Site icon SumutPos

Bertengkar, Bripka ST Simanjuntak Tembak Mati Istri Kedua

Bripka ST Simanjuntak, yang menembak istrinya.
Bripka ST Simanjuntak, yang menembak istrinya.

PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Anggota Polres Rokan Hulu (Rohul) Riau, Bripka ST Simanjuntak, menembak mati istrinya dengan senjata dinasnya. Peristiwa ini diduga dipicu pertengkaran dalam rumah tangga.

Kapolres Rohul, AKBP Pitoyo Agung Yuwono mengatakan, anggotanya yang usianya sudah kepala empat, menembak istrinya inisial Ris di rumah mereka kawasan Kepenuhan, Rohul. Usai membunuh istrinya, Simanjuntak langsung melarikan diri.

“Setelah membunuh, pelaku langsung kabur. Tim sudah kita bentuk memburunya,” kata Pitoyo. Dia menyebutkan, pembunuhan tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.

“Istrinya ditembak dengan senjata dinas. Ada lima kali tembakan. Satu tembakan di bagian kepala, empat lainnya di bagian dada. Korban tewas seketika,” kata Pitoyo. Usai membunuh istrinya, lanjut Pitoyo, Simanjuntak sempat menyerahkan senjatanya ke Polsek Kepenuhan. Saat menyerahkan senjata dinas, kondisi peluru terlihat full.

“Bripka hanya menitipkan senjata, katanya, dia mau istirahat. Ternyata setelah menyerahkan senjata pistol jenis revolver itu dia melarikan diri,” kata Pitoyo. Kini, jasad istrinya pukul 16.00 WIB dibawa dari Rohul menuju ke RS Bhayangkara Polda Riau. Korban akan diautopsi.

Penembakan ini diketahui salah seorang ibu penjual sayur yang sedang melintas di depan rumah pelaku. Rumah pelaku agak jauh dari permukiman warga dan berada di tengah kebun sawit. Hingga kini, status pelaku masih buron. Hasil penyelidikan sementara, kasus ini dipicu keributan dalam rumah tangga. “Belakangan terjadi keributan di antara mereka (suami-istri). Entah bagaimana istrinya seperti cemburu,” kata Pitoyo.

Sebelum terjadi penembakan, lanjut Pitoyo, sepekan yang lalu, cekcok rumah tangga mereka sempat diupayakan damai.”Sebelum peristiwa ini terjadi, sebenarnya seminggu yang lalu mereka sudah didamaikan. Namun hari ini terjadi cekcok lagi,” kata Pitoyo.

Hingga saat ini, keberadaannya tidak diketahui. Polres telah membentuk tim khusus untuk mencarinya. Informasi dari Polsek Kepenuhan, Simanjuntak menikah dua kali. Korban ada istri keduanya. Pasangan ini belum atau tak dikarunia anak. “Istri pertama pelaku sudah dicerai,” kata Kapolsek Kepenuhan AKP Fatman.

Menurut Fatman, istri pertama pelaku merupakan warga Kalimantan. Perkawinan dengan istri keduanya juga di Kalimantan. “Kami tidak tahu, apakah dengan istri yang pertama punya anak atau tidak. Kami juga tidak tahu, dimana keberadaan istri pertamanya. Namun selama ini Simanjuntak mengaku sudah lama cerai dengan istri pertamanya saat bertugas di Kalimantan. Kami tak tahu di Kalimantan mana persisnya,” paparnya.

Pelaku bertugas di Polsek Kepenuhan selama kurang lebih 2 tahun. Sebelumnya, dia bertugas di beberapa polsek di Rohul. “Kami tidak tahu dimana istri pertamanya. Namun selama ini, Simanjuntak mengaku sudah lama cerai dengan istri pertamanya saat bertugas di Kalimantan. Kami tak tahu di Kalimantan mana persisnya,” papar Fatman.

BARU 2 PEKAN PEGANG SENPI
Bripka ST Simanjuntak yang menembak mati istri awalnya tak memegang senjata api (Senpi) karena bertugas sebagai Babinkamtibmas (Bintara Pembinanaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat). Namun setelah ditugaskan untuk pengamanan bank, ia diberi senpi.

“Bripka ST Simanjuntak baru sekitar dua minggu ini saja pegang senjata,” kata Kapolsek Kepenuhan, AKP Fatman. Simanjuntak berdinas di Polsek Kepenuhan sekitar dua tahun. Selama itu, dia bertugas sebagai anggota Babinkamtibmas. Nah, dua pekan terakhir ini, dia bertugas mengamankan bank. “Karena bertugas pengamanan di bank, sehingga pelaku diberikan izin memegang senjata api,” jelas Fatman.

“Senjata diambil pagi sebelum melakukan pengamanan. Sore hari senjata itu dikembalikan lagi ke Mapolsek,” tambah Fatman. Selain sering cek cok, ternyata Simanjuntak dikenal suka mabuk-mabukan. “Ya mungkin minum tuak itu sudah tradisi di kampungnya sana. Itulah informasi yang kita dapat. Padahal kita selama ini juga sudah memberantas warung-warung tuak. Tapi mungkin dia (ST) minum tuaknya di dekat rumahnya sana,” kata Fatman.

Kendati Simanjutak suka minum tuak, kata Fatman, untuk urusan kerja dia tetap masuk seperti biasa. “Jarang sekali telat masuk apel. Kalaupun telat, ya mungkin sebulan 1 sampai dua kali. Saya kira itu masih batas yang wajar,” tandas Fatman. (bbs/deo)

Exit mobile version