Site icon SumutPos

11 Kg Sabu plus 4 Ribu Ekstasi plus 3 Rumah Mewah Disita

Foto: Parlindungan/Sumut Pos Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI, Brigjen Pol Drs. Arman Depari, memaparkan penangkapan sabu dan ekstasi, dari Jalan SM Raja Medan, Senin (21/3).
Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI, Brigjen Pol Drs. Arman Depari, memaparkan penangkapan sabu dan ekstasi, dari Jalan SM Raja Medan, Senin (21/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali mengungkap peredaran narkoba berskala besar di Medan, Sabtu (19/3) lalu. Selain menciduk 5 tersangka, petugas juga menyita barang bukti 11 kilo sabu dan 4 ribu butir ekstasi, 5 mobil mewah, sertifikat 3 rumah mewah di Medan, dan pabrik penggilingan padi milik sang bandar di Aceh.

DI, AG, AD, RD dan AM adalah inisial nama kelima tersangka yang berperan sebagai bandar, kurir, pemesan dan pengedali narkoba di Medan itu. Saat ini, para tersangka masih ditahan di kantor BNN Provinsi Sumatera Utara Jalan Williem Iskandar Medan, untuk dilakukan pengembangan. Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI, Brigjen Pol Drs. Arman Depari dalam paparannya, Senin (21/3) mengatakan, penangkapan tersebut bermula dari informasi yang mereka terima dari masyarakat.

Setelah memastikan kebenaran informasi itu, Arman dan timnya langsung turun untuk melakukan penindakan. Begitu sampai di Medan, pihaknya langsung ke lokasi penangkapan di Jalan Sisingamangaraja Medan Amplas, tepatnya di depan Indogrosir. Dari sana petugas menangkap 2 tersangka masing-masing AD dan AG dengan barang bukti 11 kilo sabu-sabu.

“Yang pertama sekali ditangkap di Indogrosir pada Sabtu kemarin adalah AG dan AD warga asal Aceh. AG sebelum diringkus saat itu menerima 11 kilo sabu yang dikemas di dalam kardus air mineral yang dibawa AD dari Aceh. Menurut keterangan AG, dia diperintahkan oleh RD yang juga sudah diringkus di Aceh, untuk menjemput narkoba itu,”paparnya. Masih kata Arman, hari itu juga pihaknya melakukan pengembangan, karena AG juga mengaku telah menyerahkan 4000 butir pil ekstasi asal Aceh kepada AM.

“Kita bergerak ke satu hotel di kota Medan, dan langsung menggeledah kamar AM. Saat itu AM berusaha berontak, namun petugas berhasil mengamankannya. Saat penggeledahan kita mengamankan 4000 butir pil ekstasi. Tidak sampai di situ saja, pengembangan terus dilakukan dan kembali meringkus DI di Jalan Gatot Subroto Medan. DI merupakan bos besarnya, karena ia yang bisa memesan barang dari Malaysia menuju Aceh dan Medan,” ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya kemudian mengembangkan kasus tersebut dengan melakukan penggeledahan di rumah salah satu tersangka yang memiliki ataupun menyewa rumah di Kota Medan. Pihaknya berhasil mengamankan 5 unit mobil mewah, sertifikat, 3 rumah mewah beserta isinya dan pabrik penggilingan padi serta peternakan.

“Selain itu, kita mengamankan 3 buah sertifikat rumah mewah yang berada di Medan, lengkap beserta barang mewah, termasuk 5 mobil mewah. Peternakan dan kilang padi, milik para tersangka ini ada kita temukan juga di Aceh, ” lanjutnya. Oleh karena itu, dikatakan Arman kalau pihaknya juga akan menerapkan Tindak Pidana Pencucian Uang dalam kasus ini.

Terlebih disebut Arman jika para tersangka sudah melakoni bisnis haram itu sejak tahun 2012 yang setiap bulannya para tersangka dapat mengedarkan 15 sampai 20 kilo sabu-sabu di Medan.

Informasi diterima, para tersangka itu merupakan sindikat jaringan narkoba Malaysia-Aceh-Sumut. Dikabarkan jika barang haram tersebut didatangkan dari Malaysia ke Aceh menggunakan jalur laut, dan memanfaatkan pelabuhan kecil. Dari Aceh barang haram itu dikirim ke Sumut melalui jalur darat dengan mobil pribadi.

Penangkapan sindikat pengedar narkoba jaringan internasional yang dilakukan BNN diwarnai lima letusan senjata api. Petugas terpaksa melepaskan tembakan karena pelaku berusaha kabur ke arah Jalan SM Raja Medan. Letusan itu yang menggemparkan dan membuat puluhan pengunjung dan security Indogrosir panik dan berhamburan.

“Para pengunjung sempat tertunduk dan beberapa orang di sekitar lokasi menepi. Suasana dapat kembali netral setelah pengunjung mengetahui BNN berada di lokasi. Awalnya  kami kira ada perampokan,” tutur Eko,salah seorang saksi mata di lokasi. (cr8/gib/deo)

Exit mobile version