mengurus administrasi. Kami minta camat segera menindak tindakan kepling ini,” kesal Nina.

Hal yang sama juga dialami Nesia Budiharjo. Ibu anak 2 ini awalnya mengurus surat pindah dari Kecamatan Medan Helvetia ke Kecamatan Medan Sunggal pada tahun 2004. Seluruh administrasi sebagai syarat pemindahan domosili diserahkannya kepada BN. Ternyata, ibu rumah tangga ini kecewa dengan hilangnya seluruh berkas pemindahan itu yang dilakukan oleh BN.

“Waktu itu, saya urus pindah domisili bayar Rp300 ribu. Tapi, saya kesalnya, berkas saya dibilang hilang. Sampai sekarang, kalau saya tanya ke kepling itu selalu buang badan. Makanya, saya tidak punya KTP dan KK sampai saat ini,” kesal Nesia.

Dikatakan janda anak 2 ini, ia terus mendesak BN untuk bertanggung jawab. Lantas, BN pun memberika KK palsu pada bulan Oktober 2018 lalu. Terbongkarnya KK palsu itu, saat ia foto di kantor Camat Medan Sunggal untuk membuat KTP elektronik.

Petugas di kecamatan mengatakan nomor KK yang dipegang olehnya tidak terdata. Lantas, Nesia pun mendatangi BN kembali meminta pertanggung jawaban. Oknum kepling itu meyakinkan KK itu asli dengan membawa Nesia foto di kantor Camat Medan Helvetia.

Ternyata, BN beralasan mati lampu, untuk mensiasati itu, BN meminta pas foto Nesia untuk dibuatkan resi KTP. Setelah itu, Nesia mendapatkan resi KTP yang dibuat oleh BN yang diduga dicetak secara manual atau palsu.

“Saya heran, kenapa resi KTP saya pake pas foto, setahu saya tidak bisa, karena resi fotonya online. Yang jelas, saya sudah capek dibodohi kepling itu, bahkan saya juga pernah ngamuk ke kantor wali kota. Makanya, kemarin dibuatnya KK palsu,” cerita Nesia.

Ditegaskan Nesia, ia sangat kesal dengan kinerja kepling tersebut. Bahkan, oknum kepling itu selama ini tidak tinggal di lingkungan tempat tugasnya. Untuk itu, camat sudah seharusnya mencopot BN dari jabatan kepling.

“Kenapa masih dipelihara kepling kayak gitu. Lihatlah, tinggalnya saja di luar lingkungan itu, bagaimana mau urus warganya. Parahnya, urusan yang dikerjakan kepling itu melanggar hukum dengan membuat KK palsu. Saya ingin segera dicopot saja dia (kepling),” kesal Nesia.

Camat Medan Sunggal, Indra Nasution dikonfirmasi meragukan laporan warga yang menerangkan KK palsu yang dibuat oleh keplingnya. Ia meminta bukti atas tudingan itu, bahkan ia menganjurkan untuk melaporkan secara tertulis ke kantor Camat Medan Sunggal.”Kalau memang benar, silahkan laporkan kemari. Bisa kita lihat benar atau tidak, jangan asal bilang saja, kita perlu bukti,” tantang camat. (fac/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang oknum kepala lingkungan (Kepling), BN (58) diduga t membuat kartu keluarga (KK) palsu kepada warga di lingkungan tempatnya bertugas.

Kasus pemalsuan data keluarga itu dialami Julinar (33) dan Nesia Budiharjo (58) yang merupakan warga Lingkungan 3, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggaln

Menurut keterangan Julinar, Minggu (16/12) malam, menjelaskan, kartu keluarga palsu itu terungkap, saat ia dan suaminya ingin membuat KTP elektronik dengan melakukan foto di kantor Camat Medan Sunggal pada September 2018 lalu.

Ia dan suaminya dikejutkan bahwa KK yang mereka pegang tidak terdata di Disdukcapil atau palsu. Mendengar itu, ibu rumah tangga ini terkejut, menanyakan soal KK yang telah diurusnya dengan BN. Namun, BB beralasan ada kesalahan sistem di Disdukcapil.

“Setalah tahu KK itu palsu, saya datangi cek di Disdukcapil juga. Ternyata benar palsu, tapi kepling kami tetap bilang itu asli, cuma ada kesalahan data. Terus, kepling kami langsung minta KK itu, janji mau buat baru. Tapi sampai sekarang belum juga selesai KK barunya,” ungkap wanita akrab disapa Nina.

Dijelaskan ibu anak 4 ini, KK palsu itu diurus mereka dengan BN pada tahun 2011 dengan membayar biaya Rp450 ribu. Mereka selama ini pun heran, kenapa setiap kegiatan proses pemilihan kepala daerah terlibat, ternyata data KK mereka palsu.

“Saya juga pernah juga regristasi kartu selular, ditolak juga. Tapi, saya kesalkan kenapa KK yang mau digantinya, sampai saat ini belum juga diurusnya. Kami jadi kesusahan untuk mengurus administrasi. Kami minta camat segera menindak tindakan kepling ini,” kesal Nina.

Hal yang sama juga dialami Nesia Budiharjo. Ibu anak 2 ini awalnya mengurus surat pindah dari Kecamatan Medan Helvetia ke Kecamatan Medan Sunggal pada tahun 2004. Seluruh administrasi sebagai syarat pemindahan domosili diserahkannya kepada BN. Ternyata, ibu rumah tangga ini kecewa dengan hilangnya seluruh berkas pemindahan itu yang dilakukan oleh BN.

“Waktu itu, saya urus pindah domisili bayar Rp300 ribu. Tapi, saya kesalnya, berkas saya dibilang hilang. Sampai sekarang, kalau saya tanya ke kepling itu selalu buang badan. Makanya, saya tidak punya KTP dan KK sampai saat ini,” kesal Nesia.

Dikatakan janda anak 2 ini, ia terus mendesak BN untuk bertanggung jawab. Lantas, BN pun memberika KK palsu pada bulan Oktober 2018 lalu. Terbongkarnya KK palsu itu, saat ia foto di kantor Camat Medan Sunggal untuk membuat KTP elektronik.

Petugas di kecamatan mengatakan nomor KK yang dipegang olehnya tidak terdata. Lantas, Nesia pun mendatangi BN kembali meminta pertanggung jawaban. Oknum kepling itu meyakinkan KK itu asli dengan membawa Nesia foto di kantor Camat Medan Helvetia.

Ternyata, BN beralasan mati lampu, untuk mensiasati itu, BN meminta pas foto Nesia untuk dibuatkan resi KTP. Setelah itu, Nesia mendapatkan resi KTP yang dibuat oleh BN yang diduga dicetak secara manual atau palsu.

“Saya heran, kenapa resi KTP saya pake pas foto, setahu saya tidak bisa, karena resi fotonya online. Yang jelas, saya sudah capek dibodohi kepling itu, bahkan saya juga pernah ngamuk ke kantor wali kota. Makanya, kemarin dibuatnya KK palsu,” cerita Nesia.

Ditegaskan Nesia, ia sangat kesal dengan kinerja kepling tersebut. Bahkan, oknum kepling itu selama ini tidak tinggal di lingkungan tempat tugasnya. Untuk itu, camat sudah seharusnya mencopot BN dari jabatan kepling.

“Kenapa masih dipelihara kepling kayak gitu. Lihatlah, tinggalnya saja di luar lingkungan itu, bagaimana mau urus warganya. Parahnya, urusan yang dikerjakan kepling itu melanggar hukum dengan membuat KK palsu. Saya ingin segera dicopot saja dia (kepling),” kesal Nesia.

Camat Medan Sunggal, Indra Nasution dikonfirmasi meragukan laporan warga yang menerangkan KK palsu yang dibuat oleh keplingnya. Ia meminta bukti atas tudingan itu, bahkan ia menganjurkan untuk melaporkan secara tertulis ke kantor Camat Medan Sunggal.”Kalau memang benar, silahkan laporkan kemari. Bisa kita lihat benar atau tidak, jangan asal bilang saja, kita perlu bukti,” tantang camat. (fac/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/