BINJAI, SUMUTPOS.CO – Isak tangis keluarga pecah ketika mengetahui temuan jasad pasangan suami istri yang diduga menjadi korban begal adalah bagian dari mereka. Kondisi tersebut menjadi perhatian polisi dan warga sekitar yang kemudian berusaha menenangkan Isak tangis dari keluarga.
“Kami tidak menyangka kalau korban adalah keluarga kami. Selama hidup, tidak ada masalah. Tidak pernah mencampuri urusan orang,” kata salah seorang keluarga yang datang dengan iringan isak tangis di lokasi kejadian, Perkebunan Tebu, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur, Senin (22/2).
Lokasi temuan mayat memang menjadi alternatif warga Mencirim Pondok, Kutalimbaru, Deliserdang menuju Kota Binjai. Meski jalan yang dilalui tidak mulus atau belum aspal hotmix, warga tetap saja melintasinya.
“Korban baru pulang belanja dari pajak (di Binjai). Korban ada buka kedai sampah yang menjual sayur-sayur, bumbu masak dan lainnya di rumah,” sambung pihak keluarga.
Informasi dirangkum, pasutri tersebut diduga sebagai korban begal. Belum diketahui pasti, apakah korban dibegal di TKP.
Atau, jasad korban dibuang di TKP yang lokasinya tak jauh dari Diskotek Sky Garden. Kapolres Binjai, AKBP Romadhoni didampingi Kasat Reskrim, AKP Yayang Rizki Pratama beserta anggota dan Labfor Polda Sumut terjun ke lapangan untuk melakukan olah TKP.
Namun, orang nomor satu di Polres Binjai tersebut belum bersedia diwawancarai. Pasutri dimaksud Sugianto dan Astuti yang ditaksir berusia 50 tahun warga Kampung Banten, Mencirim Pondok, Kutalimbaru, Deliserdang.
“Pak Kapolres sudah meminta kepada Kasat Reskrim dan jajaran untuk bertindak cepat mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut,” kata Kasubbag Humas Polres Binjai, AKP Siswanto Ginting saat dimintai keterangannya.
Kepada warga, ujar dia, polisi memohon apabila mengetahui informasi atas kejadian ini, agar dapat mengabarkannya ke Polres Binjai. “Pak Kapolres juga berjanji akan berusaha mengusut dan menangkap pelaku pembunuhan tersebut,” sambung mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.
Sementara, kondisi korban dipenuhi luka tusukan benda tajam pada bagian wajah dan kepala. Polisi juga sudah mengambil keterangan Alika (19) selaku anak korban, Yamin (48) selaku adik ipar korban dan Putra (32) selaku menantu korban.
“Bapak dan ibu setiap pergi belanja ke Pasar Tavip Binjai sekitar jam 4 pagi. Namun hingga jam 6 pagi, bapak dan ibu belum pulang juga. Lalu saya bertanya-tanya, heran saya kenapa kedua orang tua saya belum pulang,” kata Alika.
Oleh si anak, mengajak Yamin selaku paman untuk mencari dan menyisir sepanjang jalan yang biasa dilalui korban dari rumah. Bahkan, Alika juga bertanya kepada salah satu pedagang di Pasar Tavip guna memastikan apakah korban ada datang untuk belanja.
“Pedagang di pajak ada bilang kalau orang tua saya datang dan membeli,” ujar dia.
Rasa penasaran si anak makin menjadi. “Lalu saya kasih tahu paman (Yamin). Kemudian paman menyisir sepanjang Jalan Gajah Mada dan setibanya di lokasi temuan mayat, paman saya melihat orang tua saya sudah tak bertanya di dalam parit dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi,” tukasnya.
Kini, jasad pasutri tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi. Pasutri tersebut diduga sebagai korban karena sepedamotor jenis metik yang dibawa, belum diketahui di mana keberadaannya.
Kondisi jasad perempuan mengalami luka tusuk di leher dan memar di kepala. Sementara jasad pria, kepalanya pecah diduga akibat dihantam benda tumpul. (ted)