Site icon SumutPos

Halimah yang Wajahnya Dibakar Itu Tiap Malam Menjerit: Kebakaran…!

Foto: Ilham/PM Halimah, wanita yang dibakar warga karena dituduh mencuri di Delitua, Rabu (2/9/2015)..
Foto: Ilham/PM
Halimah, wanita yang dibakar warga karena dituduh mencuri di Delitua, Rabu (2/9/2015)..

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingat dengan Halimah (40), yang wajahnya gosong dibakar warga atas tuduhan pelaku pencurian di Jalan Kesehatan Gang Nogio, Delitua, beberapa waktu lalu. Hingga Minggu (20/10), polisi belum berhasil meringkus pelaku pembakar ibu lima anak itu.

Terkini, warga Jalan Antariksa Gang Masjid, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia itu masih menjalani perawatan di RS Malahayati secara intensif. Ia menjerit kesakitan setiap bius yang disuntikkan kepadanya habis. “Aduh…aduh…,” ucapnya setiap hari. Bahkan dirinya trauma akan kejadian yang menimpanya dengan sering ia berteriak, “Kebakaran…kebakaran,” katanya tiap malam, ujar Wydia menirukan jeritan Halimah.

Pantauan di rumah sakit, terlihat sekujur tubuh Halimah melepuh, bahkan rambutnya sudah tidak ada. Keluarga mengungkapkan, bahwa ia telah menjalani 6 kali operasi pemulihan luka bakar di RS Malahayati. “Sudah 6 kali operasi bang, makanya agak lebih mendingan,” ujar Widya, kakak ipar Halimah.

Sementara itu, Halimah yang tadinya tertidur tampak terbangun dan memberikan senyumnya kepada keluarga yang menjaganya. Widya pun menanyakan keadaannya. “Masih sakit dek,” tanya Widya kepada Halimah.

Halimah yang mengenakan selimut berwarna biru menjawab, “Iya kak,” dengan suara parau.

Setelah berbincang mengenai keadaannya, tiba-tiba Widya menanyakan awal mula mengapa Halimah sampai di kawasan Delitua, “Kenapa bisa sampai sana Imah?” tanya Widya kembali.

Halimah pun menjawab dengan suara sembari menirukan gaya mengendarai kereta, dia ingin menjelaskan bahwa dirinya dibonceng ke kawasan Delitua.

Sesampainya di Delitua, halimah menirukan tangannya ke atas menuju kepala berulang-ulang. “Hujan,” timpal Widya.

Halimah mengangguk, lalu ia menggambarkan sebuah rumah dengan tangannya kemudian suaranya yang masih samar berkata, “Perempuan, gendut, pendek,” ucapnya. “Terus,” kata Widya, tangan Halimah menunjukkan kelima jarinya dan memperagakan pemukulan di wajah. “Lima orang yang mukuli,” tanya Widya. Ia pun kembali mengangguk, lalu tangannya disatukan mengisyaratkan bahwa dirinya diikat tangan dan lehernya, sambil menunjukkan lehernya juga.
Ketika ditanya Widya siapa yang membakar, Halimah menjawab, “Perempuan, gendut, pendek,” ungkapnya.

Lalu dia menunjuk hidungnya, “Tahi lalat di hidung,” tanya Widya, Halimah kembali mengangguk. Sungguh mencengangkan ungkapan yang diutarakan oleh Halimah. Ia masih mengingat jelas peristiwa memilukan itu.

Widya pun sempat ingin menjumpai kepala lingkungan setempat, perihal pembakaran adik iparnya itu. “Aku sempat ke rumah Kepling, tapi dia selalu gak ada di rumah,” terang Widya.

Untuk kasus pembakaran itu, lanjut Wydia, pihak keluarga pun mengupayakan kepastian hukum bagi Halimah. “Kami sudah lapor ke Polresta Medan, tapi sampai sekarang belum ada yang ditangkap,”ujar Widya, sembari menunjukkan bukti laporan yang dibuat keluarga, pelapornya tertulis nama Purnomo Sulistiyo (37) warga Jl Antariksa Gg Mesjid No 2, Kel Sari Rejo, Kec Medan Polonia, adalah suami Halimah. Secarik kertas pengaduan itu tertanggal 3 September 2015 dengan nomor : STTLP/K/IX/2015/SPKT RESTA MEDAN.

Kakak ipar Halimah menyebutkan, Halimah masih mengkonsumsi makanan bubur dan sering diberi bius untuk menghilangkan rasa sakit yang dideritanya sementara.

Widya (42) warga Jl Antariksa, Kel Sari Rejo, Kec Medan Polonia, merupakan kakak ipar dari Halimah. Dirinya beserta keluarga tetap menemani Halimah dari awal dirawat di RS Bayangkara hingga saat ini. Ia sempat mengingat sekilas tentang keberadaan Halimah, “Peristiwa ini pertama kali kami tahu dari koran tanggal 3 bulan ini, sedangkan adikku ini dibakar tanggal 2,” ucap wanita berjilbab hitam ini.

Pihak keluarga sepakat untuk menempuh langkah hukum terhadap adiknya. “Kami lapor ke Polres tanggal 3,” terangnya. Dikatakannya mengenai perawatan adiknya, bahwa saat pembakaran pada Rabu (2/9) lalu adiknya dirawat pada RS Anirma kawasan Delitua, kemudian dirawat kembali pada RS Bayangkara sehari setelahnya. Enam hari berlalu di RS milik Polri tersebut, Halimah pulang ke rumah tetapi karena luka yang cukup parah keluarga membawa kembali Halimah ke RS Malahayati pada Jumat (11/9) hingga sekarang. (ham/han)

Exit mobile version