MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Forum Kebhinekaan Indonesia Bersatu (FKIB), Martono, mengatakan pihaknya mendesak kepolisian segera menyelesaikan kasus pembakaran pondok meditasi Vihara Rakhitavana Buddhist Centre di Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Pondok meditasi itu diketahui dibakar oleh Orang Tak Dikenal (OTK) pada (4/9) lalu.
“Jadi kita enggak mau masalah ini berlarut. Kita pastikan kepada Polsek supaya segera dituntaskan persoalan ini,” kata Martono kepada wartawan, Sabtu (18/9).
Martono mengaku khawatir jika kasus ini tidak segara diselesaikan, maka akan merembet ke isu agama atau SARA.
Apa lagi, kata Martono, rumah ibadah itu belum diresmikan meskipun sudah berdiri cukup lama. Ia mengatakan, selama proses pembangunan rumah ibadah itu, pihak vihara sering kehilangan barang-barang.
“Tapi mereka gak ambil pusing lah, yaudah lah. Tapi pembakaran mereka enggak terima. Makanya mereka buat laporan,” ucapnya.
“Jadi warga Tionghoa dan pengurus vihara tersebut berharap supaya pelaku tertangkap. Udah dibuat laporan, tapi sampai sekarang belum ada perkembangannya,” katanya.
Martono mengaku mendapat kabar pembakaran itu seminggu setelah terjadi insiden dan pihaknya lantas mendatangi lokasi pada Selasa (14/9). Menurutnya, penjaga vihara baru mengetahui pembakaran itu pukul 04.00 pagi dan langsung melaporkan ke kepala desa, yayasan dan ke kepolisian setempat.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Hadi Wahyudi menyebut pihaknya akan memeriksa terlebih dahulu pembakaran itu. “Nanti kita cek ya,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/9).
Sementara Polsek Pancurbatu, Deliserdang, mengatakan juga mengatakan hal senada. “Kami masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi saksi. Itu bukan vihara, tapi seperti bangunan, coba tanya saja bukan vihara itu,” kata Kapolsek Pancur Batu Kompol Dedy Darma kepada wartawan, Sabtu (18/9). (cnn/azw)