Site icon SumutPos

Pembunuhan Diduga Bermotif Skandal Asmara

Foto: Gibson/PM Foto Hendra Tumanggor semasa hidup. Pria yang menjadi guru sanggar tari ini menyebut dirinya Kak Indra.
Foto: Gibson/PM
Foto Hendra Tumanggor semasa hidup. Guru sanggar tari yang menyebut dirinya Kak Indra ini dibunuh di sanggarnya.

SUMUTPOS.CO – Sandi, adik Indra Tumanggor (40)  yang tewas bersimbah darah di lantai 2 ruko sanggar tarinya, mengatakan pada September 2014 lalu dirinya sempat berkomunikasi dengan korban.

Kepada Sandi, Hendra mengaku keluar dari pekerjaan sebagai sales buku lantaran memiliki persoalan di tempat kerjanya.

Pasalnya, korban merasa tidak senang atas perlakuan teman sekantornya yang menjabat sebagai debtcolector. “Ada masalah dia sama kawannya. Makanya, dia pun keluar dari kerjaannya,” ucapnya.

Diterangkannya, persoalan tersebut disebabkan teman sekantor korban mengutip uang di sekolah-sekolah tempat langganan korban. Karena itulah, korbanpun kemudian menegurnya. “Kan wajar saja kalau dia keberatan. Masak orang lain yang ngambil uangnya sementara dia tidak dapat. Mungkin itu bang penyebabnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, lelaki yang berusia 39 tahun ini menyebutkan, usai keluar dari tempatnya tersebut, korban pun akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sanggar tari. “Siap dari situlah dia baru buka sanggar,” ucapnya. “Sudah lama isteri dia pergi. Gak tahu kita dimana. Makanya itu, anaknya sama dia tinggal di rumah mamak,” cetusnya.

Saat disinggung apakah korban mengalami kelainan seks, Sandi dengan tegas membantah. “Tidak, tidak itu,” hardiknya.

Tentang label ’kak terhadap nama korban di sanggar tarinya, Sandi terdiam sebelum akhirnya mengatakan bisa jadi. “Bisa jadi,” ucapnya.

Foto: Gibson/PM
Ruko tempat sanggar tari milik korban HendraTumanggor, di Komplek Golden Vista, No. 7 Jalan Jamin Ginting Medan, dipadati warga yang terkejut dengan pembunuhan itu.

Petugas kepolisian yang berada di RS Adam Malik menduga korban tidaklah lelaki normal. Pasalnya, sebelum tewas, korban sempat nongkrong di salahsatu warung nasi uduk dekat sanggarnya, dengan seorang lelaki.

Di samping itu, korban kerap menunjukkan prilaku kemayu layaknya seorang perempuan. Karena itu, petugas pun menduga kalau pembunuhan tersebut bermotifkan skandal asmara. “Kalau dugaan kita dia ini memiliki kelainan. Makanya kita duga ini ada skandal asmara,” ucapnya.

Mendengar ucapan petugas tersebut, pihak keluarga terdiam. Usai otopsi, jenazah disemayamkan ke rumah duka di Jalan Karya Medan.

Sebelum keluarga pergi, Sandi menyebutkan, barang-barang milik abangnya juga dibawa pelaku. Buktinya, sepeda motor jenis Yamaha Mio Soul GT warna merah maron, Ipad, dan handphone Nokia milik korban pun tidak diketahui keberadaannya.

Banyaknya luka di tubuh Hendra Tumanggor menunjukkan pelaku membunuh dengan cara membabi buta. Wajah korban mengalami luka yang sangat parah. Pelipis mata kiri koyak hingga tampak bolong, ada luka tusukan besi di pipi kanan korban yang menyebabkan pipi kanannya bolong. Diduga akibat pukulan benda tumpul berbentuk gagang baseballTulang hidungnya pun tampak remuk. Kemudian, dadanya terlihat luka tikaman, kepala belakang mengalami 2 luka bacokan.

Kuat dugaan, sebelum meregang nyawa tersebut korban sempat dicekik pelaku. Pasalnya, di leher sebelah kiri korban terlihat tampak biru seperti cap jari jempol.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono mengaku, pelaku pembunuhan diduga lebih dari satu orang. “Lebih dari satu orang ini pelakunya. Inipun masih kita selidiki. Sabar ya,” ucapnya singkat.(ind/trg)

Exit mobile version